Merencanakan Kegagalan

Gagal Ulangan

Hari Sabtu kemarin, sedianya kami akan melaksanakan kegiatan Penilaian Harian (ulangan). Rencana ini saya sampaikan pada anak – anak sejak hari Kamis yang lalu.

Sehari sebelumnya, yaitu hari Jumat, sesaat sebelum saya meninggalkan kelas, saya pun berpesan agar mereka membaca kembali dan mempelajari materi pada Tema 6: Cita – Citaku.

Namun, dengan adanya berbagai kegiatan yang saya ikuti, maka saya tidak bisa menyusun soal ulangan di sekolah. Sekalipun saya selalu pulang siang dari sekolah.

Lalu saya putuskan untuk menyusun soal di rumah. Namun, sampai di rumah pun, saya tidak bisa langsung menyusun soal karena ada beberapa pekerjaan rumah tangga yang juga harus segera dikerjakan dan cukup menyita waktu.

Rencana Kedua

Saya terpaksa mengumumkan kepada anak – anak untuk tidak melaksanakan ulangan. Sebagai gantinya, ulangan akan dilaksanakan hari Senin besok, 8 Februari 2021.

Anak – anak pun mengiyakan. Lalu, sebagai ganti ulangan, saya pun meminta mereka untuk melakukan kegiatan uji keterampilan.

Pada pembelajaran Tema 6, ada beberapa kegiatan uji keterampilan, di antaranya deklamasi puisi pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan laporan perbedaan karakteristik pada muatan pelajaran PPKn.

Untuk uji keterampilan deklamasi puisi, anak – anak sudah mempersiapkannya mulai dari hari Senin. Mereka mencatat syair puisi dan belajar tentang teknik melakukan deklamasi. Termasuk di antaranya, bagaimana cara memberikan tanda jeda dalam puisi. Selain itu, ada juga teknik pemberikan tekanan pada baris puisi. Kedua teknik tersebut merupakan cara mudah yang dapat dilakukan oleh pembaca puisi agar lebih menghayati isi puisinya.

Sedangkan untuk uji keterampilan menyajikan laporan mengenai perbedaan karakteristik pada muatan pelajaran PPKn, saya mempersiapkannya hari Jumat malam. Saya menyiapkan dua buah kalender yang akan dipakai sebagai media pembelajaran.

Saya sengaja membawa kalender dari rumah sebagai antisipasi tidak ada kalender di sekolah. Selain itu saya juga tidak meminta anak – anak untuk membawa kalender karena saya masih merencanakan untuk ulangan. Namun, ternyata hari Jumat malam, saya berkesimpulan bahwa besok tidak jadi ulangan. Sehingga saya pun merencanakan bentuk kegiatan yang lain.

Saat saya merancang bentuk kegiatan lain sebagai pengganti ulangan, saya persiapkan semuanya dengan baik. Keesokan harinya, seperti yang sudah saya rencanakan, anak – anak pun hanyut dalam suasana penuh semangat dan antusias dalam kegiatan uji keterampilan. Dan kegiatan pun berjalan dengan sukses.

Cermin bagi guru

Seorang guru juga selalu dihadapkan pada proses penyusunan rencana. Tepatnya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Banyak guru yang merasa RPP hanyalah sebuah beban administrasi. Bukan tanpa alasan, sebelum adanya kebijakan penyerderhanaan RPP dalam format satu lembar, guru harus membuat RPP yang lengkap dengan berbagai komponen di dalamnya.

Kini, dengan adanya kebijakan penyederhanaan RPP, di mana RPP yang dibuat hanya mencakup 3 komponen saja, yaitu tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran dan penilaian, diharapkan agar guru dapat menyusun RPP dengan baik.

RPP yang baik dapat dilihat dari keterlaksanaan langkah – langkah pembelajaran. Setiap guru pasti menginginkan agar pembelajarannya dapat berjalan lancar sesuai dengan langkah – langkah yang sudah dituangkan dalam RPP. Namun, ada kalanya, pembelajaran menjadi kurang lancar karena berbagai faktor, di antaranya cuaca yang tidak mendukung, listrik mati, tidak ada jaringan, rapat yang mendadak, dll.

Di sini, guru harus mempunyai rencana lain di luar langkah – langkah pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Tujuannya agar pembelajaran dapat terus berjalan.

Namun, sebaik – baiknya pembelajaran, adalah pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Dan sebaik – baiknya rencana adalah yang dilaksanakan pada akhirnya.

Ada guru yang mengajar dengan baik, namun administrasinya tidak lengkap, RPP nya tidak ada. Beliau mengajar hanya menggunakan panduan buku guru atau faktor kebiasaan karena sudah mengajar beberapa tahun di kelas yang sama.

Ada juga guru yang mempunyai dokumen RPP lengkap, langkah – langkah pembelajarannya sistematis dan menarik, namun ketika mengajar, masih menggunakan metode ceramah. Ternyata RPP tersebut hasil download dari internet.

Semoga, kita tidak termasuk di antara guru – guru tersebut. Pengalaman hari Sabtu kemarin menjadi cermin bagi saya untuk selalu mengawali sesuatu dengan membuat rencana dan berpegang teguh untuk melaksanakan rencana tersebut, agar dapat berjalan dengan sukses dan lancar.

Bukankah tidak ada seorang pun yang ingin merencanakan kegagalan ?

Tinggalkan Balasan

1 komentar