OBAT  LAPAR

Kuliner0 Dilihat

OBAT  LAPAR

Catatan Kuliner Thamrin Dahlan

Obat Lapar ? hahahahaha.  Bisa saja penjual makanan dipinggir Jalan Raya Bogor kawasan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur.   Tepatnya lokasi Kedai Bang Taufik ini diseberang jalan pintu masuk Pasar Induk.  Awak hari itu, Kamis, 14 November 2019 kebetulan lewat setelah mengurus Surat Keterangan Ahli Waris di kantor  Kelurahan Rambutan.

Jam tangan menunjukkan pukul 08.30,  berjalan perlahan ditortoar menuju warung Padang Induk Raya langganan di Gang Said.  Niat ingin sarapan dulu sebelum melanjutkan pekerjaan ke 2 hari itu yaitu Rapat Pengurus Purnawairawan Kesehatan Polri di Rumah Sakit Polri Kramatjati.  Tetiba saja melewati warung pinggir jalan ber tulisan Obat Lapar di etalase gerobak dagangan.

Sebenarnya sudah terlewat namun terpikir boleh juga nih dijadikan inspirasi menulis bersebab merek dagang unik Obat Lapar.  Jadilah awak balek kanan dan disapa duluan oleh seorang pria tambun.   “Silahkan Pak, ada pilihan nasi uduk lauk gulai rendang, telor atau rica rica.” Oh nasi uduk rupanya”. Maka pilihan sarapan pagi itu nasi uduk  lauk rica rica daging ayam.

Sembari ngobrol dengan Bang Taufik asli anak Betawi awak melengkapi  menu hari itu dengan kopi hitam cak kapal api nan diseduh air panas.  Betapa nikmat makan dipingir jalan melihat kendaraan lalu lalang. Mulailah jiwa jurnalis itu bergelegak melalui tanya sana tanya sini.  Anak Betwi asli ini sungguh ramah bisa jadi sikapnya sesuai dengan gestur bahwa setiap orang gemuk ramah tamah adanya.

Ternyata jualan baru 2 bulan.  Sebelumnya toko disewakan atau dikontrak pedagang material bahan banguanan. Sambil meunggu  mitra kontrak Bang Taufik menggagas dagang Nasi Uduk dan Bir Pletok.  Cerdas jugadi Abang berjenggot ini. Dia  tidak mempromosikan daganganya  dengan nama Nasi Uduk Betawi, tetapiu malah memakai huruf besar semua tertulis Obat Lapar.

“Eye Catching Pak”

Enak dipandang itulah Justifikasi atawa pembenaran pedagang nasi uduk pinggir jalan.  Terus terang awak jadi salah satu  “korban” dari nama dagang itu. Kalau saja tulis Nasi Uduk Betawi didaerah ini ada puluhan pedagang kuliner yang sama.  Oleh sebab itu kilah Bang Taufik kenapa tidak tampil beda.  Teringat pelajaran ekonomi bahwa dalam berdagang ada Price, Place dan Promosi.

BIsa jadi inilah yang diterapkan alumni pesantren dalam berniaga.  Tentu saja cara niaga Ralulullah Nabi Muhammad SAW menjadi pegangan utama yaitu jujur dan ikhlas tidak mencari untung tetapi menggapai berkah.  Boleh juga pencocokan cara berdaganag dari pedagnag negeri jiran bahwa yang penting laris walau untung sedikit sedikit saja.

Selain rasa yang wajib enak dan cocok sesuai selera serta bersih, prinsip lain yang wajib diterapkan ketika memilih profesi saudagar yaitu mencari pelanggan.   Pembeli atau pelanggan adalah raja, wajib dilayani sekelas baginda.   Sikap ramah tamah, supel, senyum sapa salam merupakan tata cara spesial sehingga para pembeli merasa  nyaman.  Artinya ketika dia mendapat pelayanan prima maka insha Allah pembeli tersebut akan datang lagi.

Tegas ya Bang Taufik, bukan mencari untung tetapi mencari pelanggan.  Boleh juga dicontoh.  Bada subuh kedai Obat Lapar sudah melayani pelanggan.  Pelanggan pertama adalah sopir sopir  mikrolet jurusan Pasar Induk – Kampong Melayu. Kini mikrolet itu tidak lagi membawa penumpang orang namun sudah beralih di carter / disewa pedangang  sayursayuran,  buah buahan dan sembako lainnya.

Pembeli terus berdatangan. tetiba seiring awak selesai menikmati nasi uduk Bang Taufik menggeser gerobaknya masuk kedalam.  Oh rupanya sudah habis.  Luar biasa laris sehingga seorang pemotor tampak kecewa karena pagi hari itu tak kebagian obat lapar. Di gerobak tertulis pula kosa kata Drive Thru. Ahai anak betawi ini memang orang sekolahan rupanya.  Diapun melayani para pemobil yang singgah sejenak 3 menit tidak turun dari mobil dan nasi uduk obat lapar sudah bisa dibawa,

Nah bertambah lagi daftar langganan awak terkait  kuliner. Jadilah pelanggan dalam janji dalam hati satu saat akan kembali.  Pasalnya nasi uduk memang banyak tetapi nasi uduk Obat Lapar memiliki nilai tambah karena dikelola secara profesional pada skala  kedai dipinggir jalan.

Oh Ya harga nasi uduk plus lauk hanya Rp.10.000,- Murah dan Enak.Sebelum berangkat meneruskan perjalanan, awak ditawarkan minum khas Betawi berlabel Bir Pletok.  Ok ini tulisan selanjutnya yang juga milik Keluarga Besar Bang Taufik

 

Salam Literasi

BHP. 141102

YPTD

Tinggalkan Balasan