Renungan Ramadhan, Penghuni Neraka Terakhir

Ramadhan0 Dilihat

Penghuni Neraka yang Terakhir, ini judul kita kali ini dalam rangka bersilaturahim dengan Saudara-saudara yang selalu mendapat Rahman dan Rahim dari Allah. 

Ramadan tahun ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk meraih keutamaan pahala dariNya. Salah satunya yaitu dengan berbagi kisah dan informasi yang bermanfaat bagi peningkatan Iman dan Taqwa kita kepada Allah. 

Ini adalah sebuah kisah tentang Penghuni Neraka yang terakhir yang tidak pernah berhenti berharap kepada pertolongan Allah. Hal itu sebagaimana sebuah  hadits Riwayat Imam Al-Bukhari dengan status shahih.

Pada kisah itu berkali-kali Allah SWT mematahkan omongan janji dari seorang pria pada hari Kiamat. Saat itu Allah sedang melakukan perhitungan amalan hamba-hambaNya.

Adalah Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasullullah SAW menyampaikan sebuah pembicaraan tentang kejadian saat hisab kepada para hamba-hamba Allah.

Ketika Allah menyelesaikan hisab kepada para hamba-hambaNya, maka tinggalah seorang hamba yang wajahnya menghadap ke arah pintu neraka.

Hamba yang malang itu berharap kepada Allah. Lalu dia berdoa, wahai Allah, Tuhanku, palingkanlah wajahku dari api neraka. Telah membuat penderitaan karena tiupan angin dari kobaran apinya yang membakar.

Pria itu terus berdoa kepada Allah tanpa henti dengan penuh harap. Lalu Allah pun berfirman. Apakah kiranya jika doamu terkabulkan maka kamu akan meminta yang lain kepadaKu?

Pria itu menjawab pertanyaan ini dengan tegas bahwa dia tidak akan meminta yang lain demi Keperkasaan dan Kebesaran Allah. Maka Allah pun memalingkan wajah Pria itu dari api neraka menghadap ke pintu surga.

Wajah pria itu sangat ceria bahagia memandang pintu surga. Kembali pria itu berharap sungguh-sungguh agar dirinya di dekatkan Allah menuju pintu surga. Diapun berjanji tidak akan meminta hal lainnya kecuali yang satu ini.

Dengan Kasih dan SayangNya, Allah mengabulkan permintaan pria itu karena kesungguhan doa dan rasa harapnya kepada pertolongan Allah.

Pria beruntung itu akhirnya sudah berada di depan pintu surga yang terbuka. Terhampar di hadapannya pemandangan indahnya surga dan para penghuninya yang terlihat bahagia saling bercengkerama dengan keluarga mereka.

Melihat pemandangan dan keindahan surga, Pria itu kembali berharap dan berdoa dengan penuh kesungguhan. Dia berharap Allah memasukkan dirinya ke dalam surga yang indah itu.

Hamba satu ini selalu yakin dengan Tuhannya yang Maha Pengasih dan Penyayang. Allah pun sangat terkesan dengan kesungguhan dan ketulusan doanya. Masuklah ke dalam Surga. Begitu perintah Allah kepada pria itu.

Dalam hadits itu Rasulullah juga menyitir Firman Allah bahwa kita harus terus berharap kepadaNya sampai semuan angan-angan itu tidak bersisa. Karena sesungguhnya Allah itu adalah sebaik-baiknya tempat berharap bagi para hambaNya. 

Demikianlah kisah yang ada dalam sebuah Hadits shahih riwayat Imam Bukhari tentang penghuni neraka terakhir yang masuk ke dalam surga.

Pria itu terus berjuang meraih impiannya masuk surga dengan merangkak menghindari neraka sambil wajahnya tidak bisa berpaling dari pintu neraka yang apinya berhembus membakar wajahnya.

Pria itu akhirnya berhasil mewujudkan setiap angan-angannya masuk ke dalam Surga Allah. Hal itu karena keteguhannya tidak pernah berhenti berharap kepada pertolongan Allah. 

Seorang hamba itu wajib memiliki harapan. Keteguhan hati dan keyakinan diri dalam setiap doa hamba kepada Rabbnya, maka itulah kunci penting dalam sebuah pengabdian utuh hamba kepada Khaliknya.

Satu hal yang patut kita renungkan adalah Surga itu bukan tujuan. Bagi orang-orang yang beriman dan bertqwa bahwa tujuan hidup setelah mengabdi seutuhnya, adalah Ridho Allah. Sedangkan surga adalah bonus dariNya.

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung (Al-Quran, Al Imran 185).

Semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada kita selama hayat ini. Aamiin.

@hensa.

Tinggalkan Balasan