Secangkir Kepedihan
Karya. Theresia Martini
Malam, bolehkan aku mengeluh pilu?
Matamu begitu tajam melihat deritaku
Hingga aku terdiam dan terbungkam malu
Tercampak dan tertunduk dilalap rindu
Malam, lihat bibirku yang telah membeku
Terbiar membisu tak lagi mampu berseru
Menatap kepergiannya bersama kekasih baru
Membuat diriku menangis tersedu tanpa ragu
Malam, kau tahu besarnya rasa cinta ini
Semua tertanam subur dalam sanubari
Menghiasi setiap sudut ruang rindu kumiliki
Memberi kesejukan dalam jiwa setiap hari
Malam, kesejukan itu kini telah mengering
Sapaku terbiar kedinginan dalam hening
Nada rinduku baginya tak lagi penting
Karena cintanya kini telah berpaling
Malam, kau tahu semua yang kini kurasakan
Ijin kan aku menuangkan secangkir kepedihan
Biarkan diriku meluapkan segala kesakitan
Bersama kenangan menikmati kehampaan
Pangkal Pinang, 25 Juli 2023
Malam, bolehkan aku mengeluh pilu?
Matamu begitu tajam melihat deritaku
Hingga aku terdiam dan terbungkam malu
Tercampak dan tertunduk dilalap rindu
Sungguh sangat puitis
Menyapa alam dengan begitu indahnya
Salut Bu Guru Theresia
Menyentuh kalbu
secangkir kepedihan
biarlah keteguk
kuhabiskan
agar derita ini berakhir
Terima kasih Pak Thamrin
Puisi Pak Thamrin juga Oke banget
Puisi yang indah bun
Bunda, izinkan Elok belajar dari tiap kata kata puisi bunda
Biar Elok lahap keindahan majas dan diksi
Biar Elok bisa merendahkan kata seindah puisi bunda
Bunda, maukah memberi izin Elok
Silahkan Mbak Elok