BUDAYA BACA

Terbaru37 Dilihat

BUDAYA BACA

OKI SIWI

KTA PGRI 09030602530

Membangun sebuah budaya perlu waktu yang lama. Kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun. Dilakukan sebagai kesepakatan bersama, yang diyakini menjadi sesuatu yang baik. Kegiatan menjalankan kehidupan sehari-hari dengan berbagai pernak-perniknya memberikan ciri khas suatu daerah. Semua orang yang tinggal disana tidak akan bertanya lagi mengapa harus begini atau begitu biasanya ya dilakukan karena memang dari dulu sudah dilakukan.

Membentuk kebiasaan bersama dalam sebuah negara perlu aturan yang mendukung. Bukan lagi sesuatu yang dihanya diwacanakan melainkan harus diatur. Program yang perlu distrategikan, dirancang agar berjalan dan menjadi bagian kehidupan masyarakat. Nilai-nilai baik yang akan dijadikan sebuah budaya bangsa haruslah yang memang sudah ada sehingga pendekatan akan pentingnya budaya tersebut lebih mudah untuk dilaksanakan. Dasar-dasar budaya yang berbeda-beda disetiap wilayah adalah suatu kearifan lokal yang bernilai tinggi.

Kearifan lokal yang bernilai nasional perlu dibudayakan menjadi karakter bangsa. Banyak nilai-nilai yang bisa kita temukan pada daerah yang berbeda namun sama dengan cara pendekatan sesuai dengan daerah masing-masing. Membaca salah satu yang sejak lama menjadi budaya di banyak daerah di negara ini. Hal ini dapat dilihat dari adanya peninggalan-peninggalan sejarah yang masih tersimpan berupa tulisan. Budaya menulis dan membaca sejatinya telah ada sejak lama. Menjadi tersendat karena penjajahan yang terjadi. Menulis dan membaca bukan menjadi hal yang begitu penting selain bertahan hidup.

Catatan sejarah akhirnya melahirkan para pahlawan yang memperjuangkan pentingnya kemampuan menulis dan membaca. Melawan kebodohan dengan perjuangan bukan hanya dengan pertempuran fisik tapi juga perlawanan dengan kemampuan berpolitik dan berdiplomasi. Kepandaian berkomunikasi dan bersiasat dengan bangsa-bangsa lain memperjuangkan kemerdekaan negara kita. Pertempuran yang bukan hanya di medan perang tapi juga di meja-meja perundingan. Menulis dan membaca menjadi penting membela negara kita. Terbukti dengan perjuangan itu akhirnya kemerdekaan dapat kita raih.

Menulis dan membaca telah terbukti memberikan peran yang penting terhadap lahirnya negara kita. Saat ini untuk mengisi kemerdekaan kita juga harus membudayakan kembali menulis dan membaca. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan melakukan prestasi-prestasi yang gemilang di mata dunia. Budaya menulis dan membaca perlu untuk terus dilestarikan. Generasi penerus bangsa harusnya menyadari pentingkan kedua hal ini. Jangan hanya menjadi penonton dan penikmat hasil produk-produk negara asing. Kita harus ikut serta menjadi pemain di rancah mancanegara sebagai penghasil karya yang layak untuk dijual.

Program wajib belajar dari 9 tahun yang kemudian lanjut menjadi 12 tahun dulu mungkin salah satu media untuk menjadikan masyarakat punya kemampuan baca dan tulis yang lebih baik lagi. Program-program lain yang saat ini banyak dirancang pemerintah juga nampaknya akan membentuk generasi baru yang sadar akan pentingnya membaca dan menulis. Kemampuan dasar yang akan menjadi modal untuk menjelajah dan menemukan hal-hal yang baru. Informasi yang bertebaran dimana-mana harus dapat dibaca dan dihubungkan guna menjadi solusi terhadap suatu persoalan.

Kemampuan membaca situasi sekarang ini akan melahirkan banyak peluang sukses. Membaca yang bukan hanya tulisan tapi segala sesuatu yang berkembang dan terjadi saat ini. Era baru digitalisasi memerlukan kemampuan untuk membaca peluang dengan berkolaborasi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang kompeten dibidangnya masing-masing. Sepertinya perlu kita ulang kembali sejarah menjadikan membaca sebagai penyelamat negara ini. Melahirkan kembali pahlawan-pahlawan yang menjadikan bangsa kita maju dan sejahtera.

Jakarta, 23 Februari 2021.

Tinggalkan Balasan