Pagi itu, tepatnya Jum’at 20 November 2020 pukul 10.00 WIB saya sudah mempunyai janji untuk bertemu dengan ketua Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) di Perpustakaan Nasional Jalan Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat .
Perlu diketahui, YPTD adalah sebuah Yayasan yang mendedikasikan dirinya sebagai penerbit buku, di mana program utamanya adalah membantu para penulis yang kesulitan dalam menerbitkan buku untuk dapat menerbitkan buku ber-ISBN secara gratis atau tanpa biaya.
Berhubung hari itu adalah hari kerja dan saya harus masuk kerja sebagai seorang tenaga pendidik di SMA Putra Bangsa Depok, maka seperti biasa saya berangkat ke sekolah terlebih dahulu. Kebetulan hari itu saya dan teman-teman saya di sekolah sedang disibukkan oleh rangkaian persiapan Penilaian Akhir Semester gasal online, khususnya yang terkait dengan analisis kualitatif perangkat soal.
Tepat pukul 09.00 WIB saya turun dari lantai 4 ruang kerja saya menuju parkir sekolah untuk bergegas berangkat menuju Perpustakaan Nasional. Setibanya di parkir sekolah, Pak Thamrin menghubungi saya, dan saya katakan saya segera meluncur ke Perpustakaan Nasional.
Dengan mengendarai Honda Beat keluaran tahun 2016, saya segera meluncur menuju Perpustakaan Nasional. Setelah menembus sedikit kemacetan di beberapa titik jalan di ibu kota, seperti di Jalan Raya Pasar Minggu-Kali Bata-Pancoran, akhirnya saya tiba di Jalan Salemba Raya No. 28 A pada pukul 10.10 WIB.
Segera saya menghubungi Pak Thamrin, untuk mengabarkan bahwa saya baru tiba di Perpustakaan Nasional dengan sedikit terlambat karena waktu sudah menunjukkan 10 menit lewat dari pukul 10 pagi. Dengan berbekal informasi dari Pak Thamrin, akhirnya saya segera menuju gedung Blok E lantai 7 Perpustakaan Nasinal. Gedung Blok E lantai 7 Perpustakaan Nasional adalah ruang khusus penyimpanan (Deposit) buku-buku dari penerbit.
Setibanya di lantai 7, saya segera disambut dengan salam hangat dari Pak Thamrin Dahlan. Beliau adalah Ketua Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), yang memiliki pribadi yang hangat dan gemar berbagi kepada sesama. Selain bertemu dengan Pak Thamrin, saya juga bertemu dengan Pak Aji Najiullah Thaib (Ajinata), Bang Nur Terbit, dan Pak Mukti Ali. Mereka semua adalah para penulis yang buku-bukunya sudah diterbitkan oleh YPTD.
Pak Ajinata sudah menerbitkan beberapa buku di YPTD, di antaranya berjudul :Bait-Bait Konstalasi jilid 1 dan 2 , SBY, dan Ragam Manusia. Sementara Bang Nur Terbit sudah menerbitkan buku berjudul “Wartawan Bangkotan”, dan Pak Mukti Ali telah lebih dulu menerbitkan buku berjudul “Mengapa Orang Arab tidak Suka Sendok?”. Sementara saya sendiri baru meneritkan 2 judul buku yaitu: ‘Mencerdaskan Putra Bangsa di Tengah Badai Pandemi (September 2020) dan Mengejar Bayang-Bayang Sejati (November 2020).
Selain bertemu dengan sesama penulis dari YPTD, di Perpustakaan Nasional tersebut saya juga bertemu dengan para petugas dan Pustakawan Perpustakaan Nasional. Ternyata para pustakawan di Perpustakaan Nasional adalah para lulusan Program Studi Perpustakaan dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjajaran (Unpad) bahkan ada yang lulusan program pasca sarjana. Mereka sangat ramah, bahkan mengarahkan kami ke beberapa ruangan dari lantai 7 sampai lantai 9. Dari penjelasan mereka, kami memahami bagaimana alur sebuah buku dari awal diterima dari penerbit, kemudian diidentifikasi, diberi label buku, kemudian pada akhirnya dikategorikan berdasarkan tahun cetak, dan disimpan secara rapi dan aman di Perpustakaan Nasional.
Buku-buku yang disimpan di Perpustakaan Nasional Jalan Salemba Raya No. 28 A adalah buku-buku terbitan tahun 1990 ke atas, sementara untuk buku-buku yang diterbitkan sebelum tahun 1990 tidak disimpan di sini, namun di Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan Medan Merdeka. Perlu diketahui bahwa Perpustakaan Nasional Jalan Salemba Raya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1989 dan pendiriannya merupakan prakarsa dari Yayasan Harapan Kita yang didirikan oleh Ibu Tien Soeharto.
Sekitar satu jam kami berada di dalam gedung Perpustakaan Nasional, untuk kemudian sekitar pukul 11.00 WIB kami turun menuju lantai dasar dan mengambil beberapa gambar untuk diabadikan. Selanjutnya kami menuju rumah makan padang yang letaknya bersebelahan dengan Kantor Pusat Kemensos RI tidak jauh dari Perpustakaan Nasional. Dalam acara rehat makan siang, tidak lupa kamipun memperbincangkan rencana-rencana ke depan dari YPTD, salah satunya adalah akan membuat program e-ISBN yaitu ISBN elektonik untuk buku-buku yang diterbitkan dan dijual secara digital.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.35 WIB, kamipun bergegas meninggalkan rumah makan padang untuk bergegas sholat Jum’at di masjid Kemensos RI. Namun sayang, menurut petugas keamanan Kemensos, masjid sudah penuh. Akhirnya kami menuju Perpustakaan Nasional untuk sholat Jum’at di sana. Petugas keamanan Perpustakaan Nasional mengatakan bahwa masjid Perpustakaan Nasional hanya bisa digunakan oleh karyawan saja, sementara pengunjung tidak diijinkan. Namun, mereka memberi kami solusi bahwa kami dapat sholat Jum’at di masjid belakang Perpustakaan Nasional .
Dengan mengendarai sepeda motor yang kami bawa, kamipun menuju masjid yang dijelaskan petugas keamanan Perpustakaan Nasional tersebut. Kurang lebih dua menit akhirnya kamipun tiba di sana sesaat setelah azan selesai berkumandang. Masjid itu bernama Masjid Jami’ Aisyah Gani, masjid yang cukup luas dan megah. Kubahnya berwarna emas dilengkapi dengan pintu-pintu masjid yang juga dilapisi logam berwarna emas.
Setelah selesai melaksanakan sholat Jum’at, kamipun berpisah. Saya kembali bergegas menuju tempat saya bekerja sehari-hari yaitu di SMA Putra Bangsa Jalan Margonda Raya KM.2 Depok. Sekitar pkl 13.25 WIB saya sudah kembali berada di ruang kerja saya lantai 4 dan melanjutkan pekerjaan saya pada hari itu, yakni melakukan analisis kualitatif terhadap beberapa perangkat soal PAS Gasal online yang rencananya akan dilaksanakan pada 30 November sampai 8 Desember 2020.
Akhirnya saya merasa bersyukur kepada Allah SWT, karena buku-buku saya yang diterbitkan YPTD telah menemukan “rumahnya” dan tersimpan secara aman dan rapi secara abadi sampai anak cucu nantinya. Semoga segala dedikasi yang dilakukan YPTD menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir. ***