KMAC 20. Mindset Guru di Era Merdeka Belajar

Pendidikan, YPTD84 Dilihat

KMAC 20. Mindset Guru di Era Merdeka Belajar
Penulis : Theresia Martini, S.Ag., M.M

Dalam kebingungan mencari tema selanjutnya, terkait dengan tulisan terdahulu tentang “Guru Biasa Vs Guru Luar Biasa” penulis mencoba mencari inspirasi dengan melakukan pencarian informasi di internet dan menemukan tulisan yang cukup menarik serta dirasa masih memiliki kelanjutan dari tulisan sebelumnya.

Adapun temanya yang penulis maksudkan berjudul “Program Merdeka Belajar Diklaim Berhasil Ubah Mindset Guru.”
Baca; Program Merdeka Belajar 

Tulisan Ilham Pratama Putra yang terbit pada 04 Mei 2021 mengungkapkan tentang perjalanan Kurikulum Merdeka yang diusung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud) yang telah berjalan selama dua tahun, diakui (diklaim) berhasil merubah pola pikir (mindset) guru.

Pernyataan itu diungkapkan oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud-Ristek, Iwan Syahril yang mengatakan, “Ada perubahan mindset guru-guru kita, ada visi ada tujuan. Di saat mindset oke, nanti teknik mengajar apapun akan oke.” kata Iwan dalam Program Indonesia Town Hall, Metro Tv, Senin 3 Mei 2021.

Sebagai seorang pembaca, penulis tidak serta merta mengambil kesimpulan bahwa pendapat tersebut merupakan suatu doktrin atau sebagai suatu kebenaran mutlak yang harus diakui.

Meskipun sempat mengeryitkan dahi saat membaca berita terkait pendapat Pak Iwan Syahril serta bertanya dalam hati, “Benarkah demikian? Sudah adakah data yang mendukung secara jujur?”

Semua membutuhkan data pendukung yang menguatkan pernyataan tersebut merupakan suatu kebenaran, demikian yang ada dalam benak penulis. Takmau berada dalam situasi penasaran penulis melanjutkan membaca berita tersebut.

Ternyata penulis menemukan pernyataan yang kontradiktif dari penyataan sebelumnya. Hal ini dungkapkan oleh seorang pengamat pendidikan Baapak Indra Charismiadji.

Pak Indra mengatakan bahwa program Merdeka Belajar masih membingungkan, khususnya bagi para guru, “Kita itu masih bingung Merdeka Belajar itu apa. Apakah itu kebijakan, program, inovasi atau merek dagang? Ini jangan sampai menjadi pepesan kosong yang hanya berupa jargon,” tutur Indra.

Sebagai seorang guru yang terus berupaya untuk menyesuaikan diri, penulis tentu saja tidak pasrah bongkok’an (Jawa; berarti menyerah) begitu saja dan mencoba mencari tahu tentang perkembangan Kurikulum Merdeka hingga saat ini.

Penulis melakukan penelusurannya dan mencari informasi lebih lanjut terkait dengan kedua pendapat tersebut di atas.

Singkat cerita perjuangan penulis mencari informasi mengenai perkembangan Kurikulum Merdeka dan tantangan yang dihadapi, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa;  Mindset guru di era Merdeka Belajar adalah mindset yang adaptif dan inovatif.

Dalam konteks pendidikan, Merdeka Belajar merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Program ini mencakup berbagai inovasi dalam metode pengajaran, kurikulum, dan penilaian, serta memperkuat peran dan kapasitas guru sebagai fasilitator pembelajaran.

Guru dengan mindset Merdeka Belajar memandang pendidikan sebagai sebuah proses yang berkelanjutan, dan mereka berupaya untuk terus memperbaiki diri dan memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran.

Selain itu, guru dengan mindset Merdeka Belajar cenderung memiliki sifat kolaboratif dan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama guru dan pihak-pihak terkait lainnya.

Beberapa karakteristik dari guru dengan mindset Merdeka Belajar antara lain:

  1. Fleksibel dan adaptif terhadap perubahan
  2. Inovatif dan kreatif dalam metode pengajaran
  3. Berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa
  4. Berorientasi pada hasil dan pembelajaran yang holistik
  5. Mampu mengembangkan diri dan menghadapi tantangan baru dalam lingkungan pembelajaran

Dalam era Merdeka Belajar, guru menjadi kunci penting dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki mindset Merdeka Belajar dan terus mengembangkan diri agar dapat memenuhi harapan dan tuntutan pembelajaran yang dinamis dan berkelanjutan.

 

Terlebih di era society 5.0 yang begitu banyak menuntut pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), mau tidak mau atau suka atau tidak suka, dunia pendidikan yang kita geluti dikatakan sebagai pintu gerbang utama untuk mempersiapkan SDM unggul, yang tidak lain dimaksudkan adalah anak didik yang saat ini selalu bersama kita.

Akankah kita menolak dan berkata, “ Oh, Tidaaak!!! sambil menangis dan menyesali diri telah memilih keputusan yang salah untuk menjadi seorang guru?”

Akhirnya penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagai seorang guru, penulis dan seluruh rekan guru tidak boleh berhenti untuk belajar.

Dengan belajar kita akan semakin mengetahui banyak hal, dan pastinya semakin banyak pula  hal yang tidak kita ketahui terkait dunia pendidikan di masa kini, semua demi kemuliaan bangsa kita tercinta.

“Mari kita terus belajar sepanjang hayat masih ada. Jangan katakan lelah dan menyerah!! Tetaplah Semangat, Bapak Ibu Guru!!!”

 

Pangkalpinang, 02 Maret 2023

 

 

Tinggalkan Balasan

4 komentar

  1. Sebenarnya nilai-nilai pendidikan dari zaman kuda gigit rumput hingga kuda gigit besi. Ya, itu-itu saja. Hanya ganti istilah saja….
    Yang terpenting guru terus belajar, belajar, dan belajar untuk memantaskan menjadi guru terbaik.