Jejak Warna Penyatu Rasa
Jejak Warna Penyatu Rasa adalah buku keduaku. Buku ini aku tulis ketika aku mengikuti tantangan menulis setiap hari selama 30 hari di bulan Ramadhan 2021. Tidak pernah menyangka bisa menulis dan menghasilkan buku walau masih dua buku. Aku percaya aku akan dapat menulis buku-buku berikutnya dengan topik edukasi dan masih berupa catatan harian.
Buku Jejak warna ini masih bercerita tentang kejadian sehari-hari yang aku alami dan beberapa pendapat tentang belajar menulis. Cara bersyukur kepada Tuhan dan ungkapan rasa bahagia ketika berada di tengah-tengah keluarga. Rasa kerinduanku tidak dapat bertemu dengan sanak saudara di provinsi lain karena pandemi covid yang tidak kunjung selesai hingga cerita ketika aku memilih menjadi TNI AL wanita (KOWAL) sebagai profesiku sampai detik ini.
Aku merasakan menulis buku itu gampang-gampag susah. Namun semua kembali kepada niat untuk menulis dan tidak ada kata terlambat untuk menulis dan menuangkan ide atau pikiran baik berupa nasehat atau bahkan curhat tentang kesedihan dan kebahagiaan. Jika pandai mengemasnya akan menjadikan karya yang akan dibaca banyak orang. Tentunya aku akan senang jika orang lain membaca dan menikmatinya. Apalagi dapat memetik pelajaran dari kisah kehidupanku.
Saat ini beberapa pelatihan menulis sedang aku ikuti walau sedikit tertatih-tatih karena kegiatan kantor yang masih padat walaupun daring saat work from home (WFH). Tuntutan menyelesaikan disertasi terus berjalan. Kuliah dari para profesor dan dosen di UNJ yang sangat membantu mahasiswanya untuk menyelesaikan disertasinya. Semua aku ikuti dan berharap segera dapat menyelesaikannya.
Kadang saya berfikir saya orang yang haus akan ilmu walau diusia tidak muda. Manfaat yang dapat aku petik dari belajar apapun memang tidak aku rasakan secara langsung namun memiliki teman dan keluarga baru di dunia maya membuat aku bahagia. Apalagi jika dapat bertemu langsung. Namun di masa pandemi ini agak sulit aku bertemu dengan sahabat di dunia maya. Beberapa cara yang aku lakukan diantaranya dengan berkirim kabar melalui whatsApp, video call dan zoom.
Membaca tulisan mereka juga sangat menghibur. Banyak tips menulis atau kisah yang mengharukan dan membahagiakan sebagai pengingatku bahwa aku tidak sendiri. Beberapa kesamaan dalam hal pengalaman dan kejadian yang aku alami seperti sahabat-sahabatku alami. Aku salut kepada mereka yang hampir setiap hari share tulisannya. Aku berharap aku masih mampu menulis setiap hari lagi agar dapat menghasilkan buku-buku impian berikutnya.
Nani, Jonggol 9 Juli 2021.
Selamat n sukses untuk terbitnya buku kedua, Bu. Sebuah capaian yang keren. Semoga apa yang dicita-citakan yaitu menghasilkan banyak buku selanjutnya tercapai.
Goodluck, Ms. Gb!
Selamat mb … Sukses untuk buku solo keduanya. Semoga terbit buku solo selanjutnya. Sukses juga untuk desertasinya ya.. Aamiin