Sambut Hari dengan Konsisten Menulis

BUKU90 Dilihat
berkeluarga.id
menulis butuh konsistensi ( frepix/rawpixel )

Sungguh tidak mudah membuat sebuah kegiatan konsisten seperti menulis. Apalagi harus membuat target satu hari satu artikel.   Antusiasme menulis   bisa menghasilkan dua sampai 4 artikel sehari bisa dilakukan. Tetapi ada kalanya seminggu dua minggu ketika kondisi psikis tidak mendukung berhenti menulis.  Apalagi saat  kecemasan, ketakutan akan penyakit yang mulai menggerogoti manusia yang semakin tua muncul.

Kendala Phisik dan Psikis Salah Satu Hambatan Konsisten Menulis

Ilustrasi by Joko dwiatmoko

Di atas usia 50 tahun mulai muncul banyak penyakit. Penyakit degeneratif datang. Apalagi ketika pola hidup waktu muda yang sering begadang. Makan makanan dengan gizi rendah, tingginya konsumsi nikotin dan minuman beralkohol memicu kerusakan jaringan tubuh.

Olah raga keras waktu muda  sering berefek pada nyeri sendi, jari jemari kaku. Saat kecemasan datang konsentrasi terganggu dan hasrat menulis meredup, konsistensi mengalami hambatan cukup serius. Itu  sering dirasakan penulis yang mulai merasakan penuaan.

Masih bersyukur ketika usia semakin menua orang – orang mulai sadar untuk hidup sehat, mengkonsumsi rendah lemah,rendah kolesterol, olah raga ringan dan menyehatkan pikiran dengan menulis. Ini sebuah tekad meskipun kehetan phisik dan psikis terjaga.

Transisi usia dari muda kemudian masuk dalam usia yang semakin lanjut kadang sering membuat gegar mental. Ada  keterkejutan bahwa ternyata fisik manusia tidak bisa dibohongi.  Usia masih muda tenaga masih bisa dimaksimalkan, digenjot sampai level tinggi.  Ketika usia semakin menua, tenaga melemah, kekuatan berkurang, nafas pun tidak bisa dipaksa lebih seperti yang diinginkan.

Bahkan kalau bisa dipaksa bisa berpengaruh ke kardiovaskuler atau jantung, ginjal dan paru – paru. Yang utama bisa mencegah kegelisahan bagi saya adalah menulis. Menulis membuat saya lebih fokus berpikir.Sesaat konsentrasi membuat pikiran dan praduga,serta kecemasan berkurang. Maka apapun rintangannya saya selalu berharap ada semangat baru setiap harinya untuk menulis apa saja yang keluar dari pikiran.

Banyak teman penulis,  terus bergerak aktif, menerbitkan buku, menulis rutin di blog, mengikuti lomba – lomba menulis baik dari instansi pemerintah maupun perusahaan- perusahaan multinasional yang peduli pada literasi. Dari rutinitas menulis membuat para penulis bisa hadir dalam sebuah komunitas literasi, menggerakkan donasi kemanusiaan, menyehatkan pikiran dan tidak mudah terjebak dalam arus pemikiran sempit.

Penulis dan Luasnya Wawasan Pengetahuan

Tidak bisa dipungkiri ada penulis  karena kebutuhan menjadi ghostwriter. Penulis pesanan untuk sebuah narasi – narasi provokatif dan mengadu domba. Beberapa penulis gelap mencoba membuat selebaran – selebaran berisi tulisan yang mengarah pada gerakan radikal, gerakan bawah tanah untuk tujuan makar.

Tapi yang saya lihat dari banyak tulisan – tulisan yang penulis baca. Artikel- artikel dari para penulis yang kaya referensi lebih menekankan pada pola pikir terbuka, mau berbagi dan bisa memandang masalah dengan bijaksana. Sebab saya melihat banyak komentator dengan referensi terbatas lebih sering berkomentar mengarah ke SARA, rasis dan fanatis bila sudah menyangkut keyakinan. Bahkan sudah banyak yang terjebak oleh hasutan – hasutan tendensius yang hanya merusak sendi – sendi harmonisasi kehidupan beragama.

Semoga saja para penulis yang mempunyai kekayaan literasi, bersemangat dalam menggelorakan aktivitas literasi, menularkan pengetahuan baik agar Indonesia semakin berkembang menjadi negara maju yang tidak mabuk oleh isu – isu fanatisme sempit. Semakin banyak penulis melek huruf dan melek pengetahuan akan lebih menjunjung tinggi obyektifitas pengetahuan dan bisa membedakan kepentingan golongan dan kepentingan nasional.

Penulis dan Upaya Menyebarkan Kebaikan

Menyebarkan kebaikan, kebajikan bukan milik golongan tertentu tapi sebuah kewajiban dari semua umat manusia, apapun suku, ras, agama, kepercayaan yang dianut. Dan penulis dengan segala pengalamannya dalam mengolah kata, narasi, imajinasi mampu memberikan pencerahan bagi para pembacanya. Semakin banyak membaca, semakin rutin menulis maka keterbukaan pikiran akan semakin membuat penulis diperhitungkan dan masuk catatan sejarah dan akan dinikmati oleh anak cucu dikemudian hari.

Mari sambut hari dengan menulis,  mari sambil ngeteh nulis apapun di pagi hari. Sehari satu artikel saja dalam setahun akan tercipta minimal 3 buku.

 

Penulis Buku Bukan Sekadar Menulis, masih aktif menulis di Kompasiana dan Pepnews.

Tinggalkan Balasan

1 komentar