KMAC 36. Menjadi Guru yang Inovatif

Pendidikan, YPTD30 Dilihat

KMAC 36. Menjadi Guru yang Inovatif
Penulis : Theresia Martini, S.Ag., M.M

Sabtu, 18 Maret 2023 kembali penulis disibukkan dengan 2 bentuk kegiatan yang bertemakan Implemetasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Kedua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam waktu yang hampir bersamaan sehingga membuat penulis sedikit agak bingung.

Namun kebingungan yang penulis hadapi dapat terselesaikan dengan baik, setelah penulis mencoba membicarakannya kepada kepala sekolah selaku atasan penulis.

Kepada kepala sekolah, penulis menyampaikan kebingungan yang dialami karena harus mengikuti dua kegiatan yang dilaksanakan di dua tempat sekaligus.

Satu kegiatan dilaksanakan di satuan pendidikan dan satu kegiatan lagi di kelompok kerja guru mata pelajaran yang tergabung dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), yang menjadi tanggung jawab penulis sebagai ketua MGMP untuk tingkat provinsi.

Dua kegiatan yang di ikuti penulisan merupakan kegiatan yang sama, yaitu tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Setelah dipertimbangkan akhirnya penulisan memutuskan untuk mengambil kesempatan berbagi hari, artinya dua hari mengikuti kegiatan di sekolah dan dua hari mengikuti kegiatan di MGMP.

Hal ini terpaksa penulis lakukan agar tidak menimbulkan tanda tanya atas ketidakhadiran penulis pada masing-masing kegiatan.

Meskipun penulis sedang mengikuti kegiatan IKM, namun penulis tidak mengupas tentang tema tersebut.

Alasannya sederhana saja yaitu masih melanjutkan materi yang terkait dengan rahasia menjadi Guru Hebat, dengan mengangkat tema Menjadi Guru yang Inovatif.”

Satu pepatah yang mengaatakan bahwa, “Hari esok harus lebih baik dari hari ini,” tentu saja menjadi mimpi dan harapan setiap orng.

Demikian juga penulis, berharap bahwa hari ini merupakan hari yang lebih baik dari hari kemarin dan hari kemarin menjadi sebuah kenangan yang memberikan suatu pelajaran berharga bagi penulis.

Penyataan dari kalimat tersebut seakan memacu penulis bahwa penulis harus mampu lebih meningkatkan kemampuan diri agar lebih produktif dari hari-hari sebelumnya.

Pertanyaan pribadi kembali bermunculan dalam diri, “Apakah selama ini diriku sudah menjadi guru yang berinovasi?” Pertanyaan sederhana tapi mebuat kita seakan tertagih pada sebuah janji tentang produktifitas telah kita lakukan.

Setelah mendengarkan penjelasan narasumber yang memberikan tuntutan para guru dalam proses pemberian materi IKM, menyampaikan bahwa meningkatkan produktivitas sebagai seorang guru yang inovatif, tidak selalu identik dengan membutuhkan keterampilan berlebihan atau biaya besar.

Meningkatkan pelayanan kepada peserta didik maupun kepada orangtua peserta didik, juga dapat dikatakan sebagai bentuk produktivitas yang dapat dilakukan seorang guru.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan panduan untuk menjadi seorang guruyang inovatif dalam meningkatkan kualitas produk maupun layanan, seperti:

  1. Menentukan Tujuan dalam Berinovasi.
    Sebelum melakukan kegiatan guru hendaknya memiliki tujuan yang jelas, artinya bukan sekedar berjalan sesuai dengan rutinitas harian saja. Guru inovatif harus bisa merancang tujuan kegiatannya benar-benar bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
  1. Mulai Menciptakan Produk Inovasi.
    Dalam proses pembelajaran juga sering terjadi bahwa guru dihadapkan pada kenyataaan bahwa banyak peserta didik yang kurang atau tidak memahami materi yang diajarkan, sementara guru telah berupaya menggunakan berbagai metode ataupun model pembelajaran. Kondisi ini tentu saja akan membuat peserta didik tidak semakin pintar. Pada saat inilah guru inovatif ditantang untuk melakukan sebuah inovasi baru berkaitan dengan menciptakan model atau metode pembelajaran baru yang dapat mempermudah peserta didik memahami materi pelajaran.
  1. Menghargai Teman dalam Membangun Inovasi.
    Saat ini dalam platform Merdeka Mengajar ada tagihan bagi para guru untuk melakukan aksi nyata. Sebagai rekan guru tentu saja kita perlu mendukung mereka yang telah berupaya membangun produktivitas sebagai guru yang melakukan inovasi dengan berupaya mengembangkan potensi diri demi meningkatkan pelayanan kepada peserta didik.
  1. Berinovasi Tidak Harus Mahal.
    Melakukan sebuah karya tidak harus mempunyai fasilitas yang canggih dan biaya yang mahal. Sebagai contoh sederhana yang penulis lakukan adalah mengajak peserta didik untuk peduli lingkungan dengan melakukan menanam bunga di taman depan kelas yang mana peserta didik dibentuk kelompok kerja untuk bertanggungjawab atas satu tanaman yang mereka bawa dari rumah untuk di pelihara di sekolah. Pekerjaan merawat dengan menyiram dan melindungi tanaman pada saat pagi hari bagi peserta didik merupakan hal yang menyenangkan, karena tanaman yang berhasil tumbuh dengan baik akan diberikan tambahan nilai.

Untuk menjadi guru yang inovatif tentu saja tidak mudah, namun semua bukan berarti tidak mungkin terjadi. Sebagai guru, penulis dan rekan guru juga harus memberikan keteladanan bagi peserta didik tentang makna sebuah perjuangan dalam mengalahkan tantangan yang dihadapi.

Melakukan perubahan diri, juga merupakan bentuk tantangan yang mungkin dirasa sulit bagi kita yang enggan meninggalkan zona nyaman.

Apabila kita mampu mengalahkan tantangan tersebut dengan berbagai karya yang belum pernah dilakukan, maka secara sederhana guru tersebut telah melakukan inovasi.

. “Semoga penulis dan rekan guru lainnya takpernah bosan untuk terus berupaya berinovasi demi meningkatkan pelayanaan kepada peserta didik”

 

Pangkalpinang, 18 Maret 2023

Tinggalkan Balasan