HIDUP DI USIA 40
“Berubahlah ketika kamu masih punya waktu, karena mungkin akan tiba saat dimana kamu ingin berubah, waktu tak lagi kau punya.”
Saat aku berumur 35 tahun, ayahku sangat kuatir dengan kehidupanku, apalagi saat itu aku sudah mempunyai 2 orang anak yang baru berumur 9 dan 5 tahun, sementara kehidupanku secara ekonomi belum stabil.
Beliau mengingatkanku, “Hidup dimulai pada usia 40, kamu punya waktu 5 tahun untuk mengubah hidup, diatas usia 40 tahun akan sulit untuk bisa mengubah hidup.”
Kata-kata itu aku tanamkan dalam hati, dan aku harus mempersiapkan diri untuk memulai hidup, artinya mulai bersungguh-sungguh menata hidup, melakukan perencanaan.
Padahal seharusnya itu sudah dilakukan saat merencanakan pernikahan, tapi aku pikir tidak ada salahnya aku baru memulainya di saat menjelang usia 40 tahun. Lebih baik terlambat daripada tidak melakukan apa-apa.
Alhamdulillah menjelang usia 40 aku sudah memiliki pekerjaan tetap, dengan profesi yang jelas di sebuah production house periklanan.
Di saat itulah aku mulai merencanakan untuk memiliki rumah sendiri, agar keluarga kecilku bisa tenang. Namun manusia hanya bisa berencana, selebihnya Tuhanlah yang punya rencana.
Menjelang Akad kontrak rumah, krisis 1998 terjadi, maka urunglah melanjutkan akad kontrak, karena perusahaan tempatku bekerja collapse. Alhamdulillahnya disaat krisis itu aku tetap bisa memperoleh pekerjaan.
Disinilah aku sangat sadar tentang hebatnya campur tangan Tuhan, di tengah semua rencana yang sudah aku persiapkan. Semua perjalanan menjelang usia 40 tahun itu memang tidak mulus, tapi jalannya sudah terlihat jelas.
Tahun 1999 perjalanan hijrah itu semakin terasa, baik secara fisik maupun secara spiritual, meskipun berbagai godaan pun terus merintangi. Sejak itu perubahan kehidupan ekonomi mulai terasa nyata, karir dan profesi pun semakin mantap.
Aku benar-benar memulai hidup diusia 40, berhijrah pada usia yang memang belum terlambat untuk dimulai. Benarlah kalau Tuhan tidak mengubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu sendiri tidak mengubahnya.
Sejak usia 40 tahun, kehidupan mulai tertata dengan baik, perencanaan pendidikan anak-anak pun bisa dipenuhi, karena kehidupan ekonomi mulai stabil. Padahal profesiku saat itu hanya freelance art director, tapi karena ditekuni secara benar, akhirnya profesi itu sangat menjanjikan.
Sejak itu aku baru stop bekerja di tahun 2014, disaat anak-anakku sudah mandiri semua. Alhamdulillah apa yang direncanakan berjalan sesuai dengan keinginan.
Ajinatha