Pesan Keramat Seorang Putri

Humaniora38 Dilihat

 

Tulislah untuk Kebaikanmu Dikemudian Hari

“Hesty Trimurti Gorang”

Bismillahirrohmanirrohim…………

Sahabat pembaca yang selalu semangat. Setiap kata adalah doa dan setiap tulisan ada harapan. Kadang kita tak dapat mengungkapkan dengan lisan, namun masih ada tulisan sebagi alternaif termudah untuk mengungkapkan segala sesuatu.

Baik lisan, maupun tulisan keduanya bisa berbohong. Yah, sesuai dari siapa yang mengucapkan dan dari tangan mana yang menuliskannya. Namun, apa yang paling membedakan antara keduanya, yang membedakan antara keduanya adalah. Jika diutarakan dengan lisan maka kau hanya akan mendengar hari ini saja apa yang telah diucapkan, lain dengan tulisan. Ia akan menjadi pengingat saat kau telah lupa dikemudian hari.

Seorang guru berkata:

“Menulis membantu kita berkomunikasi dengan orang-orang yang sibuk dan tak punya waktu untuk mendengarmu berbicara.”

Menulis pun dapat membantu kita berkomunikasi dengan orang-orang yang tak punya waktu duduk bersama kita, hanya sebatas mendengar keluhan dan keluh kesah kita dan menulis adalah jalan termudah untuk mengungkapkannya.

Seorang anak, menulis sebuah pesan untuk dirinya sendiri lewat sebuah kertas. Tulisan itu di tulisnya pada tahun 2014 silam. Pesan itu pun sudah dilupakan. Suatu malam ia membuka kembali buku harian yang masih terlihat bagus. Buku itu pemberian dari seorang ayah.

Dia mulai membaca isi dari buku harian tersebut, sesekali ia tertawa dan tersenyum membaca tulisan-tulisan lamanya itu. Apalagi curhatan tentang masa-masa remaja bersama sang kekasih ia tuangkan dalam buku tersebut. Sampailah pada sebuah lebaran yang berjudul:

 

 

Semoga catatan ini ku ingat ketika ku dewasa nanti.

Jumat, 30-05-2014

Dan ini isi catatan itu:

Aku hanya bisa berkata dan membuat harapa untuk ke depan.

Dan semoga apa yang ku katakana dan ku harapkan saat ini menjadi kenyataan untuk masa yang akan datang.

Tuhanku Yang Maha Pengasih…

Ingatkanlah aku jika datang suatu masa kesuksesanku nanti. Jangan membuat aku berpura-pura lupa akan bakti dan jasa kedua orangtuaku.

Ingatkanlah selalu padaku seluruh kesuksesan yang nanti kucapai adalah hasil dari banting tulang dan keringat orang tuaku.

Ingatkanlah aku,

Bahwa ketika kukecil dulu aku sering kali bertanya sesuatu yang belum aku tahu. Masa itu pula akan aku hadapi ketika mereka telah memasuki usia yang cukup tua. Jadikanlah kedua telingaku yang selalu sabar mendengar perkataan dan pertanyaan dari mereka.

Ingatkanlah hamba-Mu,

Ingatkan…

Ingatkan…

Note: Tak ada yang mampu membuatku mengingat sesuatu yang telah berlalu selain tulisan ini.

 

Tulisan di atas adalah milik saya pribadi. Coretan itu yang telah ditulis enam tahun silam, dan saya baru membacanya semalam. Begitulah manfaat sebuah tulisan. jika tulisan di atas hanya diungkapkan lewat lisan saja, maka saya mungkin tidak mengingatnya sampai hari ini.

Kita bisa menulis pesan untuk siapa pun lewat sebuah kertas, bisa menulis surat cinta buat kekasih, ucapan selamat untuk sahabat, atau sebuah memo pendek. Tapi, apakah pernah kita menulis sebuah catatan pribadi atau nasihat kepada diri kita?

Memberi nasihat untuk pribadi kita adalah hal yang sangat penting dilakukan seseorang. Tidak perlu menunggu dari lisan guru, orang tua, ustad atau para ulama sekali pun. Mereka semua hanya pendorong dari belakang, dan sebagai benteng terdepan kita harus menjadi benteng pertahanan terkuat. Orang-orang besar akan menesehati kita dengan beribu kata bijak, dan motivasi yang luar biasa, namun, jika diri kita enggan meresapi dan mengambilnya sebagi nasihat maka semuanya tak ada gunanya. Maka, perlu juga kita mengingatkan diri kita sendiri. Tulislah, pesan-pesan untuk diri sendiri. Sekecil apa-pun pesan itu. Ia akan kembali mengingatkan kita ketika lupa dan lalai.

Kirim pesanlah lewat doa dan buat harapan lewat tulisan. Doa dan tulisan akan selalu berdekatan menemanimu dalam setiap langkah usahamu.

 

Tinggalkan Balasan