Jejak literasi 2020 tertera dengan catatan bersejarah lahirnya buku pertama ber ISBN berkat terbit buku gratis YPTD. Bukan Sekadar Menulis. Tidak terasa YPTD (19 Agustus ) sudah satu tahun dan melahirkan banyak penulis yang mempunyai ambisi, hasrat dan kepedulian pada dunia literasi. Dunia penerbitan memang mengalami tantangan sekarang sebab era literasi digital mulai merubah gaya hidup generasi muda saat ini. Ketertarikan pada buku phisik jauh menurun, dan sekarang banyak muncul perpustakaan digital yang bisa diunduh dengan aplikasi.Dalam artikel ini sebagai penulis ingin ikut menyumbang tulisan dalam Lomba Menulis YPTD.
Namun di tengah perubahan budaya membaca YPTD hadir menjadi oase para penulis yang kesulitan menembus penerbitan mayor. Awal mulanya YPTD bahkan memberi kesempatan gratis untuk menerbitkan buku ber ISBN dan menjadi koleksi perpustakaan nasional.
Bagaimanapun bisa menerbitkan buku itu sebuah kebanggaan, sebuah prestasi dan dengan demikian semakin meyakinkan penulis untuk terus menulis, menulis, dan menulis karena akan banyak kesempatan bagi penulis buku untuk memberi kontribusi terhadap hadirnya budaya literasi yang masih sangat kurang dipahami oleh masyarakat Indonesia.
Banyak negara sudah menghasilkan penulis penulis handal, mempunyai koleksi buku yang berlipat- lipat dibandingkan dengan negara Indonesia. Masa depan penulis pun mendapat perhatian. Sedangkan Indonesia masih harus berjuang untuk mendorong semakin banyaknya penulis yang mau menerbitkan karya tulisnya baik itu artikel, cerpen, maupun novel dan karya ilmiah.
YPTD yang dimotori oleh Pak Thamrin Dahlan seorang purnawirawan Polisi yang ruang lingkupnya berhubungan dengan kesehatan masyarakat, dosen senior di Gunadarma telah mewakafkan diri membantu para pegiat literasi agar bisa menerbitkan buku. Sebab kata beliau buku adalah mahkota bagi penulis. Mempunyai buku berarti sah sebagai penulis. Para pegiat literasi akan tercatat sejarah dan memberikan kontribusi pemikiran yang bisa dibaca lewat buku yang sudah terbit.
Betapa bangganya mempunyai buku. Walaupun masih banyak kekurangan di sana- sini dalam hal susunan kata, masih banyak typo yang harus diperbaiki, keberanian menerbitkan buku tentu adalah menanamkan kepercayaan diri, membangun eksitensi diri. Dengan buku yang sudah tercatat dan dikoleksi perpustakaan nasional, otomatis penulis akan menjadi salah satu pelaku sejarah.
Tanpa buku penulis hanyalah seorang raja tanpa mahkota, seorang pujangga yang tidak mempunyai jejak karya yang bisa ditunjukkan secara nyata.
Upaya mulia YPTD ( Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan ) terus bergerak dan mewadahi penulis dengan website yang sudah menghadirkan ribuan artikel dari banyak penulis. Tulisan berasal dari wartawan, praktisi politik, nakes, dokter, guru atau tenaga kependidikan ,para pakar pengetahuan dan peneliti. Mereka dengan senang hati memberikan ilmunya untuk kemajuan bangsa dengan menerbitkan buku dari yayasan yang dihibahkan dari tekad keluarga Thamrin Dahlan, membantu para penulis untuk menerbitkan buku ber ISBN tanpa dipungut biaya.
Dengan beberapa persyaratan tertentu misalnya menulis sebanyak 10 artikel atau lebih di Website terbitbukugratis.id atau mendonasikan secara sukarela lewat BRI sukarela untuk kelangsungan kegiatan YPTD buku langsung bisa terbit. Itulah yang membuat YPTD terus bergerak menghasilkan buku – buku dari para penulis dari berbagai kalangan.Penulis menyambut baik Milad 1 tahun dengan diadakan Lomba Menulis YPTD. Tentang kebaikan dan perjuangan untuk mewujudkan mimpi para penulis.
Sebagai penulis yang kenal dengan sosok Pak Thamrin ketika aktif di Kompasiana dan Indonesiana.tempo.co, tawaran pak Thamrin tentu dengan antusias diterima. Meskipun baru satu karya dan belum sempat menerbitkan untuk buku – buku berikutnya penulis selalu antusias untuk acara yang diadakan oleh YPTD diantaranya webinar yang narasumbernya terutama dari para penulis yang pernah menerbitkan bukunya di yayasan yang akan merayakan milad 1 tahun untuk penerbitan buku dan website.
Banyak hal yang bisa dipetik, terutama keuletan dari para penulis, munculnya penulis – penulis yang berani memberi masukan terhadap kemajuan bangsa. Penulis yang bisa mengelola ketajaman pola pikir dan sumbangsih pemikiran lewat dunia literasi. Kata – kata itu ibaratnya seperti pedang. Jadi anggaplah para penulis itu adalah pendekar kata- kata.
Dengan kekuatan narasinya lewat tulisan mampu membuka wawasan banyak orang untuk menambah semangat bekerja, belajar, berjuang tanpa lelah memberi semangat pada masyarakat khususnya mereka yang senang membaca. Dengan membaca buku, mempelajari pengetahuan dari para penulis yang tergabung dalam YPTD kontribusi penulis nyata sebagai pejuang literasi, pejuang kata- kata.
Semakin banyak buku yang bisa dihasilkan akan semakin banyak kesempatan masyarakat untuk melek pengetahuan umum dan tentunya berkesempatan semakin pintar dan cerdas dalam menyikapi hidup. Dengan membaca masyarakat semakin dewasa, tidak mudah terprovokasi oleh berita hoaks, yang marak akhir – akhir ini. Mampu memilah dan memilih bacaan yang bermutu dan menyingkirkan bacaan yang bertujuan gibah, fitnah dan hanya memperkeruh suasana.
Semoga di ulang tahun yang pertama YPTD semakin banyak buku yang bisa diterbitkan semakin antusias masyarakat pegiat literasi bermetamorfosa menjadi penulis handal, menjadi pengarang yang mampu menjadi pelita bagi masyarakat yang mendambakan cerahnya kehidupan dan lepas dari kegelapan masa depan karena kurangnya pengetahuan.
Meskipun masyarakat sekarang ini masih belum banyak yang sadar akan arti pentingnya pengetahuan tetapi upaya yang tidak kenal dari pejuang literasi akan memberi hasil suatu saat nanti. Jika setiap hari lahir penulis yang mampu menginspirasi, satu tahun, dua tahun satu windu satu dekade dua dekade dan seterusnya akan muncul masyarakat maju yang akan membuat bangsa dan menjadi salah satu negara yang diperhitungkan dikancah dunia karena keakrabannya dengan dunia literasi. Jepang maju salah satunya karena masyarakatnya gemar membaca dan menyerap pengetahuan.
Jadi secara tidak langsung kontribusi YPTD nyata dalam masyarakat yang sedang berbenah saat ini. Dalam event Lomba Menulis YPTD berharap pandemi cepat berlalu hingga kesempatan untuk berkumpul, temu darat, diskusi dengan para penulis buku semakin terbuka. Selamat Ulang Tahun YPTD. Terus berjuang untuk kemajuan bangsa.