Selamat pagi sobat,
Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Menikmati Roti Gambang.
Pagi hari ini sambil menikmati segelas teh hangat sekaligus juga menikmati roti gambang.
Sobat yang sudah lama tinggal di Jakarta, tentu tak asing lagi dengan roti gambang asli Betawi.
Saat saya kecil dulu tinggal di kompleks tentara Cijantung 2 Jakarta di tahun 60-an dan 70-an, saya kerap dibelikan orang tua saya roti gambang yang dijual oleh penjual roti pikulan hingga yang sudah dorongan. Saya tak ingat berapa untuk satu buah roti gambang dijual saat itu.
Yang saya ingat di tahun 90-an, satu buah roti gambang dijual seharga 1000 rupiah oleh penjual roti dorongan atau yang dikayuh seperti sepeda. Saya membeli roti gambang hampir setiap pagi saat saya tinggal sendiri di rumah dinas Anggota DPR/MPR di Kalibata Jakarta. Maklum ketika menjadi Wakil Rakyat saat itu, saya masih jomblo alias belum menikah.
Setelah belasan tahun tak menemukan lagi roti gambang yang dijual oleh penjual roti yang kini menggunakan sepeda motor, suatu ada penjual roti merek Tan Ek Tjoan berkeliling di Perumahan saya. Merek Tan Ek Tjoan ini juga merek yang melegenda dari sejak saya kecil. Awalnya saya membeli roti tawar yang khas dengan kulitnya yang tebal. Roti tawar kulit tebal ini juga kegemaran keluarga saya saat saya kecil dan saat saya tinggal sendiri di rumah dinas Anggota DPR/MPR di Kalibata Jakarta. Roti tawar kulit tebal iniĀ kerap saya buat sebagai roti bakar dengan dioles mentega.
Sekitar dua bulan lalu, saat saya membeli roti tawar kulit tebal dari penjual roti Tan Ek Tjoan. Saya sempat berbincang dengan si penjual roti tentang roti yang saya makan saat saya masih kecil yaitu roti gambang. Spontan si penjual roti menunjukkan roti gambang yang dijualnya. Wah pucuk dicinta ulam tiba, roti gambang ternyata dijual oleh penjual roti Tan Ek Tjoan. Tak pelak lagi, saya langsung membelinya. Satu buah roti gambang yang kini dijual dengan dibungkus plastik bermerek Tan Ek Thoan dijual seharga 7000 rupiah.
Hari hari selanjutnya, saya kerap membeli roti gambang sekaligus juga roti tawar kulit tebal dari penjual roti Tan Ek Tjoan.
Bagi sobat pembaca yang belum familiar dengan roti gambang, inilah cirinya :
Roti gambang bercita rasa manis dari gula aren dan wangi aroma kayu manis dibalut dengan tekstur keras dengan warna coklat. Kemudian taburan wijen yang penuh di punggung roti menambah rasa unik di lidah.
Adapun cara membuat roti gambang, Chef Gatot membagikan resepnya seperti dirilis oleh kompas.com (19/10/2019). Berikut cara membuatnya :
Pertama yang harus dilakukan adalah mencairkan gula aren dalam air. Kemudian campurkan dan aduk rata air gula dengan tepung, susu bubuk, bubuk kayu manis, dan garam.
Langkah kedua yang dilakukan adalah mencampurkan telur dan mentega, lalu diaduk hingga adonan mudah dibentuk.
Kemudian, potong adonan dengan bentuk bulat memanjang, pipihkan dan jangan lupa taburkan wijen di punggung roti.
Diamkan dan tutup dengan kain agar mengembang.
Langkah terakhir, panggang adonan roti gambang dalam oven bersuhu 180 derajat selama 25 menit.
Setelah ditunggu beberapa saat hingga tidak panas lagi, roti gambang siap dinikmati ..
Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :
Pergi Ke Blok M Lewat Jalan Pangeran Antasari
Di Perjalanan Melihat Sekelompok Orang Lagi Unjuk Rasa
Minum Teh Hangat Dan Makan Roti Gambang Di Pagi HariĀ
Nikmatnya Sungguh Luar Biasa
Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari
ini ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 24 September 2021