Perjalanan Cinta Seorang Guru (24)

Edukasi, KMAB, Literasi, Novel43 Dilihat
Dua pejabat kecamatan yang tidak akan dilupakan Jamel dalam kehidupannya sebagai guru SMA adalah Pak Camat dan Pak Ka KUA (Kepala Kantor Urusan Agama).  Selama di Tanjungbatu sebagai guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah Jamel selalu bersama dua pejabat ini. Sekarang di Moro juga tidak jauh dari mereka. Sebagai pegawai yang mendedikasikan ilmu dan waktunya untuk kegiatan sosial-masyarakat di luar jam mengajar Jamel tidak akan jauh dari dua pejabat itu. Camat sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di kecamatan adalah orang yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan. Begitu juga dengan Ka KUA yang bertanggung jawab di bidang keagamaan akan selalu ada di tengah-tengah masyarakat saat ada kegiatan keagamaan.
Satu waktu Jamel sengaja menulis dalam buku hariannya  dan sengaja menyebut dua pejabat ini karena dengan dua pejabat inilah Jamel merasa begitu dekat. Jamel merasakan begitu terbantu dalam tugas-tugas sebagai Kepala Sekolah sekaligus kesempatan berbuat dalam kegiatan kemasyrakatan. Bahkan untuk tugas-tugas sosial kemasyarakatan, dua pejabat inilah sebenarnya yang menjadi penentu dan pemabantu kemajuan dalam diri Jamel. Motivasi dan kepercayaan dari dua pejabat ini benar-benar membuat Jamel lebih dikenal masyarakat dari pada sebagai guru bahkan sebagai Kepala Sekolah. Jamel memang mempunyai kunci sebagai perinsip, walau merasa serba kekurangan namun saya tetap harus berbuat untuk kebaikan.
Jika masyarakat mengenal Jamel sebagai seorang ustaz atau guru yang sering memberikan khutbah, itu semata karena Jamel mendapat kesempatan dari Ka KUA untuk melakukan yang demikian. Ka KUA tidakjarang memintanya mengisi jadwal khatib di Masjid Kecamatan. Begitu juga sering diminta mengisi ceramah pada acara-acara peringatan hari keagamaan.
Jika ada masyrakat mengenal Jamel juga sebagai penyuka olahraga, bahkan ada yang menganggapnya sebagai guru olahraga, itu semata karena Jamel memang menyukai olahraga, terutama sepakbola. Saat masih bujangan, awal menjadi guru di Tanjungbatu, Jamel juga termasuk salah seorang pemain sepakbola sekolah bersama siswa-siswi yang memang sangat hebat berolahraga sepakbola. Di tahun-tahun itu, kesebelasan SMA Negeri Tanjungbatu cukup disegani dalam even-even sepakbola di Kecamatan Kundur.

Jamel ingat, sekali waktu dia menjadi penceramah atau berdakwah Pak Ka. KUA-lah yang menentukan dan membimbing serta memberi kesempatan kepadanya untuk terlibat. Ketika ada MTQ Tingkat Kecamatan, misalnya dan dia ikut menjadi salah seorang juri, itu karena Ka KUA dan Camat yang menentukan keikutsertaannya. Tidak ada orang lain selain camat dan ka. KUA yang berperan sebagai penentu. Tentu saja karena sedikit-banyak memiliki kemampuan untuk tugas-tugas di luar pekerjaan sebagai guru itu.

“Saya memang tidak pernah menolak ketika diminta bantu untuk tugas-tugas di luar sekolah. Dan karena itu pula saya merasa nyaman-nyaman saja bertugas pada kegiatan sosial masyarakat.” Kalimat itu ditulisanya pada salah satu halaman buku hariannya. Sebagai guru yang menyukai tulis-menulis Jamel selalu menuliskan banyak kegiatan hariannya dalam catatan hariannya. *** (bersambung)

Tinggalkan Balasan

1 komentar