Pagi Puasa Tung Widut Gelap masih terlihat di awang-awang Titik bercahaya tenang bercahaya Menghiasi langit hitam Tanpa angin hawa dingin terasa Jalanan terpecah suara nyanyian sahur Dengan tetabuhan sederhana bernada Selengkapnya
Penulis: Widut
Rembulan Siang
Rembulan Siang Tung Widut Langit biru memayungi hijaunya alam Semilir angin meniup dedaunan Dengan alunan desir sang dahan pun meliuk menari Seirama lagu yang membawanya melambung Menikmati indahnya sepanjang hari Selengkapnya
Mata Tak Mau Terbuka Tuk Widut Alarm berkali membangunkan sang tuan Berdering mendendangkan lagu semangat Lagu kesayangan Gawai terjaga seketika Berjoget seirama Dansa di mulai Dengan teman sejawat bergandeng Selengkapnya
Mengapa di Usia Tua
Mengapa di Usia Tua Tung Widut Setengah abad sudah perjalanan hidup Kesalahan demi kesalahan terlihat Rada menyesal pun berjatuhan Para hati tersakiti Nilai hidup sudah Selengkapnya
Kesekian Kalinya
Kesekian Kalinya Tung Widut Kegagalan sebuah tanda usaha belum sempurna “Jangan berkecil hati” kata dari bibir bijak Penghibur atau semangat Tak tahulah Kini roda Selengkapnya
Gagal Tung Widut Bersama saat terindah Menyisikhan duka yang bertahun melanda Tentang pandemi yang mengincar Was-was rasa jauh dalam hati Ketakutan yang tak beralasan Tak boleh menolak dengan memilih Selengkapnya
Pagi Menjelang
Pagi Menjelang Tung Widut Pekat malam terasa dalm sudut mata Senada alunn kentongan yang meneriakan ajakan Makan sahu bagi warga terlelap Mata lekat hilang kala Selengkapnya
Jingga Ramadhan
Jingga Ramadhan Tung Widut Setahun sudah terkekang virus angkara Berdiam berkaca siapa diri kita Yang sebenarnya memberi jalan menuju bayangan Sedekat apa raga dengan jiwa sebenarnya Dalam istana sendiri Menikmati Selengkapnya
Datangkan Rindu
Datangkan Rindu Tung Widut Cerita lama yang sudah lama pergi Panggil kembali dengan alunan musik Serentetan nafas bahagia yang dulu terangkai Kini hadir kembali Nada rindu setiap kali ada Bila Selengkapnya
Sendirian
Sendirian Tung Widut Diam tak ada teman Sari telah hilang terhisap Kepul telah usai dinikmati Tak ada kopi hangat yang menemani cerita Bungkam dalam keramaian Lalu Selengkapnya
- Sebelumnya
- 1
- …
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- …
- 91
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.