Gunung Nona, nama yang tidak asing, familiar bagi semua orang saat mendengarnya sepintas lalu. Ini bukanlah sebuah istilah ataupun sebuah guyonan. Gunung Nona, sesuai namanya adalah nama sebuah gunung yang terletak di Desa Bamba Puang, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam bahasa lokal masyarakat sekitar, Gunung Nona lebih populer dengan sebutan Buntu Kabobong. Disebut demikian karena gunung ini memiliki tampilan yang menyerupai kelamin perempuan.
Hari ini saya menyempatkan diri menikmati kendahan pesona Gunung Nona. Sekitar pukul 5 sore, saya bersama rekan Yusak Yokoyama melepas penat dari perjalanan kami. Suasana Kamis sore yang cerah memberikan suasana sempurna untuk menikmati keindahan Gunung Nona. Dengan mengambil posisi dari salah satu warung makan di Bamba Puang, kami memandang ke arah Gunung Nona. Beberapa kali jepretan kamera handphone kami mengabadikannya.
Sore ini, awan tebal mulai menutupi puncak Gunung Nona, namun itu justru menambah pesona magis menakjubkan. Seolah-olah Gunung Nona akan mengamankan dirinya dari pandangan khalayak ramai. Jauh di sisi kiri dan kanan Gunung Nona, nampak atap-atap seng menandakan adanya aktifitas manusia di sana. Tampak dari kejauhan, lahan-lahan mungil untuk tanaman bawang merah, wortel, daun bawang hingga kol menghiasi sekitar Gunung Nona. Sementara di bawahnya menjuntai aliran sungai Mata Allo yang mengalir dari Tana Toraja. Tampak pula dua jalan dengan rabat beton menuju dua perkampungan di sisi selatan Gunung Nona.
Tak puas rasanya meninggalkan tempat ini tanpa meninggalkan jejak wajah kami. Rasa penat perjalanan jauh terobati oleh pesonanya. Bagi siapapun yang menempuh perjalanan darat dari Makassar menuju Tana Toraja, jangan lupa berhenti sejenak di Bamba Puang untuk menikmati pesona Gunung Nona.