SERPIHAN CERMIN RETAK 24 Tung Widut Tak hanya serangkaian kata sepanjang itu. Tapi ada juga wejangan ala jawa dan tutunan akidah yang di sampaikan. Haji Muawar meyakinkan kepada Yuandra kalau Selengkapnya
PERCINTAAN
SERPIHAN CERMIN RETAK 23
SERPIHAN CERMIN RETAK 23 Tung Widut “Saya mohon ijin untuk mencitai Yuandra. Menjadikan dia istriku,”lanjunya. Yuandra benar-benar terperanjat mendengarkan. Dia sangat gemetar. Apalagi melihat wajah tante Lindri yang kelihatan masih Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 22
SERPIHAN CERMIN RETAK 22 Tung Widut “Ma, jangan keras-keras. Kita bicarakan di kamar. Nggak enak kalau dia mendengar,” ajak pak Carlos. Tante Lindri tak mengindahkan ajakan pak Carlos. Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 21
SERPIHAN CERMIN RETAK 21 Tung Widut Pak Carlos yang terbangun segera terperanjat. Tangan kanannya diletakan di bibir. Memberi kode pada sang ibu untuk diam. Lalu keduanya ke luar lamar. “Semalam Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 20
SERPIHAN CERMIN RETAK 20 Tung Widut “Lihatlah semuanya masih seperti saat kamu tinggalkan dulu, tak ada yang berubah. Aku tak pernah masuk lagi. Apalagi membersihkannya,” kata pak Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 19
SERPIHAN CERMIN RETAK 19 Tung Widut “Kau belum tidur?” suara itu sangat mengagetkan Yuandra. Dia segera membalikkan badan. Seorang laki-laki sudah berada berdiri di belakangnya. Segera dia mengusap air matanya. Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 18
SERPIHAN CERMIN RETAK 18 Tung Widut “Yuan, Yuan,” panggil tante Lindri. Yuandra pun tak mendengar panggilan tante Lindri.. Pandangannya tetap. Memandang laut di jauh sana. Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 17
SERPIHAN CERMIN RETAK 17 Tung Widut Setelah memasuki rumah mengucapkan salam pada ibunya. Pak Carlos berjabatan tangan dan memeluk ibunya, seperti biasanya saatnya pulang bekerja. “Kamu masih seperti dulu saja, Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 16
SERPIHAN CERMIN RETAK 16 Tung Widut “Senang rasanya kalau nak Yuandra bersedia tinggal di sini. Bisa menemani tante di rumah saat Carlos bekerja,” ucapnya dengan senyum mengembang penuh Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 14
SERPIHAN CERMIN RETAK 14 Tung Widut “Apapun alasannya, kamu harus selalu menemani. Sekarang kamu balik ke rumah sakit. Aku yang mengantarkan orderan,” tangan Pak Carlos mencabut kunci sepeda Selengkapnya
- 1
- 2
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.