Setiap minggu pagi seperti biasa Razka bersama Ayah dan Bunda jalan pagi mengelilingi kompleks perumahan. Kadang mereka berhenti di lapangan untuk bermain badminton atau sepak bola. Selesai olahraga mereka pulang ke rumah. Setelah cuci tangan dan kaki, Ayah Bunda segera memasak di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Razka juga ikut membantu dengan membersihkan sayur. Sementara Ayah menyiang ikan dan Bunda menyiapkan bumbu-bumbu. Setelah sarapan, tibalah kegiatan yang paling dinantikan Razka yaitu berkebun.
Halaman rumah Razka cukup luas. Ayah, Bunda dan Razka suka menanam sayur, buah dan tanaman hias di sana. Ayah yang paling piawai menata tanaman agar tidak terlalu berdekatan dan indah dipandang.
“Razka, tolong ambil jagung di kulkas,” kata Ayah kepada Razka yang sedang asyik mencabuti rumput-rumput kecil di dekat tanaman sawi.
“Jagung? Buat apa Ayah?” tanya Razka penasaran.
“Ada deh, nanti kamu juga akan tahu,” kata Ayah.
“Sebelumnya cuci tangan yang bersih dulu ya sebelum membuka kulkas dan mengambil jagung!” tambah Bunda.
Razka mencuci tangannya di air kran dekat teras. Lalu ia berlari menuju kulkas dan mengambil jagung yang sudah dikupas dan dimasukkan ke dalam kotak kecil.
“Ini Ayah,” kata Razka sambil menyodorkan kota berisi jagung.
“Iya terima kasih. Sekarang taburkanlah di bawah pohon itu,” Ayah menunjuk pohon rambutan di sudut taman.
“Untuk apa Yah? Kok jagung dibuang-buang?” Razka makin penasaran.
“Ayo, taburkan saja. Nanti kamu pasti tahu,” jawab Ayah.
Razka pun menaburkan jagung tersebut di tempat yang Ayah pinta. Sebenarnya ia sudah tidak sabar menunggu penjelasan Ayah. Hatinya selalu bertanya-tanya hingga tidak berapa lama kawanan merpati datang dan memakan jagung-jagung tersebut.
“Ayah…ada merpati!” teriak Razka yang kaget bercampur senang melihat kawanan burung berwarna putih dan hitam itu mengerubungi jagung yang tadi ia taburkan.
“Nah sekarang terjawab kan pertanyaan Razka,” Bunda tersenyum melihat tingkah Razka yang gemas dengan kedatangan makhluk bersayap tersebut.
“Beberapa hari ini Ayah melihat mereka sering melintas dan singgah di bawah pohon rambutan. Oleh karena itu, Ayah memintamu meletakkan makanan agar mereka datang dan tidak sulit lagi mencari-cari makanan.”
“Wah begitu ya Yah. Merpati-merpati itu pasti senang bisa sarapan di sini kan Ayah?”
“Tentu saja,” jawab Ayah singkat.
Razka sangat senang melihat kawanan merpati tersebut. Setelah semua jagung habis, mereka pun terbang kembali.
“Bunda, yuk kita menanam jagung juga. Kalau sudah berbuah kita bisa memberi makan kawanan merpati itu,” kata Razka.
“Iya, ayo kita tanam. Tetapi jangan tunggu berbuah dulu baru kita memberi makan merpati. Kalau ada uang berlebih kita bisa membeli dan mengupasnya untuk diberikan kepada hewan-hewan di sekitar,” kata Bunda.
“Selain itu kita juga membantu penjual jagung melariskan dagangan mereka,” tambah Ayah.
“Baik Ayah,” ucap Razka sambil tersenyum.
Semenjak itu, Razka selalu menyisihkan uang jajannya untuk dibelikan jagung. Dia mengupas dan menyimpannya di dalam kulkas. Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, Razka menaburkan jagung tersebut di bawah pohon rambutan.
Semakin hari, kawanan merpati itu semakin banyak. Setelah makan mereka akan terbang ke angkasa. Kadang Razka melihat mereka terbang melintasi sekolahnya. Razka senang memberi makan burung-burung tersebut. Terkadang ia juga membawa jagung tersebut ke sekolah dan menaburkannya di taman dekat sekolah. Razka pernah melihat kawanan burung mencari makan di sana. Razka senang berbagi dan melihat burung-burung itu terbang bebas dengan kuat di angkasa raya.