19. Memperbaiki Diri Sendiri

Memperbaiki diri sendiri berarti mengambil langkah untuk mencoba hal baru dan membuka pikiran Anda kepada kemungkinan baru. Terutamanya, memperbaiki diri dengan mengubah sikap dan perilaku.

Memperbaiki diri bisa berarti mengikuti kelas yoga, menjadi relawan, menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempelajari sesuatu dari orang lebih tua yang Anda sayangi, belajar untuk melihat situasi dari berbagai perspektif, membaca berita, dan berusaha untuk mempelajari hal-hal baru.

Yang paling mendasar untuk diperbaiki dalam setiap perubahan adalah pola pikir. Tidak ada jaminan dengan berpendidikan tinggi akan mengubah kehidupan lebih baik.

Berpendidikan tinggi kalau pola pikirnya tidak baik, tetap saja tidak mengubah banyak hal.

Ukuran hidup bukanlah hanya pencapaian materi, eksistensi seseorang itu bisa diakui jika keberadaannya bisa dirasakan oleh orang disekitarnya. Itu berdasarkan teori eksistensialisme Immanuel Kant, seorang filsuf dan eksistensialis.

Satu hal yang harus diyakini, bahwa dalam diri setiap manusia itu ada ‘kemampuan yang tak terbatas’. Kalau Anda meyakini bahwa Anda pun memiliki kemampuan yang tak terbatas, maka sangat mudah untuk memperbaiki diri.

Untuk memperbaiki diri sendiri, kita harus percaya pada potensi yang tak terbatas yang ada di dalam diri kita sendiri. Meskipun kita tidak hanya bisa tergantung ada rasa percaya diri dan usaha yang sudah dilakukan, karena kita pun perlu percaya campur tangan Tuha.

Untuk memperbaiki diri sendiri ada 5 Cara yang harus dilakukan, seperti yang tertera di bawah ini:

• Lebih mencintai diri sendiri
Cara pertama yang bisa kamu lakukan yaitu saat ini mulailah untuk lebih mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri bukan berarti kita bersikap egois dan selalu mementingkan diri sendiri.

Namun, sebaliknya kita bisa lebih mencintai diri dengan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Sehingga kita bisa menerima apa adanya diri kita. Kalau kamu tidak mencintai dirimu sendiri lantas bagaimana orang lain akan mencintaimu?

Seperti yang dikutip dari buku “The Power of Language “, Lao Zi mengatakan bahwa dunia hanya bisa dipercayakan kepada seseorang yang tahu cara mencintai dirinya sendiri. Seseorang yang tidak bisa mencintai dirinya sendiri, maka tidak akan bisa mencintai orang lain.

Lebih jauh, Lao Zi juga mengatakan, seseorang tidak mengetahui nilai dari dirinya sendiri, tidak akan bisa mengetahui nilai dari orang lain. Itulah sebabnya, kita harus belajar bahasa, mulai dengan belajar memahami dan mencintai diri kita sendiri.

• Bangun kepribadian diri
Selama Anda masih menjadi ‘copycat’ atau peniru dan pengikut orang lain, dan hanya menjadi pengekor, maka Anda tidak akan pernah menjadi seorang inspirator. Artinya, Anda tidak memiliki kepribadian.

Motivasi diri Anda untuk menjadi diri sendiri, tingkatkan kepercayaan pada diri sendiri, bahwa Anda memiliki potensi takterbatas yang bisa dikembangkan. Dengan tujuan untuk menciptakan kepribadian sendiri.

Mengagumi seseorang boleh saja, tapi jangan sampai hanya menjadi pengekornya. Anda bisa menjadi lebih baik dari orang yang Anda kagum, asal sadar dan percaya kepada diri sendiri. Anda mencintai diri sendiri melebihi apapun.

Orang yang tidak memiliki kepribadian, jiwanya akan kosong melompong. Dia tidak akan menarik perhatian di tengah keramaian, dia hanya akan menjadi penonton bagi orang lain. Bahkan kehadirannya tidak akan memberikan pengaruh apa-apa.

• Selalu berpikir dan bertindak positif
Dari satu ‘kata’ bisa mengubah suatu keadaan, hanya karena pikiran dan tindakan yang positif. Kekuatan pikiran positif yang mengubah kata ‘tidak bisa’ menjadi ‘bisa’ karena dilanjutkan dengan tindakan.

Ketika dihadapkan pada sebuah tantangan, seseorang yang selalu berpikir negatif cenderung untuk mengatakan ‘tidak bisa’, padahal belum mencobanya. Tapi, bagi yang selalu berpikir positif dia akan mengatakan, ‘aku akan mencobanya’. Saat dia bisa melakukannya, maka dia sudah mengubah kata ‘tidak bisa’ menjadi ‘bisa’.

Begitulah cara orang yang selalu berpikir dan bertindak positif. Dia bisa menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin. Semua itu dikarenakan kekuatan pikiran dan tindakan positif. Yang membedakan seseorang dengan yang lainnnya adalah cara berpikirnya.

Selalu berpikir positif akan membuat Anda mudah menghadapi berbagai masalah. Sebaliknya, jika Anda terus memelihara pikiran negatif, maka Anda akan cenderung selalu dirundung masalah dan tidak tahu cara mengatasinya.

• Mulailah mengendalikan amarah dan iri hati
Perasaan amarah, iri hati, atau dengki adalah perasaan yang sangat negatif. Jangan biarkan perasaan tersebut Anda biarkan bersarang di hati lebih lama.

Memang, perasaan tersebut kadang muncul saat kita melihat orang lain lebih sukses, lebih kaya, lebih berhasil dari kita. Namun disadari atau tidak ketika perasaan itu muncul akan membuat diri kita terjebak dalam lubang keburukan.

Maka dari itu cobalah untuk menerima keadaan orang lain tersebut ambillah pengalaman darinya dan mulailah untuk belajar memperbaiki diri.

Yang harus disadari, bahwa kedua hal itu tidak memberikan dampak yang baik di saat Anda ingin memperbaiki diri. Itulah perlunya mengendalikan amarah dan rasa iri. Untuk apa terus dipelihara kalau tidak memberikan manfaat bagi diri sendiri.

• Menjadi pribadi yang lebih pemaaf
Cara terakhir yaitu jadilah pribadi yang lebih pemaaf. Tidak hanya menjadi seorang pemaaf untuk kesalahan orang lain, namun menjadi pribadi yang bisa memaafkan kesalahan diri sendiri.

Terkadang kita dengan mudahnya memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita namun justru sulit memberi maaf pada diri sendiri, akibatnya akan terus diliputi penyesalan dan dihantui oleh kesalahan. Maka dari itu maafkanlah diri sendiri sebelum memaafkan orang lain.

Memaafkan orang lain adalah salah satu cara untuk memperbaiki dan menghargai diri sendiri. Memaafkan itu akan sangat melegakan hati, melepaskan diri Anda dari perasaan bersalah. Meskipun sebetulnya orang lain yang bersalah pada diri Anda.

Sumber pustaka:
1. Buku The Power of Language, karangan Shin Do Hyun & Yoon Na Ru.
2. Buku Kekuatan Berpikir Positif, karangan Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Amy Newmark
3. Idntimes.com

Tinggalkan Balasan