Selamat pagi sobat,
Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Wasit.
Bicara soal wasit dalam laga sepakbola selalu dikaitkan dengan kepemimpinan yang adil dan tegas.
Dalam sebuah laga yang sarat gengsi biasanya sangat membutuhkan wasit yang adil dan tegas. Namun tak selamanya hal itu terjadi terlebih apabila dalam sebuah laga terjadi hal yang kontroversial maka wasitlah yang bakal menjadi sorotan publik.
Yang banyak terjadi bila sebuah laga ketika bola sudah melewati garis gawang dan wasit tidak mensahkannya menjadi gol maka disinilah bakal timbul kontroversi yang berkepanjangan.
Demikian pula jika bola yang disepak pemain dan sudah masuk ke gawang namun wasit menganulirnya karena menganggap telah terjadi pelanggaran juga bakal menimbulkan kontroversi.
Kemudian juga bila terjadi pelanggaran di dalam kotak penalti dan wasit menghukumnya dengan tendangan penalti atau sebaliknya wasit tak menganggapnya sebagai pelanggaran maka hal itu juga bisa menimbulkan kontroversi.
Dalam sebuah laga memang peran wasit sangat vital karena bila wasit bertindak tidak adil dan tidak tegas bisa bisa menimbulkan situasi yang tidak kondusif di dalam lapangan.
Meskipun wasit didampingi oleh dua asisten wasit atau biasa disebut sebagai hakim garis namun kerap juga terjadi keputusan yang menimbulkan kontroversi seperti keputusan seorang pemain yang sudah berdiri offside atau tidak juga bisa jadi perdebatan dan menimbulkan kontroversi.
Di era modern atau di era teknologi yang berkembang pesat, wasit juga dibantu oleh alat yang disebut VAR atau Video Assistant Referee. Alat ini sangat membantu wasit bila keputusannya dianggap tidak adil atau menimbulkan protes dari salah satu pihak yang bertanding.
Sayangnya VAR ini masih belum digunakan dalam kompetisi Liga 1 maupun Liga 2 di Indonesia sehingga keputusan wasit yang keliru baru terlihat setelah laga berakhir dengan memutar kembali tayangan yang disiarkan secara langsung oleh stasiun TV.
Adanya Komisi Wasit memang bisa mengobati kekecewaan dari pihak yang dirugikan dalam sebuah laga. Sederet keputusan kontroversial yang diambil oleh sejumlah wasit yang memimpin pertandingan Liga 1 dan Liga 2 dievaluasi dalam Komisi wasit.
Dari hasil evaluasi, Komisi wasit bisa membuat keputusan berupa sanksi sesuai dengan tingkat keparahannya.
Apabila kesalahan itu masuk dalam kategori sedang, maka wasit akan diistirahatkan selama beberapa pertandingan.
Sedangkan jika kesalahannya terhitung berat, maka wasit akan diturunkan levelnya. Sebagai contoh, wasit Liga 1 akan turun kasta ke Liga 2.
Bahkan, apabila kesalahannya terhitung fatal, maka wasit yang bersangkutan berpeluang besar untuk diberhentikan dari tugasnya.
Sanksi yang akan dijatuhkan oleh Komisi wasit tersebut harus mengacu kepada regulasi FIFA, AFC, dan AFF.
Selain itu, ada dua kemungkinan yang masih harus didalami oleh Komisi wasit
Yang pertama, bila keputusan kontroversial dalam sebuah laga memang murni karena kesalahan dan kelalaian wasit di atas lapangan.
Namun, apabila kesalahan kontroversial dari wasit termasuk dalam kategori kedua, yakni munculnya indikasi pengaturan skor, maka ada hukuman tegas yang akan dijatuhkan oleh Komisi wasit.
Memang dalam memimpin sebuah laga, sebaiknya wasit harus dalam kondisi kesehatan yang baik dan prima sehingga dapat fokus dalam memimpin pertandingan selama 90 menit lebih.
Kita memang berharap wasit selalu dapat memimpin sebuah laga dengan adil dan tegas sehingga laga dapat berjalan lancar tanpa ada kejadian kontroversial yang bisa mencoreng hasil akhir dari laga tersebut.
Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :
Si Udin Suka Mangkir Dalam Tugas
Dengan Alasan Yang Dicari Cari
Jika Wasit Bertindak Adil Dan Tegas
Kejadian Kontroversial Bisa Dihindari
Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 27 November 2021