Di postingan blog pribadi saya yang berjudul Self Reward Ala-ala, sudah saya ceritakan jika saya dan suami kemudian membeli sepeda sebagai pengganti self reward biasanya.
Bagi beberapa orang, self reward itu penting. Begitupun bagi kami berdua. Self reward merupakan cara untuk memberikan apresiasi kepada diri sendiri atas pencapaian terhadap sesuatu atau hal-hal yang sudah dilakukan. Dan tentu saja setiap orang berhak mendapatkan self reward dan hal ini tidak harus tentang sesuatu yang bersifat mewah atau mahal. Lagipula mewah atau mahal kan tergantung cara pandang tiap personal.
Banyak hal yang bisa dijadikan sebagai reward untuk diri sendiri, sekedar membeli makanan favorit, membeli sesuatu yang sudah lama diinginkan, memberikan ruang untuk melakukan hal yang disukai atau juga memberi waktu jeda kepada diri dari aktivitas yang sudah dirasa menjenuhkan. Tetapi self reward juga tidak melulu tentang mengeluarkan uang. Bagi anda yang merasa menabung adalah reward untuk diri sendiri ya sah sah saja.
Lalu kenapa saya dan suami akhirnya memutuskan membeli sepeda? Selain karena ingin mewujudkan masa tua yang lebih gowes, sehat dan kuat. Juga sebagai bentuk quality time kami untuk berdua saja tanpa anak-anak.
Ini penting bagi kami karena jujur saja setelah memiliki anak terjadi perubahan besar dalam hidup kami. Semesta kami seolah bertumpu pada anak-anak. Karena memang anak-anak membutuhkan perhatian yang lebih dari kita sebagai orang tua, terutama pada tahun-tahun pertama perkembangannya.
Dan hal ini yang terkadang membuat kita lupa bahwa bahwa pondasi terpenting yang membuat pernikahan tetap kuat itu tidak hanya dengan menjadi orang tua yang baik, tetapi juga fokus kepada menjadi pasangan suami istri yang harmonis
Melalui quality time kami berusaha untuk menjaga hubungan agar tetap berkualitas. Dengan demikian kami berharap bisa menjadi orang tua yang bahagia dan membahagiakan anak-anak dengan hubungan kami yang sehat.
Sejauh ini kami rutin bersepeda berdua setiap hari jum’at pagi, sekitar pukul delapan atau setelah anak-anak diungsikan sementara kepada tantenya. Kalau lagi malas kami bersepeda memutari halaman rumah saja. Kami saling menyemangati untuk bugar hingga usia senja.
Last but not least, kerja keras boleh tapi lakukan juga hal-hal yang bisa membuat kita bahagia sebagai bentuk apresiasi diri. Karena kewarasan jiwa raga menjadi hal paling berharga di masa pandemi seperti sekarang ini.