Mental Seorang Penulis

Fiksiana, Gaya Hidup58 Dilihat

 

 

 

Pada pertengahan Januari lalu, saya pernah mengikuti pelatihan menulis yang dimotori oleh Om Jay bersama PGRI yang membahas mengenai “Mental Seorang Penulis”. Yang mana pemateri kala itu adalah Ibu Ditta Widya Utami ( www.dittawidyautami.blogspot.com ) yang tulisanya sudah banyak menginspirasi para peserta.

Dalam pemaparannya, beliau mengungkapkan 5 mental seorang penulis yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Baik itu penulis pemula, maupun penulis handal sekalipun. Berikut saya paparkan 5 mental seorang penulis:

1. Siap Konsisten

Jika kita sudah memutuskan untuk meningkatkan skill dalam menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis merupakan sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata. Bukan hanya sebuah angan tapi tanpa realisasi. Menulis bisa kita lakukan di mana saja dan kapan saja, juga media atau platform yang kini sudah banyak kita temui.

Seperti yang saya lakukan, selain menulis dalam blog saya pribadi, saya juga bergabung dalam salah satu platform novel digital. Mengapa saya memilih novel digital sebagai ajang untuk saya melatih konsistensi saya dalam menulis? Karena, dalam platform tersebut menentut kita untuk terus update setiap harinya. Itu pun jika kita ingin mendapatkan penghasilan. Namun bagi saya bukanlah penghasilan tujuan utamanya, akan tetapi melatih konsistensi saya dalam menulis.

Ingat pesan Om Jay dalam tulisanya. “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.”

2. Siap Dikritik

Apapun yang kita tulis, terutama kita tulis di ruang publik (media sosial), maka itu sudah menjadi konsumsi publik. Yang mana artinya kita siap kapanpun menerima setiap kritik dan saran dari para pembaca. Dengan adanya masukan atau kritikan yang ditujukan pada tulisan kita, maka kita bisa mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam tulisan kita. Karena, apa yang menurut kita benar, belum tentu menurut orang lain. Dan kita harus siap menerima semua kritikan itu.

3. Siap Belajar

Jika kita sudah konsisten dalam menulis dan sudah siap menerima kritikan, maka selanjutnya kita harus siap untuk belajar. Belajar sangatlah penting bagi seorang penulis, hal itu dapat menambah wawasan dan pustaka dalam meningkatkan kwalitas tulisannya.

4. Siap Ditolak

Bagi kita yang menginginkan naskah tulisan kita diterbitkan oleh sebuah penerbit, maka kita harus siap di tolak. Apakah saat naskah kita ditolak lantas menurunkan semangat kita dalam menulis? Tidak perlu. Karena saat ini sudah banyak penerbit Indie yang siap menerbitkan buku kita dan tentunya dengan harga yang relatif berbeda. Jika pada penerbit mayor kita tidak perlu mengeluarkan biaya, namun pada penerbit Indie maka kita harus mengeluarkan dana sendiri. Namun semua itu tidaklah mahal, karena banyak penerbit Indie yang sangat bersahabat dalam menentukan harga.

5. Siap Menjadi Unik

Jadi unik di sini maksudnya adalah kita siap menjadi diri kita sendiri. Artinya, kita harus memiliki gaya penulisan sendiri. Kita tidak harus meniru bagaimana gaya tulisan para penulis hebat. Tetapi kita yakin dengan gaya tulisan kita. Maka keunikan itu lah yang nantinya akan menjadi ciri khas tulisan kita.

Nah, itulah mental seorang penulis yang saya dapatkan dari Ibu Ditta, semoga dapat menginspirasi teman-teman semua dalam berkarya. Karena sejatinya setiap manusia memiliki kemampuan masing-masing. Dan bagi seorang pendidik, menulis merupakan kemampuan yang sudah melekat dalam dirinya. Hanya saja mau atau tidak.

 

Tulisan ini diikut sertakan dalam perlombaan menulis di blog setiap hari

Tanjung Bungsu, 03 Februari 2021

Nama          : Tri Sutrisno, S.Pd

NPA             : 31050500265

Tinggalkan Balasan