Liverpool pada dua pekan lalu baru saja meraih kemenangan ulangan putaran ketiga Piala FA atas Wolves di Molineux Stadium, Wolverhampton. Kini mereka kembali ke Black Country untuk menghadapi Srigala Wolves di Premier League. Hasilnya mereka tumbang 3 gol tanpa balas.
Wolves yang saat ini terancam degradasi berupaya untuk menggeliat dari cengkeraman jurang mengerikan tersebut. Malam itu seolah meronta menolak menyerah.
Pasukan asuhan Julen Lopetegui ini menghindari kekalahan dalam tiga dari lima pertandingan Liga Premier terakhir mereka. Malam itu mereka akhirnya berhasil menang 3-0 atas Liverpool.
Sementara itu dengan hasil ini Liverpool gagal memenangkan delapan dari sembilan pertandingan liga tandang mereka musim ini.
Catatan satu kekalahan lagi bagi pasukan Juergen Klopp sehingga Liverpool terpaku di posisi ke-10 dengan 29 poin. The Reds tertinggal jauh dari Arsenal yang tetap memimpin walaupun mereka juga kalah 0-1 dari Everton di Goodison Park.
Sebenarnya Klopp sudah mencoba memancing reaksi dari para pemainnya ketika mereka menghadapi skuad Wolves yang pernah mereka hadapi sebelumnya di ajang Piala FA.
Liverpool yang tidak memiliki darah segar karena tidak aktif sama sekali dalam bursa pemain baru setelah jendela transfer Januari yang lalu tutup, mulai bermain agresif seperti biasanya.
Pada awal-awal tampak baik-baik saja, formasi 4-3-3 yang biasa mereka terapkan berjalan dengan baik.
Hingga akhirnya dari sebuah serangan balik, winger Wolves asal Korsel, Hwang Hee-chan lolos dari kawalan Joel Matip.
Pada area penalti dia menembak bola bermaksud memberikan asis, tapi menyentuh kaki Joel Matip berbelok arah ke gawang Alisson yang terpaku.
Gol bunuh diri yang menyesakkan. Padahal hal itu tidak perlu terjadi andai saja lini belakang Liverpool berkomunikasi dengan baik.
Liverpool semakin tertekan ketika gol kedua Wolves lahir. berawal dari umpan silang Ruben Neves yang berhasil menemukan rekan setimnya di dalam kotak penalti Liverpool.
Bola berhasil di sundul Joe Gomez untuk pengamanan. Namun Max Kilman menembak bola liar itu ke arah gawang tetapi berhasil diblok Cody Gakpo.
Untuk yang kedua kalinya, kembali pemain Wolves, Craig Dawson bereaksi lebih cepat untuk menembak keras bola lepas itu menembus jala gawang Liverpool.
Dua gol cepat tersebut tersebut hanya dalam waktu 12 menit sejak laga berlangsung. Sungguh ini adalah tekanan sangat berat bagi skuad Liverpool.
Gol ketiga lahir pada babak kedua dimenit ke-70, ketika skuad Liverpool mengurung gawang Wolves untuk mengejar ketinggalan 2 gol mereka.
Kembali blunder lini belakang, Adama Traore yang baru masuk di babak kedua, berhasil menerima umpan ke arah sayap. Berlari membawa bola masuk area penalti Liverpool.
Dia mengarahkan bola kepada Ruben Neves yang datang berlari dari belakang. Gerakkannya luput dari perhatian Matip dan Gomez. Dengan mudahnya Neves meraih bola dan menceploskan ke gawang Alisson.
Kebobolan cepat bagi The Reds malam itu menunjukkan rapuhnya lini pertahanan mereka. Terutama duet bek tangah, Joel Matip dan JosepGomez belum kembali menunjukkan performa terbaik mereka.
Catatan bagi sosok Matip masih sering juga melakukan blunder di area penalti sehingga mengancam gawang sendiri yang mendapat kawalan dari Alisson Becker.
Skuad Wolves dengan pelatih baru mereka, Julen Lopetegui semakin terhindar dari zona degradasi dengan kemenangan ini.
Mereka masih memiliki beberapa pertandingan yang dapat dimenangkan. Mereka terus berusaha untuk memulai paruh kedua Premier League dengan percaya diri.
Malam itu, Juergen Klopp menerapkan formasi 4-3-3 dengan kuartet lini belakang Akexander Arnold, Joel Matip, Joe Gomez dan Andre Robertson.
Trio lini tengah bersama, Thiago Alcantara, Naby Keita dan Stefan Bajcetic. Mereka mendukung trio penyerang Mohamed Salah, Cody Gakpo dan Darwin Nunez.
Faktor yang paling besar kontribusinya atas kekalahan Liverpool di kandang Wolves ini adalah tumpulnya lini depan.
Mohamed Salah paling tidak memiliki peluang emas tiga kali, namun tembakannya melambung.
Demikian pula Darwin Nunez dua kali berhadpan langsung dengan kiper Wolves, Jose Sa. Satu kali peluang itu pada babak pertama dan satu lagi pada babak kedua.
Namun lagi-lagi peluang emas murni 24 karat itu gagal total karena Jose berhasil memblok tembakan tersebut. Nunez sejauh ini belum mampu lagi mencetak gol untuk Liverpool.
Dampak dari tumpulnya lini depan ini besar pengaruhnya secara mental bagi tim. Sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan mendasar baik di lini tengah maupun di lini belakang.
Pada musim kompetisi tahun ini merupakan hari-hari berat bagi Juergen Klopp dan skuadnya. Hampir pasti gelar Premier League praktis hilang dari genggaman The Reds.
Begitu pula dua trofi, FA Cup dan Carabao Cup sudah melayang pada pekan-pekan sebelumnya. Kini hanya tinggal gelar Liga Champions yang sudah memasuki fase 16 besar.
Liverpool berada dalam keterpurukkan yang membutuhkan mukjijat untuk bangkit. Selamat berjuang Tuan Klopp.
Salam bola @hensa.