Dengan usianya yang baru akan menginjak usia setahun pada 19 Agustus mendatang, maka bisa dibilang prestasi Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) sungguh menggembirakan dan luar biasa. Buktinya sudah ada 233 buku yang diterbitkan oleh YPTD dan telah diserahterimakan ke Perpustakaan Nasional di Salemba. Anggotanya juga semakin tumbuh berkembang dari berbagai daerah di seluruh nusantara.
Selama ini YPTD dengan komandannya Pak Thamrin Dahlan selalu memberikan motivasi dan inspirasi agar para penulis berani menerbitkan buku. Ayo tulislah. Bila belum terbiasa menulis, tulislah dahulu dan lakukanlah secara konsisten. Setelah tulisan siap jadi buku, maka nanti bisa dibantu teman-teman untuk membuat cover.
Nah untuk memberi kesempatan kepada penulis untuk me-launching dan mempromosikan buku maka kemudian diadakan semacam acara Bedah Buku setiap Selasa malam setiap bulan. Di sini selama dua jam, kadang-kadang lebih, peserta bisa bertanya seputar buku dan penulisan. Kadang-kadang juga ada gimmick berhadiah buku. Seru.
Acara bedah buku ini juga ditayangkan di YouTube. Sehingga bagi mereka yang akses internetnya kurang kencang untuk mengikuti acara langsung di Zoom, maka bisa menontonnya di YouTube.
Pesertanya biasanya semakin malam semakin ramai. Rata-rata jumlah pesertanya 70-90, kadang-kadang lebih. Rupanya memang minat peserta untuk memiliki buku sendiri memang tinggi.
Saya beberapa kali mengikuti acara bedah buku ini. Jika saya lihat sebagian peserta adalah berprofesi guru dan mahasiswa. Lainnya dari berbagai latar profesi. Ini menarik.
Guru sebagai tenaga pendidik tentu memiliki beban untuk mendidik dan mengajar siswanya, salah satunya kemampuan menulis. Sementara kemampuan menulis ditengarai masih kurang apabila dibandingkan negara-negara lainnya.
Dengan niat dan upaya guru untuk meningkatkan kemampuannya menulis dan membuat buku, maka hal ini akan membuatnya juga terpacu untuk menyebarkan kemampuan menulis ini kepada anak didiknya. Gagasan dan ide-idenya juga akan tersebar luas apabila ide tersebut dibukukan.
Sama halnya dengan guru, mahasiswa sebagai generasi muda juga dituntut untuk punya kemampuan bernalar dan menulis yang baik. Kemampuan menulis memiliki korelasi dengan kemampuan bernalar yang baik.
Beberapa organisasi dan tempat kerja juga berharap SDM-nya juga punya kemampuan menulis yang baik, sehingga mahasiswa yang sudah punya kemampuan menulis dan apalagi memiliki buku, punya kans kuat untuk menjadi SDM yang unggul, selain juga menguasai bidangnya.
Nah, apabila kemarin saya mengusulkan untuk mengoptimalkan fitur/kategori ‘YPTD Bookstore’ dan sekali-kali mengadakan Pameran Buku ala YPTD, maka kali ini saya mengusulkan untuk memanfaatkan media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk menyebarkan dan mempromosikan acara-acara juga buku-buku yang diterbitkan oleh YPTD.
Hal ini dikarenakan kedua jenis media sosial ini masih banyak penggunanya. Sehingga YPTD dan kiprahnya makin dikenal luas.
Karena Twitter biasanya lebih banyak teks daripada gambar, maka sesekali misalkan tiap bulan sekali dibuat semacam kultwit tentang bagaimana membuat buku bagi pemula, bagaimana mendapatkan ide menulis, dan bagaimana membuat cover buku bagi pemula.
Sedangkan di instagram, setiap minggu atau setiap bulan dipamerkan buku-buku yang diterbitkan oleh YPTD beserta deskripsi dan ringkasan isinya. Tentunya fotonya yang cakep dan berkualitas tinggi sehingga menarik yang melihat untuk membelinya.
Kedua medsos ini bisa dikelola oleh pengurus inti atau mengundang beberapa sukarelawan dari anggota YPTD secara bergantian. Misalnya minggu ini tugas A mengelola IG dan tugas B untuk mengelola Twitter dan seterusnya. Dengan demikian bukan hanya pengurus yang bekerja keras memajukan YPTD, para anggota juga ada rasa memiliki dan keinginan untuk turut berkontribusi bagi YPTD.
Selamat berulang tahun, semoga YPTD makin berjaya.