KAYA SEJAK BATITA

Terbaru21 Dilihat

 

 

Pendidikan melalui pengalaman yang menanamkan jiwa wirausaha sejak usia dini pasti sangat dinantikan buah hati. Pengalaman masa kecil mampu menimbulkan dorongan daya kritis, kemauan mencoba, disiplin, yang membantu anak mengembangkan rasa percaya diri serta keinginan berprestasi.

 

Dalam hal ini madrasah bisa mengambil peran mengatasi permasalahan dengan memberikan materi kewirausahaan sesuai tingkat kemampuan, yang lebih kita kenal dengan entrepreneurship. lebih sering menyebutnya entrepreneur kids. materi tentang kewirausahaan sejak usia dini telah diterapkan di paud dan juga madrasah yang dikelola penulis. Materi entrepreneur kids diberikan dengan menyelenggarakan kantin kejujuran santri praktik langsung mengelola usaha dengan pilihan patungan atau menjual secara perorangan. dari kegiatan tersebut santri mengenal apa itu investasi, apa itu marketing, bagaimana cara bagi hasil dan latihan mempraktikkan menghitung zakat mal.

 

Rasulullah mulai merintis karir dagangnya saat berusia 12 tahun. Beliau mengawalinya dengan magang atau ( mengikuti pamannya ) dalam berdagang. Terjunnya dalam perniagaan dini tidak terlepas dari kenyataan yang menuntut beliau untuk belajar hidup mandiri. Dengan bekerja serabutan membantu tetangga, merapikan pekarangan, memikul batu untuk sedikit upah, mengambil kayu bakar atau semak belukar dari hutan lalu menjualnya di pasar. Intinya melakukan apa saja yang halal untuk memperkecil ketergantungannya kepada sang paman. Bersikeras untuk ikut ekspedisi dagang menunjukkan betapa besar semangat mengubah nasib memperbaiki keadaan dan tidak merepotkan.

 

Sumber : Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam

“ The Super Leader Super Manager”

 

Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec

 

Tahun 2012

 

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, telah menjadi contoh nyata menjadi pribadi jujur dan mandiri sejak usia dini. Hampir seluruh kerabat dan sahabat adalah pedagang, semuanya sukses dan banyak menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

 

Ketatnya persaingan dunia kerja sekarang ini membuat gelisah orang tua, kemana anak-anak mereka setelah lulus sekolah dan akan bekerja dimana. Fakta bahwa banyak sarjana yang masih menganggur kesulitan mendapatkan pekerjaan sebenarnya mampu kita kurangi dengan melakukan gerakan penanaman jiwa wirausaha sejak usia dini. Sebenarnya dunia pendidikan dapat berperan mengurangi angka pengangguran. Jika kita mengubah mindset mengarahkan anak ke dunia wirausahaan sejak dini maka sedari kecil jiwa kewirausahaan anak sudah terbentuk bahkan yang paling baik diajarkan langsung oleh orangtuanya dengan melibatkan anak dalam kegiatan bisnis. Dengan mempelajari seluk beluk bisnis sejak kecil anak mendapat bekal ilmu yang berguna bagi kehidupan. Selain itu dengan mengenal dunia kewirausahaan sejak kecil, anak belajar mengolah seluruh kemampuan yang ada pada dirinya. Bukan hanya ketrampilan menghasilkan produk atau jasa yang unik dan cara memasarkannya yang berkembang, tapi juga ketrampilan menghadapi orang, supaya bisa berhasil dalam dunia bisnis, anak harus bisa menghadapi berbagai tipe orang. Sudah tidak jamannya lagi kerja kantoran sebagai satu-satunya pilihan mencari nafkah.

 

Ikhtiar penanaman jiwa wirausaha sejak usia dini telah dilakukan oleh paud yang dikelola penulis yaitu paud permatahati ibu, dengan melakukan kegiatan wisata belajar rutin 2 minggu sekali dimana santriwan dan santriwati dirangsang dan diasah kemampuannya untuk fokus, mengontrol diri, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu bekerja sama mengintegrasikan antara teori dan fakta di lapangan, bagaimana memiliki integritas, mempunyai hati, untuk berempati, tidak mudah dipengaruhi, selalu berpikir sebelum berbuat, mampu menahan keinginan pribadi dan menunda kesenangan. Kompetensi semacam inilah yang juga harus ada pada pemimpin Indonesia. Calon pemimpin bangsa harus punya motivasi, visi, misi dan harapan serta impian agar masyarakat merasakan keadilan, kesejahteraan dan kedamaian.

 

Semua penanaman sikap dan sifat di atas dilakukan dengan cara bermain, wisata belajar sehingga anak tidak merasakannya sebagai beban. Nilai-nilai menumbuhkan ihsan dan sabar pun juga dilakukan dengan cara yang sama. Dengan anak-anak merasa bahagia dan nyaman, anak-anak akan mampu menjadi pribadi sholeh sholehah, mandiri, kreatif, dan berani mengambil resiko.Harus selalu diingat dalam melatih anak menjadi wirausaha harus disesuaikan dengan minat dan usia anak.

 

Kita harus mewaspadai tontonan-tontonan menjerumuskan semacam kantong ajaib Doraemon. Anak harus paham bahwa semua keberhasilan harus melalui niat yang benar, kerjasama yang baik, dan komitmen. Mampu memilih dan memilah mana barang milik sendiri dan mana barang orang lain, mana barang halal dan haram. Bila anak meminta, jangan langsung diberi. Guru selain merangsang kreatifitas dan kemandirian melalui permainan harus menyiapkan game-game yang menarik anak-anak tanpa harus mengeksploitasinya. Pada anak juga harus ditanamkan betapa orang merugi bila tidak mempunyai hati, etika berpikir, mampu mengontrol emosi dan harus selalu tangguh mengatasi permasalahan untuk mendapatkan solusi.

 

Tidak ada yang tidak mungkin diajarkan di PAUD apalagi di Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah. Contoh sederhana anak di beri modal untuk membuat es, diminta memberi nama, menentukan tempat dimana menjualnya, bagaimana cara menjualnya, dan memikirkan apa yang akan dilakukan ketika dagangan tidak laku, sistem pembagian keuntungan bagaimana, apakah dijual sendiri atau dititipkan. Insya Allah apabila kita memberikan pembekalan ilmu kewirausahaan dan kesempatan mendapatkan pengalaman kepada anak-anak sejak usia dini maka anak-anak di masa yang akan datang menjadi pebisnis handal, tidak mudah menyerah dan tangguh. Pastikan anak memilih jalur membuka bisnis berdasarkan pilihan hatinya, bukan karena desakan orang tua. Beri anak kesempatan memilih bisnis yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

 

 

Tinggalkan Balasan