KMAC 17. Paradigma Pendidikan Masa Kini
Penulis : Theresia Martini, S.Ag., M.M
Ibarat cuaca yang begitu terik dengan sinar mentari yang panas menyengat, siapapun orangnya, pasti berharap akan segera turun suatu kesejukan untuk mengusir berbagai derita yang ditimbulkan oleh sengatan mentari yang tidak dapat di tolak.
Demikian penulis menggambarkan tentang realita problem pendidikan yang dihadapi oleh seluruh masyarakaat Indonesia saat ini, khususnya para guru dan lembaga pendidikan.
Kondisi pendidikan yang dipenuhi dengan berbagai cerita yang hadir sebagai akibat dari perkembangan zaman serta teknologi yang seakan tidak terbendung lagi sehingga memberikan dampak yang begitu signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi masa kini yang begitu signifikan.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan saat ini, antara lain:
- Kurangnya Sumber Daya:
Sistem pendidikan di banyak negara di dunia masih mengalami masalah sumber daya yang sangat terbatas, seperti kurangnya guru yang berkualitas dan infrasruktur yang buruk.
- Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi yang pesat juga mempengaruhi pendidikan dengan cara yang signifikan. Di satu sisi, teknologi telah membuka akses ke ssumber daya pembelajaran yang lebih kuas, tetapi di sisi lain juga memberikan tantangan terhadap paradigma pendidikan tradisional dan upaya mengubaah cara peserta belajar.
- Globalisasi
Globalisasi juga merupakan salah satu yang mempengaruhi pendidikan dengan begitu signifikan, terutama melalui meningkatnya persaingan global dan kebutuhan untuk mempersiapkan peserta didik dengan ketrampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam ekonomi gobal.
Selanjutnya paradigma dari predikat yang dimiliki guru juga memberikan pengaruh pendidikan saat ini. Paradigma predikat yang dimaksudkan di sini mengacu pada pandangan atau keyakinan bagaimana peserta didik belajar dan guru yang harus mengajar mereka. Beberapa paradigma dari predikat guru, diantaranya adalah:
- Paradagima Behavioristik.
Paradigma ini mengasumsikan bahwa belajar itu merupakan pengulangan dan penguatan perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut paradigma pendidikan seperti ini cenderung sering menggunakan hukuman untuk mengarahkan perilaku peserta didik.
- Paradigma Kognitif.
Paradigmaa kognitif ini mengasumsikan bahwa belajar terjadi karena merupakan sebuaah proses informasi dan konstruksi pengertahun guru. Guru yang menganut paradigma ini cenderung fokus pada pemahaman dan aplikasi konsep serta menggunakan strategi pengajaran yang aktif dan partisipatif.
- Paradigma Konstruktivis.
Paradigma ketiga ini mengasumsikan bahwa peserta didik merupakan pembangun pengetahuan untuk diri perkembangan diri mereka sendiri dengan belajar melalui interaksi dan refleksi. Guru yang menganut paraadigma ini cenderung memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih proyek mereka sendiri dan memfasilitasi mereka melalui diskusi dan kolaborasi di kelas.
Sebaik apapun atau seburuk apapun paradigma yang dibangun dan dikembangkan dalam dunia pendidikan, tetap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, masih dapat digunakan oleh guru untuk memfasilitasi pembelajaran peserta didik yang efektif dan mnyeluruh.
Semoga para guru pada masa kini, tetap dapat bersemangat dan terus berupaya menjadi sosok panutan untuk diteladani semangat juangnya dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa menyongsong masa depannya penuh semangat, dengan tas merahnya di pundak.
Pangkalpinang, 27 Februari 2023
Memang tidak ada yang sempurna di dunia, kecuali yang Maha Sempurna. Tetapi sebagai guru kita harus berusaha untuk mencapai sempurna dengan terus meng-upgrade dir dan meng-update ilmu pengetahuan kekinian.
Iya betul banget Cing, bukit kan ku daki lautpun ku seberangi … untuk menjadi guru yang yang di hati
Salut bu There tulisan yang selalu menginspirasi
Terima kasih Bu Ana, supportnya.
Salam hangat selalu BU Ana