Keliling Negeri Brunei Untuk Memburu Pizza

Wisata79 Dilihat

Suasana menyambut Sukan SEA ke XX pada Agustus 1999 sedang maraknya di Bandar Seri Begawan. Selain banyak gerai yang menjual cendera mata, ada juga beberapa stand sponsor yang memberikan kuis berhadiah.

Secara tidak sengaja, Saya berhasil menjawab tepat pertanyaan tentang kota mana yang menjadi tuan rumah SEAP Games yang pertama, yang digelar di Bangkok pada 1959.

Dan hadiahnya adalah sepucuk voucher untuk makan Pizza yang pas untuk 5 orang yaitu anggota geng kita.  Asyiknya yang menjadi sponsor adalah sebuah gerai Pizza yang sudah terkenal namun lokasinya bukan di Bandar Seri Begawan, melainkan lumayan jauh di Kuala Belait, di ujung barat negeri Brunei.

Untungnya di akhir pekan kita mempunyai pinjaman mobil Mazda milik teman di Brunei. Sebuah mobil yang sering kita bawa kemana-mana menjelajah kota dan negeri selama tinggal sementara di Brunei Darussalam.

“Sekalian kita berkunjung ke Tutong, Seria dan Kuala Belait”, komen salah seorang teman. Kebetulan dia yang biasa menjadi sopir kalau kita jalan-jalan.

Akhirnya, sekitar jam 10 pagi kita pun siap meninggalkan Bandar dan langsung meluncur ke utara menuju Lebuh Raya Muara Tutong langsung menuju ke Seria.  Dalam perjalanan kita melewati beberapa tempat menarik seperti Taman Hutan Raya Sungai Liang.

Tujuan kami di Seria adalah sebuah monument yang sangat terkenal di Brunei yang menjadi ikon Brunei sebagai negri minyak.

Nama monumen ini adalah “Billionth Barrel Monument” yang jaraknya sekitar 100 km dari Bandar Seri Begawan. Hari sudah menjelang sinag ketika kami sampai di monumen ini. Suasana sangat sepi dan tidak ada seorang pun disana. Perjalanan di Brunei memang  menyajikan suasana yang sepi, tenang dan menyejukkan hati.

Monumen ini konon dibangun oleh Brunei Shell Petroluem untuk memperingati produksi minyak yang ke satu milyar barrel pada 1991 di ladang minyak Seria yang terletak di tepi pantai. Di lokasi inilah pertama kali ditemukan minyak bumi pada 1929 yang selanjutya memberika kemakmuran untuk kesultanan mini di Kalimantan Utara ini.

Monumen ini berbentuk 5 buah pipa yang melengkung dan bertemu di puncak dalam bentuk  Lambang Negara Brunei yang berlapisan emas.  Emas memang selalu ada dimana-mana di negeri ini.  Monumen yang sepi ini menjadi saksi kejayaan dan sejarah eksplorasi minyak di Brunei.

Kami hanya mampir sebentar di monumen ini. Cukup mengambil beberapa foto untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke barat menuju Kuala Belait.  Perjalanan ke Belait tidak jauh lagi , hanya sekitar 20 menit saja. Akhirnya kita pun sampai di pusat kota Kuala Belait, kota terbesar kedua di Brunei Darussalam yang juga sangat lengang dan sepi.

Kami segera mampir ke gerai pizza dan menukar voucger untuk dinikmati sebagai makan siang yang tidak bikin kenyang.  Namun perjalanan ke unjung barat negri Brunei yang  kalau diteruskan akan sampai ke Serawak alias kota Miri .  Kota Miri sendiri berjarak kurang dari satu jam perjalanan dari Kuala Belait.

Setelah makan siang, kami sempatkan waktu sebentar putar-putar di kota KB (Kuala Belait) dan kemudian sempat mampir ke sebuah masjid untuk salat.  Setelah itu perjalanan kembali dilanjutkan untuk kembali ke Bandar Seri Begawan dan juga sejenak mampir di beberapa tempat termasuk kota Tutong.

Negara Brunei terdiri dari 4 Daerah, yaitu Brunei Muara dimana terdapat ibu kota Bandara Seri Begawan, kemudian Tutong, Belait , dan Temburong.  Di sebut daerah yang kalau di Indonesia mungkin setingkat propinsi.

Perjalanan sehari tadi bolehlah dibilang suatu perjalanan yang melintas sebagian besar negri Brunei, kecuali Daerah Temburong yang memang letaknya bersembunyi di sebelah timur dimana untuk masuk ke Temburong kita harus menyusuri sungai atau melewati Malaysia (Serawak) dan kemudian masuk lagi ke Brunei.

Brunei 1999

Tinggalkan Balasan