Renungan Ramadhan, Hadapi Hidup dengan Senyuman

Ramadhan27 Dilihat

Renungan Ramadhan kali ini adalah hadapi hidup dengan senyuman. Mumpung masih bulan Ramadan yang penuh dengan BerkahNya, seharusnya bisa kita manfaatkan seluas-luasnya untuk merenung. Melakukan refleksi diri. 

Belum tentu tahun depan kita masih bisa bertemu dengan Bulan Suci Ramadan. Dan ingat bahwa penyesalan itu selalu datang di belakang. 

Kata orang bijak hidup ini terasa indah jika kita hadapi dengan senyuman. Maka tersenyumlah agar hati kita bahagia. Dengan tersenyum itu juga berarti kita selalu yakin dengan sentuhan dariNya.

Itulah sebabnya kita harus bersahabat dengan Allah. Dia lah yang akan menjamin kita selalu mampu untuk tersenyum menghadapi kehidupan ini. Mari kita nikmati renungan ini.

Tidak ada air yang paling sejuk bagi hausnya dahaga hati kecuali dzikir dan iman. Dengan dzikir dan iman maka segarlah hati kita dari dahaga yang mendera. 

Dengan dzikir ibarat embun yang sejuk menetes dalam hati yang menjalin hubungan persahabatan dengan Allah. Berdzikirlah kepada Allah, karena dzikir adalah pembersih debu yang menempel di hati.

Berdzikir adalah mengingat Allah. Juga merupakan sanjungan seorang hamba yang fana kepada Yang Maha Kekal yang Melindungi kehidupan.

Jangan pernah berhenti berdzikir berarti tidak pernah berhenti untuk selalu ingat kepada Allah. Itu juga berarti selalu rindu kepada Allah. Selalu berharap kepada Karunia dan HidayahNya. Rahman dan RahimNya.

Allah sudah menjamin dalam KitabNya, banyak-banyaklah mengingat Allah niscaya kamu beruntung dan hati menjadi tenang (Al Quran Surat Al Jum’ah 10).

Bahkan Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya bahwa Dunia ini isinya terlaknat termasuk orang-orang yang ada di dalamnya.

Kecuali mereka yang berdzikir kepada Allah. Selalu rindu dan mengingatNya. Dan mereka yang berilmu serta mengamalkan ilmunya.

Semua sudah jelas kini saatnya kita semakin mewujudkan bersahabat dengan Allah. Persahabatan antara hamba dan Khaliq Yang Maha Hidup dan Menguasai Kehidupan.

Momen Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak dzikir. Saat yang baik untuk memperbanyak refleksi diri. Mendekatkan diri kepada HaribaanNya.

Pada saat kita mendekatkan diri kepadaNya sejengkal, maka Allah akan mendekati kita sehasta. Jika kita mendekatkan diri kepadaNya sehasta, maka Allah akan mendekati kita sedepa.

Itulah janjiNya yang pernah Allah firmankan dalam sebuah Hadist Qudsi. Tentu saja kita sangat yakin dengan janji Allah yang selalu menepatiNya.

Sesungguhnya dzikir itu akan menyuburkan tingkat ketaqwaan kita. Taqwa adalah hal paling utama dalam keimanan kita kepada Allah. 

Dengan taqwa maka dada semakin luas dan pikiran selalu positif menghadapi setiap momen kehidupan. Kita pun semakin mampu mewujudkan jiwa yang besar. Karena taqwa itu membuat kita semakin percaya diri pada datangnya pertolongan Allah.

Tersenyumlah menghadapi kehidupan fana ini. Maka saat kita berpulang meninggalkan Dunia ini senyum itu akan tetap menghiasi bibir kita. Semoga.

Salam @hensa.

Tinggalkan Balasan