CerBung : Han! Aku Cinta Padamu (16)

Cerpen, Fiksiana102 Dilihat

Cerpen Bersambung (CerBung) ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda. 

BACA JUGA : Han! Aku Cinta Padamu (1).  

ENAM BELAS 

Sore itu seusai memberikan asistensi praktikum kimia organik, aku langsung menuju laboratorium instrumen yang letaknya bersebelahan persis dengan laboratorium kimia.

Di deretan instrument kimia itu, aku lihat Aini sedang sibuk membuat preparasi sampel-sampel penelitiannya.

“Apakah yang bisa saya bantu Nona Aini?” aku menyapa Aini. Gadis ini hanya tersenyum sambil memandangku.

Senyum yang mendamaikan hati. Subhanallah. Aku mencoba bertanya kepada diri sendiri. Apakah sekarang aku sudah mulai jatuh cinta lagi?

Andaikata ya, kenapa aku harus jatuh cinta kepada Aini Mardiyah? Bukankah Aini adalah sahabat dekat Erika. Kenapa harus Aini? Apakah ada yang melarang andai aku jatuh cinta kepada sahabat dekat Erika?

Apakah aku tidak boleh jatuh cinta kepada Aini hanya karena Aini sahabat Erika? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu tidak perlu aku cari jawabannya. Setidaknya aku sudah bisa menebak kemana arah jawaban itu.

Sekarang ini setiap selesai asistensi praktikum, aku selalu menemani Aini untuk ikut membantu analisa sampel-sampel penelitiannya di laboratorium instrumen.

“Han. Hari ini mudah-mudahan selesai sudah pekerjaan ini!”

“Iya Aini. Setelah itu tinggal kompilasi dan mengolah data. Tabulasi dan bahasan hasilnya maka selesai sudah skripsinya!” Kataku memberi semangat. Mendengar kata-kataku Aini tertawa.

“Kok mudah ya bikin skripsi!” Kata Aini masih sambil tertawa.

“Ya mudah itu menurutmu. Skripsiku saat ini masih ada di Prof Soetrisno!”

“Oh kapan kamu janjian dengan beliau?”

“Besok katanya aku akan di sms beliau!”

“Baik Han, cepat selesai lalu cepat ujian skripsi. Lalu cepatlah wisuda. Lalu?” Tanya Aini sambil memandangku tersenyum penuh arti. Aku menerima senyum itu begitu damai rasanya hati ini.

“Lalu dilamar dan melamar?” Kataku menggoda.

“Melamar kerja? Terus yang dilamar siapa?” Kata Aini sambil tertawa kecil. Di laboratorium itu sambil bekerja menyelesaikan analisa dengan instrumen, kami bercanda dan tertawa riang.

Hari-hari selalu aku lalui bersama Aini Mardiyah. Aku sekarang sudah kembali merasakan kegembiraan sekaligus Aini telah mampu membunuh semua rasa sedih bersama gadis cantik itu, aku kini berusaha melangkah ke depan. Semoga harapanku dikabulkan Allah.

BERSAMBUNG Bab 17.

@hensa.

Ilustrasi Foto by Pixabay.

Teman-teman bagi penggemar novel sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.

BACA JUGA Kisah Cinta Jomlo Pesantren. 

Tinggalkan Balasan

1 komentar