The Last But Not Least (Sumber foto: https://www.mongabay..co.id )

Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM

 

Tak terasa perjalanan saya untuk menulis dan berbagi artikel tentang dunia menulis telah mencapai garis akhir tantangan yang disampaikan Om Jay melalui Lomba Blog bertajuk “Lomba Blog Ikatan Guru TIK PGRI” yang didukung penuh oleh Penerbit Andi Yogyakarta, EPSON Indonesia dan Penerbit YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) yang akan menerbitkan buku para peserta lomba.

 

Rasa Tertantang yang Perlu Dicarikan Jawaban

Barangkali saya adalah salah satu peserta grup “Belajar Menulis” yang tidak lulus-lulus sampai sekarang. Karena saya tidak bisa mengikuti secara runut setiap sesi pertemuan yang diselenggarakan oleh Om Jay dan Tim melalui WhatsApp Grup (WAG).

Meski demikian, dalam keterbatasan waktu yang saya miliki, saya tetap berusaha mengikuti sesi-sesi yang mungkin saya simak. Beberapa sesi terkadang baru bisa saya ikuti keesokan harinya, karena saat malam saya harus menyiapkan materi pembelajaran daring di sekolah.

Penyiapan materi daring ini tidak mudah, karena kelas yang saya ampu banyak, pun saya mengajar 2 bidang studi yang berbeda dengan jenjang yang berbeda juga. Di bangku Sekolah Dasar saya mengajar TIK atau Komputer, sedangkan di bangku SMP saya mengajar Bahasa Indonesia. Total ada 8 kelas yang harus saya ampu dengan jumlah total siswa sekitar 180-an orang.

Sekarang kita kembali lagi membahas perihal grup “Belajar Menulis” bersama Om Jay yang saya ikuti. Karena saya sudah merasa cukup mendapatkan bekal dari banyak sesi yang sempat saya ikuti secara terpisah untuk beberapa angkatan yang sudah berjalan, maka saya akhirnya menyanggupi tantangan yang disampaikan Om Jay menjelang akhir Januari 2021 lalu.

Saya merasa semakin termotivasi manakala dalam dalam aturan lomba Om Jay menyampaikan bahwa tulisan semua peserta lomba akan dibukukan secara “gratis” dan ber-ISBN. Maka saya pun memberanikan diri untuk ikut terjun dalam lomba ini.

 

Mengatasi “Godaan Harian”

Sebenarnya aktivitas menulis secara maraton seperti ini sudah pernah saya ikuti selama Bulan Puasa tahun 2020 lalu, saat mengikuti sebuah lomba blog. Kala itu saya diharuskan menulis 30 hari penuh dengan diselingi pembuatan video, dan berbagai macam bentuk artikel yang wajib dibuat oleh seluruh peserta.

Pada kesempatan lainnya, saya pun mengikuti lomba blog penulisan maraton di awal tahun 2021 lalu, dimana peserta diwajibkan menulis selama 14 hari berturut-turut dengan beragam tema dan bentuk artikel yang beragam warnanya.

Dan tantangan dari Om Jay ini pun berusaha saya penuhi, meskipun itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekalipun saya sudah mempunyai pengalaman mengikuti lomba penulisan blog, namun bukan berarti saya bisa melewati tantangan ini dengan mudah.

Selama 13 hari berturut-turut saya dapat menulis dan mengirimkan tulisan tersebut di blog YPTD di alamat https://terbitkanbukugratis.id dan blog pribadi saya di alamat : https://gurudionindonesia.blogspot.com . Namun mulai pada artikel ke-14 dan seterusnya, saya mulai tidak berhasil memenuhi tantangan itu sesuai deadline.

Meski begitu, saya tetap berusaha menulis dan terus menulis. Seperti nasihat Om Jay dalam banyak kesempatan, “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”. Nasihat ini pun kemudian menjadi jargon yang terpasang pada buku Om Jay terbaru yang berjudul “Kreatif Menulis” (Dari Kata Pengantar Menjelma Menjadi Buku).

 

Tulisan Pamungkas, Insyaallah Bukan yang Terakhir

The last but not least”, jika aktivitas menulis ini diibaratkan dengan kegiatan pendakian gunung; maka setelah satu puncak berhasil kita capai, maka akan menanti puncak-puncak berikutnya untuk didaki. Dan meskipin tulisan ini adalah tulisan pamungkas yang saya tuliskan untuk mengakhiri tantangan ini, maka insyaallah ini bukan tulisan saya yang terakhir. Karena dari lubuk hati terdalam, saya masih punya semangat dan tekad untuk terus menulis dan menulis.

Jika pun nanti kumpulan tulisan yang saya ikut sertakan dalam “Lomba Blog Ikatan Guru TIK PGRI” ini kemudian dibukukan oleh Penerbit YPTD atas kebaikan Bapak Thamrin Dahlan yang bermurah hati, bila diijinkan saya masih berniat untuk melahirkan buku-buku saya berikutnya.

Keberhasilan dan pencapaian ini pun tak lepas dari dukungan Penerbit Andi Yogyakarta, EPSON Indonesia, grup “Guru Menulis”, “Sahabat Om Jay” dan “Terbitkan Buku Gratis”, juga melalui gelaran webinar “Public Speaking” yang dibidani Om Jay, sehingga akhirnya saya pun memberanikan diri untuk berbagi pengalaman menulis yang masih “balita” ini dalam sesi webinar.

Sejak awal memang saya niatkan untuk menulis beragam tema yang dekat dengan kegiatan tulis-menulis. Jika ada tema-tema lain, sedapat mungkin masih ada kaitannya dengan dunia menulis. Harapannya ketika nanti sungguh-sungguh akan diterbitkan sebagai buku tunggal, maka buku yang terbit itu pun dapat menjadi bacaan yang menarik sekaligus bergizi bagi para pembacanya.

Di akhir tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Om Jay dan tim, Bapak Thamrin Dahlan, keluarga besar YPTD, Epson Indonesia, Penerbit Andi, Bapak dan Ibu narasumber maupun peserta grup “Guru Menulis” dan “Sahabat Om Jay”.

Ini adalah tulisan pamungkas saya di akhir pelaksanaan kompetisi ini dan insyaallah bukan yang terakhir. Terima kasih dan salam hangat persahabatan untuk Anda semua.

 

Banjarmasin, 28 Februari 2021

Tinggalkan Balasan