ANDROID

Cerpen, Fiksiana, Terbaru21 Dilihat

Hu.M4n.Z113.
Aku memanggilnya Zile. Android terbaru dengan sistem dan fungsi terkini. Gerakan halus tidak patah-patah. Neuron berupa kabel nano terpasang seratus tiga puluh enam kali lebih banyak dari pendahulunya, Hu.M4n.Y112.

Aku mengagumi karya kolaborasi bersama Jalu ini. Sungguh serasi. Dia memang pasangan hati. Cinta sejati. Dalam komponen kepala Zile, dia memasukkan chip khusus. Hingga android itu mampu mengenali sekaligus melindungiku. Zile masih prototipe. Masih butuh penelitian dan penyempurnaan.

Aku berbalik. Tatapan mata Yir (sebutanku untuk Hu.M4n.Y112) di belakang, terasa mengganggu. Yir dalam kondisi statis. Dia belum kuisi energi. Tapi matanya menyiratkan kesedihan, seakan android berkulit seperti orang Asia Timur itu tahu sebentar lagi dia hanya besi rongsokan tak berwujud.

Aku menghampiri. Menjejalkan kabel pengisi tenaga super cepat dan memijat tombol on. Tubuh Yir bersinar lembut setelah sepuluh menit, tanda ia hidup. Aku tersenyum.

Yir mencekikku.

“Yirr…. Yir… men… men… cin… tai… Arunika. Cin… cinta Arunika. Ta… pi… Arunika ja… hat. Arunika sa… yang… Dddok…doktorr… Ja… lu… ddann… Zzz1… Zz113. Arunika sstat….”

Aku menendang Yir. Android itu belum sepenuhnya terisi energi, jadi mudah dilumpuhkan. Tapi, aku salah. Entah kenapa Yir tak dapat dikalahkan. Tangannya makin kuat mencengkram.

Diambang kematianku….
Pikiranku masih penuh. Apakah kesalahan algoritma yang kutanam dalam sistem membuat Yir punya perasaan? Apakah cintanya, rasa cemburu dan kecewanya padaku memberikan kekuatan lain?

Tolongg. Aku statis. Yir mencekik sekaligus menekan tombol off di belakang leherku.

MkS, 120921

– Aminy Harros –

Tinggalkan Balasan