Kamis, 4 Februari 2021 adalah hari yang membahagiakan. Selain mendapat hasil negatif dari rapid antigen (baca kisahnya di Keluarga Penyintas Covid-19) , saya bisa mengikuti kuliah Public Speaking for Teacher untuk kedua kalinya.
Sebetulnya acara yang diselenggarakan PGRI setiap Selasa dan Kamis tersebut sudah memasuki pertemuan kesepuluh. Kegiatan melalui zoom yang dijadwalkan pukul 19.00-21.00 WIB, malam tadi menghadirkan Masruhan Mufid sebagai narasumber.
Mas Mufid begitu beliau akrab disapa adalah seorang guru sekaligus youtuber aktif. Silahkan tengok channel beliau di Mufid Masruhan. Wow, sudah ada lebih dari 94 ribu subscriber! Luar biasa!
YouTube telah menjadi salah satu cara beliau untuk menjadi seorang public speaker. Ya … karena pada dasarnya melalui YouTube, kita bisa berbicara pada khalayak ramai, toh? Be a public speaker secara virtual.
Founder Semarang Digital Class ini rajin mengunggah 1 video tutorial setiap hari. Kontennya terkait dengan pendidikan dan teknologi. Melalui profil singkatnya, pria yang mengajar di SMKN 7 Semarang ini mengaku sedang antusias berusaha menyuarakan pendidikan lewat media YouTube dengan #1hari1videotutorial #remehbagikitabisaluarbiasabagisesama. Whaa, sungguh niat yang mulia.
Salah satu hal yang menarik dari paparan beliau adalah materi yang disampaikan bukan mengutip dari berbagai ahli. Mas Mufid lebih memilih menyampaikan tips menjadi public speaker berdasarkan pengalamannya sendiri.
Menurut Mas Mufid, sesungguhnya setiap guru adalah public speaker. Karena tentu saja guru harus berbicara di hadapan para muridnya. Namun untuk menjadi public speaker yang baik, ada beberapa saran yang beliau sampaikan :
- Kenali tujuan dan audiens dengan baik. Ketika kita akan menjadi seorang public speaker, penting bagi kita untuk mengetahui siapa yang akan menjadi audiens. Hal ini akan sangat membantu terutama pada tahap persiapan dan pelaksanaan. Tidak mungkin kan, kita berbicara sangat formal dan ilmiah sementara audiensnya anak TK?
- Susun poin-poin penting yang ingin disampaikan. Mas Mufid mencontohkan saran yang kedua dalam proses pembelajaran. Beliau selalu menyiapkan poin penting yang akan disampaikan sebelum bertemu dengan murid-muridnya. Sehingga, jika muncul pertanyaan dan lain sebagainya, Mas Mufid ini selalu tampak siap.
- Persiapkan alat bantu jika diperlukan. Untuk mendukung saat menjadi public speaker, kita bisa gunakan video, gambar, dsb.
- Kuasai materi dengan berlatih terus menerus. Jangan pernah merasa puas dengan prestasi masa lalu, karena bisa jadi prestasi itu di masa kini hanyalah sebuah syarat. Ingat, zaman selalu berubah. Ilmu pengetahuan selalu berkembang. Maka, sudah selayaknya kita berlatih terus menerus agar tetap up to date.
- Perhatikan aspek non verbal. Aspek non verbal ini antara lain gestur tubuh, mimik muka, sikap, dll. Terkadang, ada orang yang tidak cantik tidak ganteng, namun karena gestur tubuhnya baik, sikapnya sopan, hal tersebut membuatnya menjadi lebih menarik. Untuk menjadi master of ceremony (MC) misalnya, ada trik khusus bagaimana posisi berdiri, duduk, nada bicara yang bisa menambah kesan baik bagi audiens.
- Be confident, believe in yourself. Di bagian ini, Mas Mufid sempat bercerita saat ia diminta menjadi pembicara yang audiensnya adalah kepala BPS se-Jawa Tengah. Meski tema yang diangkat masih asing bagi beliau, namun beliau menyatakan siap dan tetap percaya diri. Mengapa? Karena Mas Mufid telah dipercaya oleh panitia bahwa ia sanggup menjadi pembicara. Terkait hal ini saya jadi teringat nasihat teman, jangan pernah mengecewakan orang yang percaya padamu walaupun hanya satu orang.
Hujan yang mengguyur deras di daerah saya tampaknya membuat sinyal menjadi tak bersahabat. Saya kemudian terlempar dari zoom di bagian diskusi. Syukurlah Omjay selaku host mengunggah video rekamannya di YouTube. Anda pun bisa menyaksikannya di sini.
Ditta Widya Utami, S.Pd.
NPA. 10162000676