Ibarat pepatah “pucuk dicinta ulam tiba”, begitulah yang saya alami Sabtu siang, 31 Oktober 2020 saat mendapat kehormatan diundang oleh “Uda” Thamrin Dahlan, pemilik Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD).
Bagaimana serunya? Berikut reportase saya dari rumah makan Sederhana, Jalan Raya Pondokgede, depan Tamini Square, Jakarta Timur.
YPTD adalah satu usaha penerbitan buku milik keluarga yang merangkul para blogger untuk bersemangat menulis buku. Sesuatu gerakan moral bernuansa ibadah di bidang literasi yang patut diacungi jempol.
Untuk menuju ke tahap penerbitan buku itu pulalah, Pak TD, panggilan akrab Thamrin Dahlan, lalu menyiapkan website berbasis WordPress di https://terbitkanbukugratis.id.
Webs ini dimaksudkan sebagai wadah bagi penulis, blogger, Kompasianer (penulis di Kompasiana) atau siapa saja yang berminat belajar menulis.
Seperti kata Mbak Muthiah,.salah satu admin webs TerbitkanBukuGratis, “di sini ada beberapa mantan wartawan, termasuk saya 😊,” katanya.
Ada tiga generasi penulis di YPTD termasuk grup WA-nya, kata pemerhati Turki ini. Ada angkatan paling tua antara lain Pak Thamrin Dahlan, Taufik Hidayat, Dian Kelana dan lain-lain. “Generasi muda diwakili oleh angkatan Fifi Tri, putri Pak Nur dan lainnya”.
Pucuk Dicinta
Sesuai arti dari pepatah “pucuk dicinta ulam tiba” di atas, tentu saja, saya merasa telah mendapatkan “sesuatu” dari Pak TD, yang lebih dari pada apa yang saya harapkan, atau cita-citakan dari awal.
Betapa tidak, semangat saya yang menyala-nyala sejak lama mau menerbitkan buku karangan sendiri tertulis di cover buku dengan nama pena NUR TERBIT sebenarnya sudah sempat memudar sinarnya.
Redup bagai nyala lilin yang nyaris padam. Eh, tiba-tiba bagai mendapat percikan bensin dari Pak Thamrin. Byaar….
Bukan itu saja. Selain undangannya istimewa, dadakan pula. Sehingga perjalanan dari rumah di Bekasi Timur Kota Bekasi ke TMII Jakarta Timur, hanya saya tempuh kurang dari satu jam menggunakan sepeda motor. Padahal jalur lintas Pondokgede ini, termasuk padat dan rawan macet.
“Bang Nur datang ya? Ada dokter Irsyal Rusyad S.Pd yang juga penulis, ngundang silaturahim di RM Sederhana dekat Tamini Square Sabtu 31 Oktober 2020 pukul 11.00 kiranya bisa gabung. Kita ngobrol tentang penerbitan buku,” begitu pesan WhatsApp (WA) dari Pak TD, inisial Thamrin Dahlan.
Benar juga siang itu. Di RM Sederhana ini, saat saya tiba di lokasi sudah datang lebih awal Pak Thamrin dan Bung Mukti Ali, salah satu penulis yang diminta untuk membantu registrasi member baru di website YPTD di TerbitkanBukuGratis.id — maaf pak Tahmrin, saya menyingkatnya jadi TBGC untik memudahkan penulisan.
Adapun Pak Dokter Irsyal Rusad, menyusul belakangan yang ternyata “tuan rumah” dari pertemuan silaturrahim dadakan ini. Pak dokter langsung bikin akun, dan secepat kilat pun tulisannya “Kasih Sayang Yang Menyembuhkan” sudah bertengger di webs TBGC.
Manfaat Webs TBGC
Beberapa kali sudah digelar pertemuan di antara anggota webs TBGC ini. Yang paling heboh saat peringatan 10 tahun Pak Thamrin Dahlan menulis di Kompasiana, berlangsung di Margonda Raya, Depok, Jawa Barat. Sayangnya saya gak bisa hadir karena undangan terbatas.
Di acara tersebut, nampaknya sekaligus sosialisasi dari adanya webs TBGC ini. Sungguh, sekali lagi saya katakan, menyesal saya tidak bisa datang. Pak TD di kesempatan tersebut menyampaikan nilai tambah menulis di webs TBGC yang dibangunnya.
Maaf, meski sudah banyak yang tahu terutama yang hadir di cara tersebut, tak ada salahnya saya kutip lagi secara lengkap di sini.
Nilai tambah menulis di webs TBGC tersebut, terangkum pada 3 program. Intinya menerbitkan buku ber Barcode ISBN tanpa biaya. Program tersebut adalah :
Program A : Menerbitkan Buku Para Penulis telah mempunyai naskah buku segera kirim ke email ke YPTD thamrindahlan@gmail.com
Program B : Menerbitkan Buku dari Para Penulis posting di website terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul naskah 150 – 200 halaman setiap bulan.
Program C : Menerbitkan Buku Para Penulis secara perorangan yang telah posting di website YPTD alamat terbitkanbukugratis.id sampai 40-50 artikel kemudian.
Terima kasih, Salam : Nur Terbit
1 komentar