Santri Kalong

Sosbud0 Dilihat

 

Sebagai orang yg mengikuti jalan “Sufi”, aku lebih memilih isi daripada kulit , misal ada film “the Santri” dan film ” laskar pelangi”. Aku akan memilih “laskar pelangi” walau tidak di embel-embeli dengan kata Santri, film laskar pelangi menceritakan dengan sangat bagus Kisah-kisah para santri. Sutradaranya keren sudah terbukti karya-karyanya. Sedangkan sutradara “the Santri” tahu sendirilah.

Santri itu tugas utamanya belajar, waktu aku masih jadi “Santri Batman” ini nama lain dari “Santri kalong” waktu itu “Kampret” belumlah populer. Walaupun sebenarnya kalong dan Kampret ada kesamaan yakni suka keluar malam.

Aku belajar di sebuah di sebuah pondok di kawasan Sarijadi, sebagaimana lazimnya Santri walaupun “kalong” aku pun belajar kitab-kitab dasar.

Aku belajar jurumiah, sebuah kitab tipis yg bab pertamanya membahas Kalam sedang bab terakhirnya membahas isim-isim yg di khafadhkan ( dijarkan)

Dari jurumiah aku tahu kalo Kalam itu ada tiga, Isim Fi’il, dan hurup.

Masih dari jurumiah aku mengenal I’rab, dimana I’rab ini mempunyai tanda-tanda. I’rab ada empat, Rafa’, Nashob, khofadh dan Jazm.

Aku juga belajar kitab “Tasrif” karya yg mulia KH Ma’sum bin Ali, dimana dari kitab ini aku tahu Tsulasi mujarod dan Tsulasi mazid. Bahkan seorang Vicky juga masih hapal tasrifan karena ternyata pernah nyantren juga. Masa kalah sama Vicky?

Kembali kepada kepada ceritaku, saat menjadi “Santri Kalong”, selain belajar grammar nya bahasa Arab, aku juga belajar kitab safinah karya sheikh Salim bin Sumair al-Hadhrami seorang ulama asal yaman. Tahukah anda kalo pengarang Safinatun Najah wafat di Jakarta.

Kitab Safinah ini sebelas dua belas dengan kitab jurumiah, tipis. ya namanya juga kitab dasar, walaupun ringkas kitab ini populer di kalangan pondok pesantren, ya pondok kalangan Nahdliyyin lah, sependek pengetahuanku orang Muhamadiyah tidak belajar dasar-dasar ilmu fiqh dari Kitab safinah.

Kitab safinah diawali dari rukun Islam, rukun Iman dan di akhiri dengan bahasan ttg puasa, tepatnya soal “yang tidak membatalkan puasa walaupun sampai ke rongga”

Menarik, di safinah juga di bahas tanda-tanda Baligh ( dewasa ). Di bahas juga perkara yg mewajibkan Mandi.

Ada satu kitab yg agak lengkap walaupun masih merupakan kitab dasar yakni Sullamut Taufiq karya Sheikh Abdullah bin Husain bin Tohir Ba Alawi Al-Hadhromi Al-Syafi’i dari namanya Kita tahu Beliau orang Yaman.

Kitab ini di awali dari pasal yg wajib bagi setiap Muslim Mukallaf, kemudian ke makna dua kalimat Syahadat, perkara yg wajib di imani dst.

Dibahas juga penyebab murtad, ternyata murtad itu ada tiga, murtad keyakinan ( I’tiqodi), murtad karena perbuatan ( murtad Fi”liyah) dan terakhir murtad ucapan ( murtad Qouliyah ) menariknya, setelah membahas murtad sheikh Abdullah langsung meneruskannya dengan bab shalat dan bersuci.

Bagi yg suka jalan Sufi ada baiknya membaca Sullamut Taifiq karena di bahas ttg maksiat, maksiat itu banyak lho, ada maksiat hati, perut, mata, lisan, telinga, tangan, kemaluan, kaki dan badan.

Kalo udah ngomongin maksiat, maka enggak ada jalan lain selain taubat, di sebutkan juga dalam kitab ini bagaimana caranya bertaubat.

Ok deh, itulah kitab-kitab dasar yg pernah aku pelajari ketika masih menjadi Santri kalong.

Catatan
Sufi di sini adalah singkatan dari “suka film”
Santri kalong adalah Santri yg tidak tinggal di pesantren.

Terakhir, menurutku, pesantren adalah tempat yg sangat tepat untuk menanam dasar-dasar kepribadian. Dimana disana ditanamkan semangat mencintai ilmu, mencintai ulama, mencintai kebenaran, dan terpenting mencintai Tuhan. Tuhan pengasih, Tuhan penyayang.

Tinggalkan Balasan