Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (25)

Fiksiana, KMAB, Novel135 Dilihat

Cover Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Ilustrasi Foto by Ajinatha). 

Menulis Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren adalah dalam rangka mengikuti program KMAB oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA JUGA : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1) 

Episode 25. 

Sore hari itu aku duduk menikmati suasana yang sejuk sejuk di teras rumah yang menghadap ke Gedung Pesantren. Hujan rintik-rintik membasahi bumi yang sudah tiga hari ini kering kerontang.

Pikiranku melayang kembali mengingatkan ketika masih sibuk menjalani aktivitas di Kampus.

Aku teringat pada saat berada di Ruang Perpustakaan yang lengang pada hari menjelang petang.

Saat itu aku masih mengingat perkataan Mikayla, bahwa cinta itu adalah kepalsuan. Karena itu dia ingin menebusnya dengan dendam.

Tetapi itu dulu ketika dirinya terpuruk dan tercampak oleh Ayah tirinya sendiri di malam jahanam.

Kayla larut dalam dendam di kubangan nista dan kegelapan. Dia terlantar dan terpaksa terbawa arus nestapa dan kehinaan.

Tidak ada lagi cinta dalam dirinya karena sudah terengut aib memalukan. Namun kini dia tidak mau menoleh sekedippun dunia hitam itu apalagi kembali menjalaninya.

Aku merasa yakin kehadiranku dalam hidupnya seolah sosok yang telah membukakan hatinya untuk kembali menata bahagia.

Bersamaku Kayla berusaha menutup rapat masa lalunya yang kelam. Sekarang dirinya mulai lagi menata masa depannya dengan semangat tinggi terutama ingin menyelesaikan studi kimianya.

Kayla seakan bertemu dengan malaikat penolong yang ada dalam diriku. Itu hanya keyakinanku jika melihat sikap dan semangat Mikayla beberapa hari terakhir ini.

Aku yang hanya memiliki kebersahajaan dan kesabaran selalu ingin membuat hati Kayla merasa nyaman dan damai.

Bagaimana Kayla merasakan rasa harunya ketika dirinya kembali mengikuti misa di Gereja Kathedral, yang selama ini dirinya mengabaikan.

Saat itu dia merasakan Kasih SayangNya. Tuhan tidak pernah melupakan hamba-hamba yang kembali kepadaNya.

Semua langkah-langkah Kayla itu berkat segala kesabaran dan kesetiaan menemaninya dan menuntunnya.

Bagaimanapun aku merasa bangga menjadi sosok Hendarno putra bungsu seorang Ulama Karismatik pemilik sebuah pesantren.

Aku juga adalah seorang sarjana kedokteran yang tengah memperdalam ilmu spesialis bedah.

“Mas! Kenapa kamu mencintaiku? Aku hanya seorang wanita yang kotor sedangkan kamu adalah orang terhormat.” Kata Kayla menjawab ungkapan perasaan cintaku malam itu.

Aku hanya tersenyum mendengar jawaban pernyataan Mikayla.

“Kayla, kamu tidak perlu menjawabnya malam ini. Kamu boleh memikirkan sedalam-dalamnya sebelum memutuskannya.” Ujarku penuh dengan pengertian.

BERSAMBUNG Epiosde 26.

@hensa.

Tinggalkan Balasan

3 komentar