Memoar Pramuka #11 : Menjadi Terbaik

Terbaru518 Dilihat

Tidak butuh waktu lama untuk saya memutuskan kembali bergabung dengan Pramuka. Terutama setelah berinteraksi dengan guru yang sekaligus juga Pembina Pramuka, Pak Miftah. Meskipun di Pramuka ada sebutan Kakak untuk seluruh anggota disegala jenjang, tapi untuk Pak Miftah rasanya saya segan untuk memanggil beliau dengan Kak. Dan beliau adalah salah satu yang menginspirasi agar saya menjadi anggota Pramuka terbaik pada saat itu.

Saya bertemu dengan banyak teman baru disini. Kakak-kakak kelas yang menginspirasi agar saya jauh lebih baik dan tentu saja menjadi yang terbaik.  Teman-teman seangkatan yang dimana kita sudah mulai belajar berorganisasi yang lebih matang, dan dewasa.

Menjadi yang Terbaik

Beberapa bulan terlewat akhirnya saya berhasil meraih tingkat terap. Dengan segala perjuangan, ujian dan latihan yang jauh berbeda ketika di SD dulu. Banyak penguji justru datang dari luar, akhirnya mulailah saya berkenalan dengan kepengurusan Ranting, Mulai dari pengurus senior Kwartir Ranting sampai pengurus muda di Dewan Kerja Ranting. dan bertemu mereka adalah pengalaman unik yang mampu membuka wawasan saya.

Menjadi terap di kelas 1 SMP menjadi sebuah capaian dengan rasa yang berbeda, sebab ada istilah baru yang di perkenalkan oleh Pak Miftah kepada saya, yaitu Pendewasaan. Saya mulai dilatih berbeda dibanding dengan rekan-rekan yang lain, mulai dari mengisi materi menggantikan Pak Miftah sampai terlibat acara-acara kepanitian diluar sekolah, yang tentu saja lagi-lagi merasakan nasib menjadi anak bawang.

Tak terasa kepengurusan Pramuka kelas 3, yang dipimpin oleh Pratama Kak Asep “Kopral” Hendi sudah tiba di ujung masa baktinya. Maka kami sudah mulai dipersiapkan untuk menjadi dan menyusun kepengurusan baru di Pramuka. Dan lagi-lagi saya dikeluarkan dari bursa calon pratama, padahal saya satu-satunya yang berada di tingkat terap pada saat itu.

“Sudah.. Hadad mah bantu bapak aja sebagai Pembantu Pembina..” Ucap Pak Miftah menjelang Pemilihan Pratama di ruang yang terpisah, saya yang waktu itu tidak begitu paham maksudnya kemudian sekali lagi memastikan,

“Pembantu Pembina itu, pengganti Pembina ketika berhalangan hadir.. jadi posisinya di atas Pratama..” Kembali Pak Miftah menegaskan, seakan-akan menyadari kebingungan saya. Tapi ya sudahlah, toh Pramuka dilatih untuk menyatakan siap dalam kondisi apapun dan untuk tugas apapun.

Kak Jamal terpilih menggantikan Kak Asep “Kopral” Hendi di posisi Pratama. Kak Jamal ini adalah sosok kakak kelas yang paling dekat dengan saya, sering bertukar pikiran, berbagi inspirasi dan pengalaman, dan bahkan sampai masing-masing dari kami sudah berkeluarga, kami menyempatkan untuk sekedar bertegur sapa. Persaudaraan yang bermakna.

Menjelang akhir semester genap di kelas 1 MTs, pangkalan kami mendapat undangan untuk mengikuti sebuah event ditingkat provinsi, Jambore Daerah. <<Bersambung>>

<<Selengkapnya>>

Abdullah Alhadad, S.T

Guru Informatika SMP IT Baitul Ilmi

Tinggalkan Balasan

1 komentar