KI HAJAR DEWANTORO KAMI
Berawal dari chat WA mencarikan guru Basket untuk buah hati yang sedang semangat praktik main bola basket. Sambung komunikasi silaturahim dengan cucu almarhumah Bu Dhe Sirum ( kakak dari almarhum Bapakku). Mbak Yan, begitu sapaan akrabku kepada beliau, yang saat ini menjadi kepala sekolah sebuah SD Negeri di Tulungagung.
Beliau ada cerita waktu Kakung Adi (begitu sapaan Mbak Yan ke Bapakku) gerah di Rumah Sakit Babtis, dhawuh ke Mbak Yan , “Aku seneng mbok endangi”. Saat itu Mbak Yan bezuk bersama Mas Ulik (suami)😭😭😭 Waktu itu Mbak Yan merasa sangat terharu dan hanya ucapkan ” Cepat dangan Mbah Adi”🙏🙏. Kondisi sakit Bapak butuh dokter ahli, sehingga rumah sakit tersebut yang dipilih untuk menanganinya. Dokternya orang Belanda, tapi lumayan lancar berbahasa Indonesia.
Makna dari pesan Kakung Adi saat itu, menurut Mbak Yan; siapa saja yang gerah (sakit) jika ditengok hatinya senang, dan membuat bahagia, yang merupakan obat hati yang menjadikan semangat hidup. ✍️
Mbak Yan juga punya cerita waktu Kakung Adi berpulang, disemayamkan di Bendil Panggung Rejo. Ibu dari Mbak Yan, keponakan Kakung Adi (Bu Tatik) bilang, waktu itu Mbak Yan hamil anak no 3. Ibu Tatik dhawuh, “Nduk linggua cedak Mbah Adi (=Nak silakan duduk dekat Mbah Adi), anakmu besuk ben kaya Mbah Adi (anakmu kelak supaya seperti Mbah Adi)”.
Benar putra Mbak Yan saat lahir proses kelahiran dirangsang 12 jam, jika tidak lahir operasi. Apa yang menjadi lisan yang baik Allah meridhai, buah hati Mbak Yan lahir 10 jam tidak jadi operasi, TEPAT NETON KAKUNG ADI HARI KAMIS weton Paing (=tepat hari kelahiran Kakung Adi, hari Kamis Weton Paing). Ayah Mbak Yan, yang biasa disapa dengan sapaan Mbah Mulyono segera nyekar ke makam Kakung Adi. Bersyukur Alhamdulillah, terima kasih Gusti Allah 🙏🙏
Mbak Yan juga bercerita “Saya bilang ke orangtua murid tetangga sarean Karang Duren jika nyekar tidak berani sendiri. Rasanya bulu kuduk ini merinding luar biasa.
Wali murid tadi cerita suatu malam mimpi di makam Kakung Adi itu ada permata indah luar biasa”. Mbak Yan menyatakan “Ini saya menulis juga merinding berkaca-kaca. Beberapa hari kemudian, dinyatakan pergi ke makam yang terjadi; turun hujan lebat yang akhirnya dimimpi tadi tidak di peroleh permata itu ” kisah wali murid.
Mbak Yan mengambil pelajaran memeroleh sesuatu cita-cita harus berusaha keras disertai do’a yang sungguh-sungguh🤲💪🤲🙏🥰
Mbak Yan juga bercerita saat mendapat kesulitan, Kakung Adi menampakkan sosok nya, dan Mbak Yan pergi ke makam untuk nyekar ke makam beliau. Berdoa di makam
Kakung Adi Pranoto, menghadiahkan do’a terbaik. Konon kata Mbak Yan, ada yang bilang Kakung Adi itu wali.
“Sarean Karang Duren itu tidak ada juru kuncinya.
Karena menurut cerita pemilihan 1 orangnya meninggal,
pemilihan 2 orangnya jugs meninggal.
Karena berikutnya takut, jadi semenjak itu sarean di jaga oleh masing-masing”, ujar Mbak Yan menuturkan alasan kenapa meski tidak ada juru kunci di area pemakaman tersebut bersih, tertata rapi.
Mbak Yan juga bercerita berikut yang beliau peroleh kisah sosok Kakung Adi. “Piyantun (sosok) yang segala penilaian, yang suri tauladan beliau dari bawah seorang guru yg mempunyai aspirasi sampai ujung peradapannya, bisa menjadi pejabat negara, semoga berkahnya menular kepada generasi keturunannya Aamiin. Maka istilah bibit, bebet, dan bobot itu tetap diperhitungkan.
Mohon ma’af ungkapan paling dalam ini menginspirasi hati, dan keturunan saya. Ada pepatah gajah mati meninggalkan gading nya, manusia mati meninggalkan nama baiknya. Mohon maaf.🤲🙏” tutur Mbak Yan penuh keharuan.
‘Ada Dik pengamatan, Bapak jika dahar (makan) itu alatnya khusus, dan sederhana menu daharnya ( makannya). Jika ageman (mengenakan pakaian) mesti bersih dan rapi. Sisir rambutnya, rapi dan licin, lalat saja terpeleset perumpaannya karena rambut selalu licin oleh minyak Waru Satu, yang khas baunya”, kisah Mbak Yan
“Dik Bapak itu mahir kerawitan, alat yang keagungan gamelan lengkap yang sering beliau pegang gender dan gambang”, Mbak Yan menambahkan kisahnya tentang kegemaran almarhum Kakung Adi bermain alat kerawitan di teras rumah”, rinci Mbak Yan tentang hobi almarhum Kung Adi.
“Dik saya jadi ingat leluhur, yang membesarkan hingga saya jadi seperti hari ini🙏. Terimakasih yang tak terhingga kepada semua arwah, semoga diampuni dosa dan khilafnya, dan diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’alla ditempatkan di surgaNya Aamiin 🤲🙏
Alhamdulillah, bersyukur hikmah silaturahim dengan Mbak Yan, cucu almarhum Bu Dhe Sirum, menambah ilmu dan pengetahuanku tentang sosok Guru pertama dan utamaku yang menjadi Ki Hajar Dewantoro pertama di keluarga kami.
Teladan, pembimbing, dan motivator kami.
Bismillah allahumaghfirli waliwalidayya warhamhumma kamma rabbayani shaghira Aamiin
Jazakillah khairan, smoga kisah Mbak Yan menjadi amal hasanah yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’alla menjadi tambahan bekal kami ikhtiar menggolongkan diri sebagai anak shalih shalihah yang cerdas menyibukkan diri mencari bekal amal untuk kehidupan di kampung akhirat yang kekal, dan beruntung semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin Aamiin
Ijin simpan data pribadi Mbak Yan dulu, kita rangkai jadi antologi Insya Allah🥰🙏
Nama : Mulyaningsih, S.Pd. M.Pd
TTL : Tulungagung, 14 Januari 1964
Alamat : Jl.Dr.Wahidin Sudiro Husodo, No 03, Ds.Kedungwaru, Kec.Kedungwaru, Kab. Tulungagung
Riwayat pendidikan :
SD : SDN 2 Kepatihan
SMP : SMPN 3 Tulungagung
SMA : SPGN T.A
S-1 : Univ Kanjuruhan Malang
S-2 : STIE Indonesia Malang
Unit Kerja : SDN 1 Tamanan
Email : mulyaningsih19640114@gmail.com