Serpihan Kenangan Bersama Emak di Masjid An Nuur

Islam, KMAB30 Dilihat

 

Lantai kayu masjid An Nuur(dokpri)

 

Kenangan tentang Emak ketika mencoba melawan penyakit kanker payudara, membuka lembaran cerita menyinggahi tempat ini, sebuah masjid yang berada di sekitar hotel Chrysanta dan juga Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Emak tetap bersemangat meski ” teror” kanker telah menyergap kekuatannya. Masjid An Nuur menjadi titik awal menuju antrian pasien yang mengular meski waktu shubuh dalam dekapan dinginnya udara Bandung. Inilah kisah sejumput waktu di Bandung bersama Emak.

Menikmati khidmatnya berada di masjid An Nuur yang berada diantara bangunan art deco Bio Farma, sebelum memasuki masjid kita memasuki pintu namun bukan pintu utama, ada rak rak penitipan sendal, tempat wudhlu pria ada di bagian basement yang dihubungkan dengan tangga.

Setelah wudhlu kita akan menaiki anak tangga lagi untuk menuju ruang utama masjid, satu hal yang pasti ketika kita kali pertama mengunjungi masjid ini, suasana terasa adem, sisi kanan dan kiri dinding masjid terpasang kaca sehingga pencahayaan ruangan masjid lebih optimal meski tidak menggunakan lampu.

 

 Teras depan masjid dengan anak tangga menuju ruang utama(dokpri)

 

Ada pohon kurma artifisial sebagai penghias interior masjid, di bagian dinding depan tertempel kaligrafi yang memadukan warna putih dan hijau, ruangan untuk imam dan juga mimbar untuk khatib di dominasi panel kayu berwarna coklat, ada juga jam peraga lima waktu sholat, bila kita menaiki anak tangga menuju lantai satu maka terdapat ruang tambahan yang berfungsi untuk menampung jumlah jamaah yang tak bisa muat di ruang utama masjid.

 

Namun yang menjadi pusat perhatian Penulis adalah lantai masjid yang terbuat dari kayu, kesan klasik terasa di masjid ini, sepanjang mata memandang warna coklat mendominasi lantai masjid, ada beberapa tiang  kayu yang tertancap di dinding masjid dan Penulis kurang tahu fungsinya untuk apa. Jika kita memasuki ruang utama masjid An Nuur serasa berada dalam suasana tempo dulu dengan lantai kayunya yang ciamik.

Di bagian depan masjid terpampang jadwal khotib dan imam untuk sholat Jum’at selama setahun penuh, tertempel juga prasasti dari granit berwarna hitam yang menyatakan Gedung Publik I PT Bio Farma(Persero) diresmikan penggunaannya pada tanggal 27 April 2012 oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama.

Dari arah depan masjid kita dapat melihat pemandangan rumput yang menghijau dan  juga bangunan gedung Bio Farma. Di sekitaran masjid An Nuur dari sisi tempat wudhlu perempuan, tersedia ATM sehingga para jamaah pun bisa mengunakan untuk transaksi perbankan.

 

Kembali ke masjid An Nuur di waktu Isya, suasana masjid yang bermandikan cahaya, ternyata tiang kayu yang tertancap di lantai masjid itu adalah mempunyai fungsi sebagai lampu hias sehingga suasana masjid terlihat keren dengan tata lampunya. Satu hal yang unik dari masjid An Nuur selain mempunyai lantai kayu nan klasik itu.

Adanya  QR yang tertempel di kaca depan masjid, jadi kalau kita ingin menginfakan atau berdonasi cukup klik menu Qr dan snap Qr, lalu masukan nominal donasi dan konfirmasi serta masukan PIN, setelah itu infaq kita maupun donasi pun beres.

Praktis banget dan ini untuk aplikasi Link. Secara umum Penulis suka banget saat berada di masjid An Nuur ini, suasana kota Bandung yang sejuk dan atmosfir masjid An Nuur yang adem membuat betah berada berlama lama di masjid ini, pokoknya jempol deh untuk masjid An Nuur Bio Farma.

Mau tahu tentang perjalanan Penulis berada di masjid masjid? Terus saja ikuti syahdunya mengunjungi masjid masjid di seluruh Nusantara, dari sinilah kita temukan sisi unik sebuah masjid, karena sejatinya masjid bukan melulu untuk tempat ibadah.

Namun lebih dari sekedar hal tersebut, masjid berfungsi mempererat tali silahturahmi sesama kaum muslimin, dari masjidlah peradaban ummat di bangun dan kejayaan Islam akan terjadi satu ketika, yuk kita ke masjid.

Tinggalkan Balasan