Karena Aku Overthingking (2)

Cerpen, Fiksiana370 Dilihat

Setelah beberapa kali aku mengusapkan minyak angin di hidung Bang Ezra pergerakan kecil mulai terlihat, mata Bang Ezra mulai membuka perlahan.

Entah apa yang terjadi sehingga Bang Ezra pingsan di kamar mandi, aku terus menduga – duga ingin bertanya tapi melihat kondisi Bang Ezra tidak sampai hati aku untuk bertanya.

“Abang sudah baikan?” sekarang aku yang bertanya kepadanya tentang keadaannya

“Memang Abang kenapa, perasaan Abang baik – baik saja.” Mendengar jawabannya keningku berkedut

“Abang tidak ingat yang terjadi dengan Abang?” tanyaku ada rasa takut di dadaku

“Iya Abang baik – baik saja, hanya tertidur sebentar.” Ucapnya santai seperti tidak terjadi apa – apa.

***

Kejadian siang tadi terus bermain diingatanku, merasa aneh dengan tingkah laku Bang Ezra yang seperti tidak ingat jika dirinya pingsan, belum lagi tadi sore tiba – tiba saja Bang Ezra meminta aku membuat rujak mangga muda, katanya untuk menghilangkan rasa mual yang sudah sejak siang tadi menyiksanya.

Padahal sewaktu makan siang Bang Ezra terlihat baik – baik saja, nafsu makannya juga tidak seperti biasa sehingga masakan yang aku masak hampir semua dimakan tidak menyisakan untuk diriku.

Dan malam ini setelah isya Bang Ezra langsung nyenyak menjemput mimpinya, tidak seperti malam sebelumnya aku yang terlebih dulu menjemput mimpi sedangkan dirinya kapan tidur aku tidak tahu.

Aku  semakin aneh melihat dalam tidurnya Bang Ezra tersenyum manis sementara untuk senyum jarang aku lihat jika dirinya terjaga ajaib sungguh, entah apa yang terjadi di alam mimpi Bang Ezra sehingga dirinya tersenyum semanis itu.

Entah jam berapa mimpi menjemputkupun aku tidak tahu karena asik memperhatikan tidur Bang Ezra yang menampilkan senyum manisnya.

***

Suara berisik di kamar mandi membangunkan tidurku, dengan rasa kantuk yang berat aku berusaha membangunkan diriku.

Suara orang muntah bertambah keras dari arah pintu kamar mandi, aku melirik ke arah samping mencari keberadaan Bang Ezra, tidak ada berarti saat ini yang sedang membuat gaduh di pagi hari adalah Bang Ezra.

Aku menekan panel kamar mandi, penampakan yang sangat miris kedua tangan Bang Ezra memeluk badan toilet sementara kepalanya terkulai lemah di lubangnya belum lagi sisa air bening yang masih terus keluar dari mulut Bang Ezra.

“Abang kenapa? Masuk angina?” ujarku cemas.

Membantu Bang Erza untuk bangun dan berpindah ke kamar setelah melihat dirinya tidak lagi muntah.

Mata Bang Ezra langsung terpejam setelah sampai di tempat tidur, belum lagi suara mengorok yang keluar dari mulut Bang Ezra, ajaib langsung tertidur setelah membuat kegaduahan yang membuatku terbangun seketika.

Belum sempat aku melirik jam, suara azan subuh berkumandang, aku mengoyang badan Bang Ezra untuk membangunkannya tapi tidak ada tanda dirinya akan bangun. Akhirnya aku sholat subuh sendiri.

***

Hatiku gelisah, sejak tidur sebelum subuh Bang Ezra sepertinya tidur nyenyak sementera hari ini hari senin, sudah mendekati pukul 6.35 waktunya aku berangkat mengajar, apakah Bang Ezra tidak pergi kerja? Batinku.

Akhirnya aku memilih menelepon wakil ke siswaan untuk minta izin tidak masuk mengajar dengan dalih suamiku sakit, dan berjanji untuk mengirim tugas kepada piket dan wa kelas untuk memudahkan piket saja.

Untung saja hari ini semua kelas yang aku ajar hanya tinggal memberikan tes sumatif sehingga aku bisa menggunakan aplikasi form untuk mereka muridku mengerjakannya.

Aku berkutat di dapur untuk membuat bubur ayam, melihat bagaimana dini hari tadi Bang Ezra muntah seperti bubur lebih cocok untuk sarapan Bang Ezra.

Sambil menunggu Bang Ezra bangun aku membersihkan rumah, mungkin karena matahari sudah tinggi belum lagi aku membuka jendela sehingga udara panas masuk ke dalam kamar kami, hal ini membuat Bang Ezra membuka matanya, bukannya memberi salam kepadaku Bang Ezra berlari menuju kamar mandi dan muntah lagi.(Bersambung)

Tinggalkan Balasan