CerBung : Han! Aku Cinta Padamu (18)

Terbaru268 Dilihat

Cerita pendek bersambung (CerBung) ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda. 

BACA JUGA : Han! Aku Cinta Padamu (1).  

DELAPAN BELAS 

“Bagaimana skripsimu sudah selesai pembahasannya?” Tanyaku.

“Belum karena masih perlu beberapa referensi lagi. Tadi di perpustakaan tidak kutemukan satupun pustaka yang cocok. Mungkin aku harus browsing di internet. Bagaimana koreksian Pak Tris banyak enggak? Biasanya beliau kalau ngoreksi pasti bikin tulisan kita diobrak abrik hancur, tapi nanti hasilnya jadi bagus?”

“Lumayan banyak aku diminta memperbaiki secepatnya dan minggu depan sudah diminta Prof Soetrisno.”

“Kalau begitu laptopku kamu bawa saja. Draftku sebenarnya sudah selesai tinggal perbanyakan pustaka penunjang. Rencana seminar hasil pada Rabu depan,” kata Aini.

“Oke Aini terima kasih!” Kataku.

“Han! Aku harus ke Kampus Dramaga ada janji dengan Retno. Kalau kau tidak ada acara bagaimana kalau menemaniku ke sana?” Ajak Aini.

Retno adalah teman Aini dari fakultas lain tapi sama-sama aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Saat ini Aini adalah Sekjen HMI di Kampus. Aku juga ikut aktif di HMI tapi hanya sebagai anggota biasa bukan pengurus inti seperti Aini.

“Aini maaf, nanti jam 10 ada praktikum Kimia Dasar. Kalau aku pergi menemanimu, Alan pasti menggerutu karena dia sendirian ngurusin mahasiswa semester satu. Kau tidak keberatan kali ini aku tidak menemanimu?” Tanyaku.

Aini hanya tersenyum mengangguk. Gadis itu dengan mobil Honda Jazz warna hitam itupun meluncur perlahan dari pelataran parkir meninggalkanku sendirian.

Untuk sebuah senyumnya yang masih tersisa di pelupuk mataku maka sebaiknya harus kurenungkan dengan bijak. Aini memang cantik tapi mengapa baru kusadari sekarang?

Dia gadis yang kuakui sangat dekat denganku mungkin karena faktor Erika. Tapi setelah Erika pergi ternyata Aini tetap dekat dan selalu mendampingiku dalam kegetiran hati ini karena kepergian Erika. Sungguh aku saat itu tidak menyadari begitu perhatiannya Aini padaku.

“Han kita ini bukan siapa-siapa. Kita ini ada karena ada yang mengadakan yaitu yang Maha Ada. Tidak ada gunanya bersedih untuk seseorang yang bukan milik kita. Berfikirlah kedepan karena akhir itu lebih baik dari awal,” kata Aini suatu hari ketika aku lalui hari-hari dengan murung.

Oh Tuhan mungkinkah aku sudah menemukan cintaku yang hilang itu sekarang ada dalam diri Aini? Namun butuh perjuangan untuk mendapatkan cinta Aini. Aku tidak boleh menyerah untuk mendapatkan cintanya.

BERSAMBUNG Bab 19. 

@hensa.

Ilustrasi Foto by Pixabay.

Teman-teman bagi penggemar novel sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.

BACA JUGA Kisah Cinta Jomlo Pesantren. 

Tinggalkan Balasan

1 komentar