Target Tes Virus Corona (Covid-19) di Indonesia Tak Pernah Tercapai

Edukasi55 Dilihat

Beberapa media online memberitakan pemerintah capai target tes Covid-19 yaitu 10.000 per hari, ternyata ini hoaks karena yang dicapai adalah jumlah SPESIMEN bukan jumlah ORANG yang tes Covid-19 ….

“Pemerintah Ungkap Faktor yang Bikin Target Tes Corona 10 Ribu Per Hari Tercapai.” Ini judul berita di detikNews 20/5-2020. Informasi yang disampaikan di judul ini menyesatkan karena sejak tanggal 2 Maret 2020 belum pernah terjadi 10.000 orang jalani tes Covid-19 dengan spesimen swab memakai metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Tes  Cepat Molekuler (TCM).

Kalau benar pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi), menargetkan tes spesimen 10.000 per hari hal ini benar-benar tidak masuk akal (sehat) karena seorang pasien Covid-19, dalam terminologi pemerintah disebut Pasien dalam Pengawasan (PDP), bisa berkali-kali jalani tes swab untuk memastikan ybs. tidak mengidap virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19).

Itu artinya seorang PDP saja bisa 3-5 kali memberikan spesimen swab untuk tes Covid-19. Tapi, orang yang jalani tes Covid-19 hanya 1 (satu). Jumlah spesimen yang dites tidak sama dengan jumlah orang yang jalani tes Covid-19.

  1. Ada Perbedaan Antara SPESIMEN dan ORANG Terkait Tes Covid-19

Di lead berita disebutkan: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengungkap alasan terlampauinya target pemeriksaan 10.000 spesimen terkait Corona per hari.

Dengan pernyataan ini detikNews juga meyakinkan pembacanya bahwa target pemerintah adalah SPESIMEN bukan ORANG yang jalani tes Covid-19.

Kita menghargai kerja kerja pemerintah, dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, tapi menyampaikan informasi yang tidak benar juga tidak bisa kita terima. Dalam konteks kekinian informasi ini disebut hoaks (informasi bohong). Bukan berita bohong karena berita selama berpijak pada asas jurnalistik tidak pernah berbohong.

Keterangan Yuri, panggilan Achmad Yurianto, itu menyebutkan ‘target pemeriksaan 10.000 spesimen’. Spesimen bukan orang. Satu orang bisa beberapa kali memberikan spesimen swab untuk dites.

Kalau memang Presiden Jokowi memberikan target jumlah spesimen itu keliru karena jumlah spesimen yang dites tidak sama dengan jumlah orang yang jalani tes Covid-19.

Dalam berita disebutkan: Diketahui pada Selasa (19/5) kemarin, target pemerintah untuk memeriksa 10 ribu spesimen per hari tercapai. Bahkan melampaui hingga 12 ribu spesimen.

Sumber: https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-19-27-mei-2020

Tapi, gambar yang dipublikasikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melalui situs resmi covid19.go.id jelas ada perbedaan antara SPESIMEN dan ORANG. Itu artinya keterangan Jubir Corona dan pernyataan detiknews menyesatkan.

Jika Target 10.000 Orang Tes Covid-19 per Hari Hasilnya 30.104,74

Di boks tanggal 27 Mei 2020 pada UJI PCR tertulis SPESIMEN 278.411 (ini jumlah kumulatif sejak tanggal 2 Maret 2020) dengan tanda ada penambahan 14.313. Penambahan ini (14.313) adalah hasil pengurangan dari jumlah kumulatif spesimen sampai tanggal 27 Mei 2020 (278.411) dengan jumlah kumulatif spesimen tanggal 26 Mei 2020 (264.098) yang dites Covid-19. Yaitu: 278.411 – 264.098 = 14.313.

Sedangkan ORANG (maksudnya jumlah orang yang jalani tes Covid-19) tertera angka 195.518 (ini jumlah kumulatif sejak tanggal 2 Maret 2020) dengan tanda ada penambahan 7.216.  Penambahan jumlah ORANG ini (7.216) adalah hasil pengurangan dari jumlah kumulatif ORANG yang jalani tes Covid-19 sampai tanggal 27 Mei 2020 (195.518) dengan jumlah kumulatif ORANG yang tes Covid-19 sampai tanggal 26 Mei 2020 (188.302). Yaitu: 195.518 – 188.302  =  7.216.

