Mungkinkah Cinta (part 5)

Cerpen, Fiksiana, KMAB313 Dilihat

Part Edwin

Aku kesal, aku bukan tife orang yang sudah menunggu apalagi ini untuk kepentigan umum. Tidak seperti biasanya dia terlamat aku sudah memperhatikannya sejak dari hari pertama aku sama – sama masuk di kampus ini. Sebenarnya aku bersyukur kita pertama kali ia menyapaku dan mengatakan bahwa aku akan satu kelompok untuk KKN nanti, tapi aku tidak mau dia tahu kalau aku senang.

Namanya Putri, aku terkesima ketika membaca biodatanya pada awal berada di kampus, bukan dari anak orang berada tapi berani kuliah di kampus biru yang mahal uang pembangunannya. Ternyata dugaan salah, dia Putri bisa kuliah disini karena beasiswa penuh dari yayasan karena prestasinya. Dan lebih membuatku kagum padanya, dia bisa sambil memberikan bimbel dan kerja part time hanya untuk membiayai kuliahnya disini.

Wajahnya selalu ceria tidak pernah aku melihat dia mengeluh dengan hidup keras yang dijalaninya. Ringan tangan setiap ada acara kampus dia selalu ada dengan wajah cerianya.

Entahlah aku sepertinya sudah terpatri dengan wajah imut yang menarik hatiku, seperti ada yang hilang jika satu hari saja aku tidak melihat wajahnya dikampus. Tapi aku tidak berani mendekatinya, lagipula aku bukan tipe donjuan yang bisa dengan mudah mengumbar kata pujian serta merayu mahasiswi yang aku pasti tidak akan menolak jika aku merayu mereka.

Putri, seperti namanya aku sungguh terpesona dengan Putri yang satu ini, mungkin kesederhanaannya yang membuatku terpikat, tawanya yang lepas, gerak geriknya yang tidak pernah dibuat – buat apa adanya. Tidak pernah terlihat dia merasa malu dengan keadaanya yang tidak terlihat wah tapi dia cantik dengan caranya sendiri.

Melihat dia, Putri belum hadir pada pertemuaan hari ini membuatku kesal. Padahal dari tadi malam aku sudah tidak bisa tidur, hanya berfikir hari ini aku akan berdekatan dengannya. Sepertinya Tuhan menjawab doa – daoku selama ini, doaku hanya diperbolehkan dekat denganya tanpa terlihat dipaksakan oleh diriku.

Sewaktu dia mengatakan bahwa dia akan satu kelompok KKN denganku sungguh aku sampai sholat malam hanya untuk berterima kasih kepada-Nya, hari ini sebenarnya aku marah dengan diriku sendiri, karena aku melihat ada butiran airmata disudut matanya yang selalu indah berbinar yang menjadi bagian favorit dari wajahnya jika ada yang bertanya padaku. Ternyata ketidak hadirannya yang tidak tepat waktu karena bateri jamnya mati, aku sebenarnya mau berteriak kegirangan ketika keluar dari ruangan melihat dia terengah – engah menghampiri ruang pertemuan yang sayangnya pertemuannya sudah berakhir. Tapi reaksi diriku malah bukan berteriak girang tapi aku malah ketus kepada dirinya. Dan akhirnya mala mini aku masih belum bisa melelapkan mataku walaupun jam sudah menunjukkan pukul 01 dini hari, aku gelisah berharap besok Putri akan tepat waktu seperti janjinya.(bersambung)

***

Tinggalkan Balasan