Celoteh Nyakbaye, Cerpen “Tak Selalu Bersama Tapi Ada (2)”

Cerpen, Fiksiana, KMAB124 Dilihat

“Emak bukan pesta meriah yang mensahkan kami menikah tapi ijab qabulnya.” Menetes air bening di pipi Emak yang keriput mendengar ucapan Bang Faisal saat itu.

***

Sejak subuh sampaikan ke petang, ada kegelisahaan yang besar di dadaku, menuntut bang Faisal menyebut Asma – Nya tak henti kulakukan. Ada rasa takut tapi seperti permintaan Bang Faisal untuk selalu mengingatkan dirinya biar dekat dengan sang Pencipta sehingga aku selalu mengajakknya untuk beristifar.

Bukan mendoakan dirinya untuk pergi meninggalkanku tapi sekedar menuaikan permintaanya, sudah dua hari ini selalu Asma Allah yang disebutnya, tidak lagi bisa menjadi imam dalam sholatku tapi dirinya selalu mengingatkan untuk sholat berjamah di mushola rumah sakit, sementara dirinya sholat dalam keadaan berbaring saja.

Netra kami menatap layar kaca yang menyiarkan berbagai ragam masalah Haji, sesekali aku mendengarkan dirinya bertalbiah sambil tersenyum seakan dirinya berada di ribuan jamah haji yang menunggu waktu datangnya masa Arafah yang merupakan puncak Haji.

“Tahun ini Haji  Akbar Ais, seandainya kita berangkat alangkah bertuahnya kita.” Spontak aku memadang dirinya, secepat kilat aku mengalihkan pandangan tidak mau sampai Bang Faisal melihat air benig yang sudah memenuhi kelopak netraku saat ini.

“Insyallah Bang, kita pasti akan sampai.” Ucapku lemah

“Seharusnya kita sudah berangkat tapi covet memperlambat keberangkatan kita entah bisa atau tidak abang melafazkan talbiyah di Ka’bah.” Ucap Bang Faisal lagi, sambil menyusut air mata yang keluar dari sudut netranya.

“Tidak ada yang tidak mungkin Bang, berhusnudzon kepada Allah Bang.” Ucapku bukan hanya menenangkan dirinya saja tapi juga menenangkan diriku juga.

***

Waktu berlalu, sudah tinggal dua hari lagi Idul Adha semakin sering aku melihat Bang Faisal melamun setelah menyaksikan bagaimana semaraknya ribuan orang melaksanakan serangkaian kegiatan haji sebelum puncaknya di Arapah.

Aku tidak tahu bagaimana caranya menghibur diri Bang Faisal, melihatnya melamun ada yang menusuk hatiku. Semakin sering Bang Faisal melamun ini pasti akan menurunkan lagi staminanya yang sudah turun akibat sakit yang di deritanya.

Suara takbir sudah terdengar, ada senyum tersunging di bibir kering Bang Faisal, hari ini Bang Faisal berkeras untuk puasa Arapah. Ada kegalauan tapi melihat dirinya bersemangat untuk puasa dengan janji jika tidak kuat harus berbuka tentunya.(Bersambung)

Tinggalkan Balasan