KMAC 19. Guru Biasa Vs Guru Luar Biasa

Pendidikan, YPTD0 Dilihat

KMAC 19. Guru Biasa Vs Guru Luar Biasa
Penulis : Theresia Martini, S.Ag., M.M

 

Tersebutlah seorang guru bernama Ibu Ibon yang mengajar di sebuah desa terpencil. Bu Ibon, demikian panggilan yang disematkan pada dirinya sebagai seorang guru yang biasa-biasa saja.

Bu Ibon tidak terlalu menonjol dalam prestasi sebagai guru, juga dalam mengajar tidak memiliki ide-ide kreatif dalam menyampaikan materi kepada peserta didiknya.

Bu Ibon juga tidak memiliki ide-ide cemerlang dan kreatif untuk melaksanakan proses pembelajaran berinovasi.

Hal ini tentu saja membuat peserta didiknya tidak terlalu tertarik dan juga tidak termotivasi untuk belajar dan mendalami pelajaran yang diajarkan oleh Bu Ibon.

Walaupun demikian, Bu Ibon tetap bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan perannya serta berusaha memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya.

Berbeda dengan seorang pak guru yang bernama Pak Ikun yang juga mengajar di sebuah sekolah terepencil di desanya.

Pak Ikun adalah seorang guru yang luar biasa, memiliki ide-ide kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi.

Ia mampu membuat pembelajaran menjadi menarik dan menginspirasi peserta didiknya untuk belajar dengan semangat.

Ia selalu mencari cara baru dalam mengajar dan berusaha mengembangkan keterampilan siswanya melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

Ia juga sangat perhatian terhadap kebutuhan dan potensi peserta didiknya, dan berusaha memberikan dukungan dan bimbingan yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan.

Ilustrasi yang penulis sampaikan di atas merupakan contoh dari budaya guru yang memiliki kepribadian biasa-biasa saja dan budaya guru yang memiliki kepribadian luar biasa.

Pak Ikun sebagai guru yang luar biasa memiliki kemampuan untuk melampaui tugas-tugas dasar dalam mengajar dan membuat perubahan positif dalam hidup peserta didiknya.

Pak Ikun tidak hanya fokus pada kurikulum yang ditetapkan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan peserta didiknya, berinovasi, dan memberikan inspirasi bagi mereka untuk belajar dan tumbuh.

Sementara guru yang biasa-biasa saja memang berusaha memberikan yang terbaik, tetapi tidak cukup untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran bagi peserta didiknya.

Guru biasa-biasa saja adalah guru yang hanya melaksanakan tugas-tugas dasar sebagai pengajar dan tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peserta didik.

Sedangkan guru luar biasa adalah guru yang memiliki kemampuan untuk melampaui tugas-tugas dasar sebagai pengajar dan mampu memberikan perubahan positif dalam hidup peserta didik.

Kedua ilustrasi yang penulis berikan dapat diambil kesimpulan sebagai ciri-ciri guru biasa-biasa saja dan guru luar biasa;

  1. Ciri-Ciri Guru Biasa-Biasa Saja:
  2. Melaksanakan tugas-tugas dasar sebagai pengajar tanpa melakukan inovasi atau perubahan signifikan dalam proses pembelajaran
  3. Tidak memiliki ide-ide kreatif dalam menyampaikan materi
  4. Tidak memberikan inspirasi bagi anak didik untuk belajar dan tumbuh
  5. Tidak memperhatikan kebutuhan anak didik secara individual
  6. Tidak menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung

 

  1. Ciri-Ciri Guru Luar Biasa:
  2. Memiliki ide-ide kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi
  3. Mampu membuat pembelajaran menjadi menarik dan menginspirasi siswa untuk belajar dengan semangat
  4. Memperhatikan kebutuhan anak didik secara individual dan memberikan dukungan dan bimbingan yang dibutuhkan
  5. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik
  6. Memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif dalam hidup peserta didik dan membuat perubahan positif dalam hidup mereka

Untuk menjadi guru luar biasa, ada beberapa upaya yang harus dilakukan, antara lain:

  1. Terus belajar dan mengembangkan diri dalam bidang pendidikan dan psikologi
  2. Mencari cara baru dalam mengajar dan menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran
  3. Memperhatikan kebutuhan peserta didik secara individual dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung
  4. Membangun hubungan yang baik dengan peserta didik dan orang tua mereka
  5. Menjadi contoh teladan bagi peserta didik dan memberikan pengaruh positif dalam hidup mereka.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penghalang bagi seorang guru untuk menjadi luar biasa, antara lain:

  1. Tidak Mampu Menghadapi Tantangan Guru masa kini harus mampu menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Tantangan tersebut dapat berupa perubahan kurikulum, perkembangan teknologi, serta perubahan kebutuhan dan karakteristik anak didik. Guru yang tidak mampu menghadapi tantangan tersebut, akan sulit berkembang dan menjadi luar biasa.
  2. Kurangnya Kemampuan Berkomunikasi dan Berinteraksi Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik, rekan kerja, dan orang tua peserta didik merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru. Jika seorang guru tidak memiliki kemampuan tersebut, maka akan sulit untuk memahami kebutuhan siswa dan berkolaborasi dengan rekan kerja dalam mengembangkan proses pembelajaran.
  3. Tidak Memiliki Kreativitas dan Inovasi Guru masa kini harus memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Guru yang tidak memiliki kreativitas dan inovasi, akan sulit membuat pembelajaran menjadi menarik dan inspiratif bagi peserta didik.
  4. Kurangnya Pemahaman tentang Kebutuhan Peserta Didik. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda-beda. Seorang guru yang tidak memahami kebutuhan peserta didik akan sulit untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut. Oleh karena itu, guru harus memahami kebutuhan dan karakteristik peserta didik dengan baik, agar dapat membuat pembelajaran yang efektif dan bermakna.
  5. Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik. Mengelola kelas adalah salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Guru yang tidak mampu mengelola kelas dengan baik, akan sulit menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan nyaman bagi peserta didik. Hal ini akan berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif.

Untuk mengatasi hal tersebut, seorang guru harus senantiasa mengembangkan diri dan memperbaiki keterampilan serta kemampuannya dalam menghadapi tantangan, berkomunikasi, berinovasi, memahami kebutuhan siswa, serta mengelola kelas dengan baik. Hal ini akan membantu guru dalam menjadi luar biasa dan menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi peserta didik.

“Guru yang manakah diriku?”

Semoga menjadi bahan refleksi bagi kita semua yang terpanggil menjadi GURU, yang di Gugu dan di Tiru

 

Pangkalpinang, 01 maret 2023

Tinggalkan Balasan

1 komentar