Membangun Kebiasaan Menulis Setiap Hari

Gaya Hidup0 Dilihat

rempah-rempah

Waktu sudah menunjukkan dini hari. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.21 WIB. Aku belum bisa memejamkan mata, walau ingin. Akhirnya aku pun mencoba mengetik. Sepuluh menit.

Setiap hari aku menulis. Utamanya di blog pribadi di dewipuspasari.net. Nomor dua di blog ini. Jadi minimal aku menulis dua artikel perharinya. Tapi biasanya lebih. Aku juga menulis di Kompasiana, di Babe, dan di dua blogku lainnya, pustakakulinerku.com dan keblingerbuku.com, serta di aplikasi Recome. Jika aku sedang rajin menulis maka aku menulis di semua blog tersebut. Tujuh tulisan. Tapi rata-rata aku hanya sanggup 3-4 artikel.

Dulu aku juga menulis di mana-mana, di Detik Travel, Garuda Miles, Openrice, Adira Faces of Indonesia, dan masih banyak lagi. Yang membuatku sedih beberapa website tersebut sudah mati dan tak eksis. Tulisanku tak kembali, sementara laptopku yang menyimpan tulisan dan foto-foto tersebut harus diservis.

Rupanya selain buntu ide, ketakutan dan kekecewaan penulis terbesar adalah kehilangan tulisan dan foto-fotonya yang sudah diunggah. Huuh sedih.

Ya, aku tiap hari terbebani untuk menulis. Aku sulit tidur jika belum menulis di blog pribadiku. Rasanya ada sesuatu yang kurang. Beban itu membuatku harus kreatif memikirkan gagasan menulis. Kadang-kadang aku buntu ide. Tapi kebanyakan ideku tak terbendung. Hanya kadang-kadang aku memang lagi malas menulis.

Bagaimana caranya untuk rajin menulis tiap hari? Dipaksa. Aku memaksakan diriku untuk menulis setiap hari. Menulis apa saja, baik fiksi maupun opini.

Menulislah setiap hari. Terserah waktunya, siang, malam, atau pagi. Kerjakan lima menit atau sepuluh menit. Topiknya apa saja, yang penting mengalir. Bisa tentang kisah-kisah perjalanan atau lainnya.

Memang tidak enak awalnya. Seolah-olah hal tersebut beban. Hari libur aku tetap menulis. Liburan dan di perjalanan aku juga tetap menulis. Tapi kini mulai terasa manfaatnya. Aku makin mudah menulis.

Menulis itu seperti memasak. Ada bumbu rempah-rempah. Ada bahan berupa ikan atau tempe. Tinggal gunakan rempah-rempah yang sesuai, maka jadilah sebuah tulisan yang pahit, manis, ataupun getir.

Jika dulu menulis satu saja sulit, kini aku bisa menulis minimal dua tulisan dan terus bertambah. Ayo mulailah menulis dan jadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang rutin.

Tinggalkan Balasan