Hikmah ‘Mengompilasi’ Tulisan di Kompasiana

Gaya Hidup, YPTD0 Dilihat

Lebih dari 2.000 tulisan saya di Kompasiana, saat ini beberapa diantaranya sudah saya kompilasikan menjadi sebuah buku, khususnya tulisan yang berada dikanal Politik. Sebuah buku yang berjudul ” Membaca Politik Citra SBY, dan Antologi Puisi Politik: Bait-bait Konstelasi,” merupakan kumpulan tulisan politik saya di Kompasiana.

Tulisan-tulisan tersebut merupakan tulisan yang saya posting antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Ada sesuatu yang bisa diambil menjadi hikmah dari mengompilasikan tulisan-tulisan di Kompasiana, yaitu kita bisa membaca kembali tulisan-tulisan tersebut, dengan demikian kita bisa melihat diri kita sendiri.

Apakah apa yang kita tulis merupakan refleksi pemikiran murni dari diri kita sendiri atau tidak? Dan apakah kita benar-benar jujur dalam menyampaikan pemikiran-pemikiran lewat tulisan? Yang lebih penting, kita bisa melihat apa yang sudah kita tuliskan tersebut ada manfaatnya atau tidak, baik bagi diri kita sendiri juga bagi orang lain.

Membaca kembali semua tulisan yang sudah dikompilasikan menjadi sebuah buku, tentu sangat berbeda dengan membacanya secara satu persatu dan terpisah-pisah, karena setalah disusun oleh editor, tulisan itu seakan lebih tertata untuk dibaca, menjadi satu kesatuan peristiwa yang disusun dan dirangkai sehinga menjadi lebih bernyawa dan semakin enak untuk dibaca.

Saya hampir tidak percaya kalau saya mampu, dan bisa membuat tulisan-tulisan seperti itu, karena memang dalam setiap menulis, saya hanya menuangkan semua perasaan yang ada dihati, dengan niat agar apa yang dituliskan bermanfaat bagi pembacanya.

Benarlah setiap tulisan itu adalah refleksi diri dari penulisnya, tutur kata dan bahasa yang dituangkan adalah cerminan pribadi penulisnya, itu kalau memang tulisan tersebut dituliskan dengan jujur dan segenap perasaan. Pesan-pesan yang baik dalam sebuah tulisan pun hendaknya menjadi pesan bagi penulisnya yang terutama, agar apa yang dituliskan pun mampu dijalankan oleh penulisnya sendiri.

Hikmah lain yang bisa dipetik dari mengompilasi tulisan di Kompasiana, selain menjadikannya sebuah buku, kita pun bisa menjadikannya sebagai bahan untuk instropeksi diri, sejauh mana kita bisa menerapkan apa yang sudah kita tuliskan.

Dengan mengompilasi tulisan di Kompasiana kita bisa mendokumentasikan catatatn peristiwa yang pernah kita tuliskan dalam sebuah buku, dan tentunya catatan tersebut pun akan menyimpan bebbagai peristiwa yang suatu saat akan menjadi sejarah yang terbukukan, dan bisa menjadi referensi sejarah dimasa yang akan datang.

Saya hampir tidak percaya kalau tulisan-tulisan yang saya coba bukukan tersebut akan menerima takdirnya, menjadi sebuah buku, karena takdir tulisan tersebut baru datang setelah 8 tahun di kompilasikan, dan baru berhasil diwujudkan sekarang, berkat bantuan Pak Thamrin Dahlan dan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan.

Alhamdulilah, sekarang tulisan-tulisan yang saya kompilasikan teraebut, wujudnya sudah berubah menjadi buku, yang bisa saya baca kembali kapan waktu pun. Seperti itulah takdir tulisan, kita tidak pernah tahu, apa yang sudah kita tuliskan akan menghasilkan manfaat apa. Biarlah tullisan mencari takdirnya sendiri.

Tinggalkan Balasan