Maka, dari data dan fakta ini jumlah tes Covid-19 pada tanggal 27 Mei 2020 yang mencapai target, kalau targetnya spesimen, adalah jumlah SPESIMEN yaitu 14.313, sedangkan jumlah ORANG yang tes pada tanggal 27 Mei 2020 sebanyak 7.216.

Disebutkan lagi oleh Yuri: …. kasus baru akan bertambah apabila perintah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar, semacam lockdown parsial-pen.) tidak dilakukan. Dia juga menyayangkan terjadinya kerumunan massa di sejumlah titik beberapa hari terakhir.

Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar karena jumlah kasus baru hasil tes Covid-19 juga dipengaruhi oleh jumlah ORANG yang jalani tes setiap hari. Pada bulan Mei 2020, misalnya, jumlah ORANG yang tes Covid-19 berkisar antara 2.562 (terkecil) dan 8.595 (terbanyak).

Dok Pribadi

Persentase positif hasil tes Covid-19 dari ORANG yang jalani tes Covid-19 dari tanggal 1 Mei 2020 sampai 27 Mei 2020 adalah 5,96 persen (terendah) dan 19,36 persen (tertinggi). Dengan jumlah ORANG yang tes Covid-19 sebanyak 123.167 dengan hasil positif Covid-19 sebanyak 13.733, maka rata-rata hasil tes positif Covid-19 dari tanggal 1 Mei 2020 sampai 27 Mei 2020 adalah 11,15 persen.

Jika target pemerintah dijalankan yaitu 10.000 ORANG tes setiap hari dari tanggal 1 Mei 2020 sampai 27 Mei 2020, maka ada 270.000 ORANG yang tes Covid-19. Jika dipakai patokan rata-rata 11,15 persen, maka hasil positif tes Covid-19 dari tanggal 1 Mei 2020 sampai 27 Mei 2020 adalah sebanyak 30.104,74.

2. Proporsi Tes Covid-19 per 1 Juta Populasi di Indonesia Sangat Rendah

Disebutkan pula dalam berita: “Sampai dengan hari ini spesimen yang telah kita periksa sebanyak 202.936 spesimen,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), dalam siaran langsung lewat kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (19/5).

Celakanya, Yuri tidak menyebutkan jumlah orang yang jalani tes Covid-19 setiap hari sejak tanggal 2 Maret 2020. Berita ini dan penjelasan Yuri bisa disebut sebagai penggiringan opini publik yang bisa menyesatkan karena tidak akurat dan tidak pula objektif.

Ada lagi pernyataan dalam berita detikNews ini yang tidak akurat: Pada Selasa (18/5), jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 190.660 spesimen. Dengan demikian, ada 12.276 spesimen baru yang berhasil dites Corona dalam sehari.

Di kalender tanggal 18/5 itu hari Senin. Jumlah SPESIMEN sebanyak 190.660 benar jumlah akumulasi pada tanggal 18 Mei 2020 tapi pada hari Senin bukan hari Selasa.

Ketika vaksin belum ada, seperti pada virus corona (Covid-19), langkah yang efektif adalah menjalankan tes swab dengan metode PCR yang masif dengan sistematis berskala nasional. Celakanya, proporsi tes Covid-19 per 1 juta populasi di Indonesia sangat rendah hanya dalam tiga digit yaitu 721. Angka ini dari pembagian kumulatif jumlah ORANG yang tes Covid-19 sejak tanggal 2 Maret 2020 — 27 Mei 2020 sebanyak 195.518 dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 sebanyak 271.066.000.

Tanpa meningkatkan jumlah ORANG yang dites Covid-19 dan melakukan tracing yang masif, maka penyebaran virus corona di Indonesia akan kalah cepat dengan tes Covid-19 sehingga bisa sampai pada ‘ledakan corona’ (Kompasiana, 28 Mei 2020). *

Tinggalkan Balasan