Akhir Perjalanan

AKHIR PERJALANAN

Kita semua masih dalam perjalanan menuju ketempat yang sama. Masing-masing dari arah dan cara yang berbeda. Semua menuju Sang Khalik, namun ada juga yang berjalan tidak tahu kemana arah tujuan.

Meski pun demikian akan sampai pada tujuan yang sama. Menemui Sang Pencipta dengan segala amal perbuatan. DIA tidak pernah memilih siapa yang akan bertemu dengannya. Namun yang membedakan antara satu dengan yang lain hanya Ketaqwaan.

Ada yang hanya berjalan dengan memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, tanpa sedikitpun memikirkan seperti apa diujung perjalanan. Namun Allah memberikan petunjuk jalan yang di ridhoinya, dituntun berada dijalannya. Sehingga Allah mempertemukan dengan dirinya dalam keadaan Husnul khotimah.

Ada yang begitu mudah bertemu dengan Allah dengan tidak diduga-duga. Namun ada juga yang bersusah payah ingin bertemu Allah, tapi tidak mendapat petunjuk jalan-Nya. Sehingga tersesat dijalan yang bukan di ridhoinya. Bertemu dengan Allah dalam keadaan Su’ul Khotimah.

Akhir perjalanan yang baik, yang dicita-citakan setiap Insan Kamil adalah Husnul Khotimah. Untuk mencapai ini semua berupaya untuk mendapatkan Ridho dan Rahmat-Nya. Karena memang hanya Rahmat Allah manusia bisa mendapatkannya.

Mungkin semua awak kapal selama Nanggala 402, tidak pernah terpikirkan akan wafat sebagai syuhada. Namun tanggung jawab pekerjaan yang mereka emban, adalah seperti mewakafkan nyawa untuk pengabdian yang mulia.

Sekarang mereka sudah menjadi syuhada, yang mempertaruhkan nyawanya di jalan Allah.

Begitu banyak doa yang mengalir untuk mengiringi kepergian mereka, baik dari yang kenal, maupun yang tidak mengenal mereka. Itulah kemanusiaan, yang tidak dibatasi, dan disekat oleh apa pun. Hanya karena rasa empati dan kasih sayang atas sesama, sehingga kita semua larut dalam kesedihan.

Seperti apa akhir perjalanan kita, kitalah yang memilihnya. Meskipun tetap Allah yang menjadi penentunya. Setidaknya kita senantiasa berada dijalan yang di ridhoinya, karena hanya itulah sebaik-baiknya jalan untuk bertemu dengan-Nya. Semoga kita dipertemukan dengan Allah dalam keadaan Husnul khotimah, bukan Su’ul Khotimah.

Sebuah kenangan yang saya tuliskan kemarin saat belum ada kepastian, tentang keadaan awak Nanggala;

DUKA NANGGALA

Mereka yang mewakafkan nyawanya pada tugas negara dan bangsa adalah para syuhada. Kalau pun kematian yang dihadapi dalam tugas yang mulia, kematian yang tidak sia-sia.

Kita tidak pernah tahu rahasia Allah seperti apa di balik peristiwa yang sedang di hadapi. Hidup dan kematian manusia adalah rahasia Allah. Awak kapal selam Nanggala sudah berjuang untuk keselamatan mereka.

Nanggala hanyalah perantara antara hidup dan kematian. Segala sesuatu yang belum waktunya bagai sebuah keajaiban yang tidak mampu kita cerna. Begitu pula sebaliknya, kalau sudah waktunya, tidak ada penghalang bagi-Nya.

Doa keselamatan wajib kita panjatkan, hanya itu ikhtiar yang bisa kita lakukan. Berharap mukjizat itu datang atas kehendak dan kekuasaan-Nya. Semua pasti berduka, sebaliknya duka pun bisa menjadi suka cita jika keajaiban itu tiba.

Jakarta, April 2021

Tinggalkan Balasan

6 komentar

  1. Semoga kita diberi umur panjang yang membawa manfaat untuk sesama mendapat pelita penerang hati menuju yang hakiki. Dan semoga mereka yang sudah mendahului kita menjadi syuhada menuju ke surgaNya