Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (33)

Fiksiana, KMAB, Novel125 Dilihat

Cover Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Ilustrasi Foto by Ajinatha). 

Menulis Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren dalam rangka mengikuti program KMAB oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA JUGA : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1) 

Episode 33. 

Sebenarnya antara aku dan Raina Indrawati ketika masa SMP itu sama-sama belum pernah terbuka soal perasaan masing-masing.

Aku hanya bisa merasakan Raina sangat perhatian padaku. Sikap-sikapnya dan cara dia berbicara, bertutur kata, semakin terasa bahwa gadis itu menyukaiku.

Tentu saja seharusnya akulah yang terbuka lebih dulu mencurahkan isi hati. Tidak mungkin seorang gadis mengemukakan perasaannya lebih dari pria.

Repotnya aku ini adalah pemuda pemalu yang rasanya tidak mungkin bilang cinta secara terbuka pada seorang gadis.

Raina setiap Ahad pagi selalu rutin mengikuti kajian di Pesantren Darul Madinah. Pada satu momen pertama kali ikut acara kajian Islam, saat itulah aku mengenalkan Raina kepada keluargaku.

Bapak, Ibu dan Mbakyu-mbakyuku yang usilan itu menyambut perkenalan dengan Raina.

“Raina kamu cantik sekali. Sudah punya calon belum?” Tanya Mbak Aisyah.

Mendapat pertanyaan seperti memojokkan itu, Raina hanya tersenyum, tidak mengiyakan ataupun mengtidakkan.

Luar biasa gadis ini benar-benar “cool” tidak terlihat gugup. Apalagi sampai membuat pipinya memerah.

“Raina! Kalau belum ada calon, kamu cocok lho sama Arno.” Goda Mbak Aisyah.

Raina tetap terlihat tenang, tersenyum menghiasai wajah cantiknya. Sungguh anggun sikapnya membuatku bertambah kagun kepada gadis menawan ini.

Momen-momen tersebut adalah sekelumit kisah Raina pada masa SMP dulu.

Atau ada momen mengharukan ketika hari itu adalah hari terakhir pembagian ijazah. Raina menangis karena harus berpisah pindah ke kota lain karena Ayahnya mendapat tugas baru.

Aku masih ingat kata-katanya di tengah isaknya.

“Hen, jangan lupakan aku ya.” Suara Raina pelan hampir tak terdengar sambil terisak.

Aku hanya mampu mengangguk pelan. Sempat terpikir, mungkin inilah saatnya aku mengutarakan cintaku kepada Raina. Namun aku tidak pernah mengatakannya bahkan hingga sekarang.

Ruangan Aula dimana para lulusan berkumpul untuk yang terakhir kalinya akhirnya sepi. Hanya tinggal aku dan Raina. Dua insan yang masih terus memendam perasaannya hingga saat ini.

BERSAMBUNG Episode 34.

@hensa.

Tinggalkan Balasan

1 komentar