INILAH catatan singkat saya pada hari ini. Perjalanan setengah hari menyeberang laut, Karimun-Kundur, tepatnya di Tanjungbatu. Dengan sedikit terburu-buru saya pecut kijang butut, itu menuju pelabuhan Sri Tanjung Gelam Tanjungbalai Karimun. Pelabuhan ini lebih terkenal dengan sebutan Pelabuhan KPK. Singgah sebentar di SMA Negeri 2 Karimun untuk menurunkan isteri lalu saya melanjutkan menginjak padel gas mobil. Tepat pukul 06.55 saya udah sampai di pelabuhan antar pulau di Kabupaten Karimun itu. Mobil saya parkir di sekitar bank BNI –agak jauh di luar areal pelabuhan– karena khawatir di parkiran pelabuhan sudah penuh.
Saya harus terburu-buru karena jadwal kapal yang akan kami tumpangi pukul 07.10. Ketua PD IPHI, Pak Haris meminta kami yang akan ikut ke Tanjungbatu sudah harus berkumpul sebelum pukul 07.00. Kalau terlambat bakal tertinggal. Maka sedari pagi saya sudah bersiap. Isteri saya yang biasanya saya antarkan ke sekolah pukul tujuh lewat, pagi ini harus menyesuaikan waktu berangkatnya. Pukul 06.45 dia harus ikut bersama.
Pagi Kamis (08/04/2021) ini beberapa orang pengurus PD IPHI (Pengurus Daerah Ikatan Persaudaraan haji Indonesia) Kabupaten Karimun diajak oleh Ketua IPHI Kabupaten ke Tanjungbatu, memenuhi undangan PC (Pengurus Cabang) IPHI Kecamatan Kundur yang akan melaksanakan peringatan Israk-Mikraj 2021. Selain Ketua Umum (Pak Haris) ikut mendampinginya Pak Rizal Aidi, Pak Ruslan Karimun, Pak Nurmaidi dan saya sendiri.
Setelah diumumkan untuk masuk kapal, semua penumpang berangsur masuk. Pukul 07.15 kapal lepas tali dan bergerak merenangi laut Tanjungbalai Karimun menuju Urung. Saya duduk di bangku bagian belakang. Sepertinya penumpang kapal ini penuh, kata saya dalam hati. Saya mendengar masih ada penumpang yang mau masuk tapi ditolak krew kapal. “Sudah penuh,” katanya, saya dengar saat orang itu ingin masuk. “Sudah 41, ini.” Begitu katanya menambahkan. Dan penumnpang itu kembali berbalik. Tentu dia harus menunggu kapal berikutnya.
Setengah jam berjalan kapal berhenti menurunkan penumpang di pelabuhan Kampung Asam. Untuk diketahui ada beberapa pelabuhan rakyat yang disinggahi kapal ini sebelum sampai tujuan, Pelabuhan urung alias Pelabuhan Tanjung Berlian. Untuk pagi ini kapal ini berturut-turut singgah di Pelabuhan Kampung Asam, Pelabuhan Bunut dan Pelabuhan Sebele. Semuanya adalah pelabuhan rakyat setingkap desa.
Pukul 08.00 kami sudah sampai di Urung yang kini sudah bernama Tanjung Berlian itu. Perjalanan kami belum selesai. Perjalanan Balai-Tanjungbatu, Kundur dilanjutkan dengan kendaraan mobil. Beberapa orang pengurus PC IPHI Kundur sudah menunggu kami di Pelabuhan Tanjungberlian. Masing-masing dengan mobil. Kami hanya memakai dua mobil karena jumlah kami hanya lima orang. Saya lihat jam tangan saya, pukul 08.10 mobil kijang Innova Pak dr. Zulfan bergerak.
Biasanya perjalanan Urung ke Tanjungbatu perlu waktu setengah jam. Dan tepat pukul 08.35 kami sudah sampai di Tanjungbatu. Oleh Pak Dokter yang pengurus IPHI Kecamatan Kundur itu kami di bawa ke RM (Rumah Makan) Dua Putri untuk sarapan pagi. Selesai sarapan barulah menuju Balai Haji Kundur tempat akan dihelatnya peringatan Israk-Mikraj Nabi Muhammad Saw.
Sambil menunggu buya alias ustaz yang akan memberi tausiah, Drs. K. H. Abdul Wahab Sinambela, MPd kami ngobrol silaturrahim dengan beberapa orang haji-hajjah yang sudah memenuhi Gedung Balai Haji Kundur. Saya sendiri bertemu dengan banyak teman lama yang dulu bersama-sama mengajar di SMA Negeri 1 Kundur. Jadi terasa melepas rindu kenangan masa lalu. Begitu haru bertemu banyak kawan-kawan yang dulu bersama. Saya sendiri cukup lama mengabdi di Tanjungbatu. Dari tahun 1985 hingga 1994 bukanlah waktu yang singkat. Dua orang anak saya lahir di sini. Benar-benar terasa melepas rindu.
Pukul 09.25 acara Israk-Mikraj dimulai setelah rombongan Asisten I Pemda kabupaten Karimun, Pak Tang tiba bersama buya Sinambela. Singkat catatan, pukul 11.00 acara peringatan Israk-Mikraj yang diisi dengan beberapa agenda acara selain tausiah selesai sudah. Lalu seluruh hadirin dipersilakan makan siang. Selebihnya silturrahim lagi sebelum bubar untuk kembali ke rumah masing-masing. Rombongan kami dari Balai pun diantarkan ke Pelabuhan untuk kembali menyeberang via Selat Belia, Prayun.
Kurang lebih satu jam perjalanan Tanjungbatu- Prayun, kami langsung ke Pelabuhan Selat Belia untuk naik kapal. Tepat pukul 12.20 speed boat Perikanan yang kami tumpangi bergerak meninggalkan pelabuhan di ujung Pulau Kundur itu. Hanya setengah jam diperlukan untuk mengarungi laut Selat Belia ke Laut Karimun. Kami pun tiba dengan selamat di pelabuhan KPK, Tanjungbalai Karimun. Setengah hari PP (Pulang-Pergi) Balai-Tanjungbatu pun usai.***